Virus Corona

Mahasiswa Unis Tangerang Cari Tempat Kos Sambut Kuliah Tatap Muka Mulai Bulan Depan

Unis Tangerang akan mulai menyelenggarakan perkuliahan tatap muka (PTM) pada bulan depan saat masih pandemi Covid-19 ini.

Penulis: AndikaPanduwinata | Editor: Intan UngalingDian
TribunTangerang.com/Andika Panduwinata
Mahasiswi Universitas Islam Syekh Yusuf mulai mencari kamar kos di sekitar kampus karena kuliah tatap muka akan diberlakukan lagi mulai bulan depan. 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Mahasiswa Universitas Islam Syekh Yusuf (Unis) Tangerang mulai mencari tempat kos baru di Kota Tangerang.

Pasalnya, Unis Tangerang akan mulai menyelenggarakan kuliah tatap muka mulai bulan depan.

Seperti seorang mahasiswa Unis Tangerang, Evi ditemani dua rekannya, Diah dan Amirah, mencari tempat kos.

Mereka mencari tempat kos di sekitar kampus Unis Tangerang di Jalan Syekh Yusuf, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang. 

Mahasiswi sesmester 7 ini mengatakan bahwa selama dua tahun ini kuliah di kampus ditiadakan diganti kuliah daring atau online.

Sebelumnya, dia kos di sekitar kampus. Namun, saat pandemi Covid-19 Kota Tangerang terjadi, dia kembali ke rumah.

Tempat kos pun dia tinggalkan.  Walaupun kamar kos itu tidak dihuninya, Evi tetap membayar full kamar kosnya.

Alasannya, barang-barangnya masih ada di kamar kos tersebut.

Baca juga: Apresiasi Mahasiswa Juara PON di Papua, UMT Beri Beasiswa 1 Tahun kepada Djanuar Rahul Rojazz

Namun, saat ini, dia ingin mencari kamar kos baru, karena kamar kos lamanya ternyata atapnya rembes ketika hujan turun.

"Kan bulan depan sudah masuk kuliah, saya mau ngekos lagi. Pindah dari kosan kemarin karena gentingnya rembes kalau hujan. Makanya lagi cari kosan baru," ujar Evi, di Unis Tangerang.

Menurutnya, dia harus kos karena bolak-balik kampus-rumah terlalu jauh.

"Rumah saya di Balaraja, kalau bolak-balik ke kampus itu jauh banget. Makanya sejak awal kuliah itu ngekos," ujarnya lagi.

Selain jauh, dia harus merogoh kocek lebih dalam jika harus ke kampung dari rumah karena harus naik angkot, bus, dan ojek.

"Makanya saya dari semester 1 itu ngekos dekat kampus," ucap mahasiswa semester 7 Unis Tangerang ini.

Begitu juga dengan mahasiswa lainnya, Khoir (21) yang kembali ke rumah untuk kuliah daring saat pandemi Covid-19.

Mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi di Unis Tangerang itu akan kembali menghuni tempat kos bulan depan.

"Sekarang balik lagi ngekos, kan bulan depan sudah masuk kuliah. Baru balik ke Tangerang lagi dari rumah di Lampung," tutur Khoir.

Dia menyewa kos seharga Rp 700.000 per bulan.

Namun ketika kuliah online, dia membawa barang-barang dari tempat kos lalu dititipkan ke rumah saudaranya.

"Kemarin selama kuliah online saya terpaksa berhenti ngekos. Barangnya dipindahin ke rumah saudara di Modernland Tangerang. Kan sayang tidak ditempati tapi harus bayar kosan," kata Khoir.

Baca juga: Para Mahasiswi Rela Bayar Kosan untuk 3 Bulan Meski Belajar Secara Online di Rumah

Kos kosong 

Selama pandemi Covid-19 ini banyak tempat kos tak terisi. Salah satunya yakni tempat kos milik Sukma (48)  di Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang ini. 

Tempat kosnya itu terdiri atas 2 lantai. Setiap lantai ada 14 kamar. Total ada 24 kamar kos.

Setiap kamar kos berukuran  3 × 3 meter, fasilitas tempat tidur, lemari dan kamar mandi dalam.

"Selama pandemi ini memang banyak yang keluar. Kamar kosong sekitar 50 persen," kata  Sukma saat ditemui di kediamannya.

"Kemarin juga ada 1 mahasiswi yang keluar tidak melanjutkan sewa kosannya," ujarnya.

Dia mengatakan, penghuni tempat kosnya kebanyakan pekerja dan mahasiswa karena lokasinya strategis di pusat Kota Tangerang.

Harga sewa di kosannya ini per bulan dikenai tarif Rp 750.000. Sebelum pandemi Covid-19, tempat kos selalu penuh terisi.

"Untuk biaya perawatan ya paling perbaiki genting atau tembok yang rusak. Dalam sebulan juga saya kasih upah ke yang jaga kosan," ujar Sukma.

"Upahnya itu tiap kamar dikasih Rp 30.000 ke yang jaga. Kalau ada yang masuk dia saya kasih Rp 50.000. Memang agak susah sekarang-sekarang karena pandemi," ujarnya.

Sukma mengaku, dia mencoba bertahan dari cobaan pandemi Covid-19 dan tidak akan menjual bisnis kosnya meskipun keadaan mendesak.

"Enggak mau saya jual walau pun sekarang lagi susah. Ya kosan ini bagi saya aset untuk keluarga," kata Sukma.

Baca juga: Mendikbudristek Minta Kampus di Wilayah PPKM Level 1-3 Segera Gelar Perkuliahan Tatap Muka Terbatas

Dijual Rp 5,9 miliar

Sementara itu, pemilik kosan Royalwood Residence di Komplek Taman Mahkota Bandara, Kota Tangerang ini berniat menjualnya Rp 5,9 miliar.

Tempat kos itu dekat dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta dengan bentuk bangunan mewah dan nyaman.

Bangunannya terdiri dari lima lantai. Akses untuk mobil pun bisa masuk ke dalam.

"Memang mau dijual dari 7 bulan lalu," kata Pipit penjaga kosan itu saat dijumpai Tribuntangerang.com, di Royalwood Residence.

Pipit merinci, rumah kos yang dijaganya ini memiliki 28 kamar. Konsumen dimanjakan dengan berbagai fasilitas.

"Ada AC, WiFi dan laundry. Kasur, lemari dan kamar mandi di dalam," tuturnya.

Dalam sebulan untuk sewa kosan ini dikenai harga sebesar Rp 1,5 juta. Belum lagi lantai atas tersedia untuk ruang santai minum kopi dan lainnya.

"Sudah banyak sih yang survei tawar kosan ini," ujar Pipit.

Pipit mengatakan, pemilik kosan ini bernama Andi tinggal di Jakarta. 

Tribuntangerang.com mencoba menghubunginya untuk menanyakan alasannya menjual kosan itu.

Namun hingga sampai saat ini masih belum ada jawaban dari pemilik kos Royalwood Residence. 
 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved