Virus Corona Tangsel
Ibu Hamil dan Menyusui Mau Vaksinasi Covid-19? Ini yang Patut Diketahui TerlebihDahulu
Ibu hamil yang terpapar virus Covid-19 kondisinya akan lebih berat jika tak mengikuti vaksinasi.
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Mohamad Yusuf
WARTAKOTALIVE.COM, CIPUTAT - Dinas Kesehatan Tangerang Selatan (Tangsel) saat ini sudah memberikan vaksin Moderna kepada masyarakat umum.
Vaksin ini bisa menjadi pilihan untuk wanita hamil juga Ibu menyusui.
Namun perlu diketahui, jika ingin vaksinasi Covid-19 para ibu hamil sebaiknya melakukan pemeriksaan terlebih dahulu ke Dokter kandungan masing-masing.
Baca juga: Mengintip Perkiraan Gaji Wakil Komisaris BRI, Posisi yang Ditinggalkan Rektor UI Ari Kuncoro
Baca juga: Ketika Oknum Satpol PP, Dishub hingga BPBD Kompak Pungli ke Sopir Truk Modus Surat Vaksin Covid-19
• PILU, Suami Istri Ini Terpaksa Jual Panci hingga Rice Cooker untuk Beli Beras Akibat Terdampak PPKM
Dokter Fitriyati Irviana yang juga PIC Vaksinator Covid 19 RS Sari Asih Ciputat menjelaskan bahwa ibu hamil terlebih dahulu harus memeriksakan usia kandungannya, juga kondisi fisik apakah memungkinkan untuk mengikuti vaksinasi Covid-19.
"Perlu diperhatikan bagi yang sedang hamil, karena kami tidak mungkin mengukur usia kehamilan disini, jadi memang harus diukur dari surat dari dokter kandungan," ungkapnya kepada Wartakota di RS Sari Asih, Ciputat, Tangsel, Selasa (24/8/2021).
Menurut riset mengenai ibu hamil yang vaksinasi, risk and benefit dari mengikuti vaksinasi Covid-19 dengan tidak mengikuti vaksinasi, lebih banyak keuntungan yang didapat dari mengikuti vaksinasi Covid-19.
Karena nantinya, ibu hamil yang terpapar virus Covid-19 kondisinya akan lebih berat jika tak mengikuti vaksinasi.
Gejala yang didapatkan juga akan lebih berat, kasusnya juga lebih banyak ketimbang orang yang sudah vaksinasi saat ini.
Dalam kondisi seperti ini, yang dipilih ialah memberikan vaksinasi Covid-19 kepada ibu yang mengandung karena nantinya keuntungannya lebih bagus untuk ibu dan janin.
Jika nantinya tetap terpapar Covid-19, ibu yang sudah di Vaksinasi Covid-19 akan lebih bertahan, tak harus sampai masuk ICU karena memang imunnya sedang turun.
"Jadi kita lebih mengambil yang ada benefitnya, lebih banyak benefit memberikan vaksinasi Covid-19 untuk ibu hamil dari pada kerugiannya," pungkasnya.
Ia juga mengkritisi sampai saat ini ibu yang menyusui dan mengikuti Vaksinasi Covid-19 tak ada yang mengeluh dan mengalami gangguan, sehingga tak ada masalah untuk ibu yang menyusui mengikuti vaksinasi Covid-19. (m30)
Syarat Vaksinasi Ibu Hamil
Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) menyebut pihaknya telah melangsungkan penyuntikan vaksin Covid-19 kepada ibu hamil.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi Surveilans Imunisasi dan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel, Abdillah.
"Ibu hamil sudah diperbolehkan untuk mendapat vaksinasi. Memang untuk idealnya tetap kalau bisa ada rekeomendasi (kesehatan-red) dari bidan atau sepesialis kandungannya lebih afdallah," katanya kepada Wartakotalive.com saat dikonfirmasi, Kota Tangsel, Selasa (24/8/2021).
Abdillah mengatakan penyuntikan vaksin kepada ibu hamil memiliki syarat tersendiri pada kesehatannya.
Menurutnya ibu hamil yang bakal melakoni penyuntikan vaksinasi dengan syarat kandungan yang telah berusia trimester ketiga atau 29 minggu lebih.
"Tapi dari pemerintah ibu hamil sudah diperbolehkan dari trimester ketiga sudah boleh dengan syarat memenuhi screening sendiri seperti itu, dan sudah disosilasikan," jelasnya.
Adapun ia memastikan peserta ibu hamil termasuk pada kategori masyarakat umum pada program penyuntikan vaksinasi covid-19.
"Kalau data ibu hamil enggak data rinci, itu masuknya kategori masyarakat umum. Sedangkan jenis vaksin boleh pakai Moderna, Pfizer, Jhonson & Jhonson boleh, Astrazeneca, Sinovac juga boleh," pungkasnya.
Update Vaksinasi
Sementara itu sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama kepada 56.986.150 (27,36%) penduduk hingga Sabtu (21/8/2021).
Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 31.210.922 (14,99%) orang.
Dikutip dari laman kemkes.go.id, rencana sasaran vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah 208.265.720 penduduk yang berumur mulai dari 12 tahun.
Baca juga: UPDATE Covid-19 Indonesia 21 Agustus 2021: 23.011 Orang Sembuh, 16.744 Pasien Baru, 1.361 Wafat
Hal ini untuk mencapai tujuan timbulnya kekebalan kelompok (herd immunity).
Karena ketersediaan jumlah vaksin Covid-19 bertahap, maka dilakukan penahapan sasaran vaksinasi.
Untuk tahap pertama, vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).
Baca juga: CATAT! Terbitkan Aturan PPKM Level 4, Anies: Pasar Buka hingga Pukul 13.00, Swalayan Sampai 20.00
Baca juga: HATI-HATI! Penggunaan Narkoba di Tengah Pandemi Meningkat 45.227 Kasus, Pengedar Manfaatkan Situasi
Baca juga: Hasil Tes PCR Tetap Positif Setelah 2 Minggu, Perlukah Tes Ulang? Berikut Penjelasan dari WHO
Yang meliputi tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Berdasarkan pendataan yang dilakukan sampai saat ini, jumlah SDM Kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 adalah 1.468.764 orang, sedangkan populasi vaksinasi sebanyak 12.552.001 orang.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 19 Agustus 2021, dikutip Wartakotalive dari laman Covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 842.647 (21.6%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 660.151 (16.9%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 457.259 (11.7%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 363.439 (9.3%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 142.434 (3.6%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 140.898 (3.6%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 125.476 (3.2%)
RIAU
Jumlah Kasus: 116.792 (3.0%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 98.897 (2.5%)
BALI
Jumlah Kasus: 98.637 (2.5%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 84.273 (2.2%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 82.738 (2.1%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 60.376 (1.5%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 55.545 (1.4%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 54.806 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 50.712 (1.3%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 43.397 (1.1%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 42.795 (1.1%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 40.875 (1.0%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 36.917 (0.9%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 32.512 (0.8%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 30.693 (0.8%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 30.226 (0.8%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 28.876 (0.7%)
ACEH
Jumlah Kasus: 28.547 (0.7%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 25.727 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 23.854 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 21.671 (0.6%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 21.574 (0.6%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 18.846 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 14.166 (0.4%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 11.284 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 10.746 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 10.462 (0.3%). (*)
(m23)