Kesehatan
Pertolongan Pertama setelah Digigit atau Dicakar Kucing Peliharaan, Kapan Harus Berobat ke Dokter?
Kucing peliharaan bisa mendadak menyerang seperti menggigit atau mencakar. Pertolongan pertama harus dilakukan agar luka tidak infeksi.
Penulis: Intan UngalingDian | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Gigitan kucing dapat membuat luka tusukan dalam yang sulit dibersihkan.
Sifat luka tersebut memungkinkan bakteri atau organisme lain terperangkap di dalam kulit sehingga menyebabkan infeksi.
Kucing juga membawa banyak bakteri di mulutnya yang dapat menyebabkan infeksi.
Apakah gigitan kucing berbahaya?
Kucing bisa menggigit ketika mereka ketakutan atau merasa terancam.
Kucing membawa berbagai patogen di dalam dan di tubuh mereka.
Dalam beberapa kasus, gigitan kucing dapat menyebabkan infeksi ringan hingga berat.
Kemungkinan infeksi dapat bervariasi berkisar antara 20-80 persen. Khususnya anak-anak, gigitan kucin bisa infeksi hingga 50 persen.
Seseorang harus memerhatikan tanda-tanda infeksi jika digigit kucing.
Baca juga: Pemkot Tangerang Gelar Vaksinasi Rabies Gratis di Mal Bale Kota
Tingkat keparahan gigitan, komplikasi berikut dapat terjadi antara lain kerusakan saraf, kerusakan pada tendon terutama di tangan.
Pecahan gigi kucing yang patah bisa tersangkut di lukanya dan bekas luka di lokasi gigitan.
Apa yang terjadi jika gigitan kucing merusak kulit?
Gigi kucing sempit dan tajam, mirip dengan jarum suntik, dan mudah menembus kulit lembut.
Ketika kucing menggigit seseorang dan membuat luka tusukan, luka ini dapat menjebak bakteri di jaringan yang lebih dalam saat permukaan luka sembuh.
Luka tusukan juga lebih sulit dibersihkan.
Hal ini dapat mengakibatkan infeksi invasif.
Infeksi apa yang bisa ditularkan kucing dari gigitan?
Penelitian telah menunjukkan bahwa gigitan kucing membawa berbagai mikroorganisme berbeda yang dapat menyebabkan infeksi.
Mikroorganisme yang dibawa dari gigitan kucing seperti Pastuerella multocidea.
Cornell University mencatat bahwa Pasteurella multocida ada 70-90 persen di kucing.
Sekitar 50-80 persen gigitan kucing menjadi cukup serius untuk memerlukan perhatian medis.
Seseorang bisa mengalami rasa sakit, bengkak, dan peradangan di sekitar luka dalam waktu 24-48 jam setelah gigitan kucing.
Studi tahun 2013 menyatakan bahwa Pasteurella multocida kerap menyebabkan selulitis dan abses.
Kasus jarang terjadi, bakteri dapat menyebar melalui aliran darah, menyebabkan sepsis. Infeksi katup jantung juga dapat terjadi.
Untuk orang dengan kondisi paru-paru yang sudah ada sebelumnya, dapat menyebabkan pneumonia, bronkopneumonia, atau infeksi pernapasan.
Antibiotik dapat mengobati sebagian besar kasus gigitan kucing.
Penyakit cakaran kucing
Selain gigitan, ada juga luka akibat cakaran kucing.
Bakteri disebut Bartonella henselae ada dalam cakaran kucing.
Seekor kucing dapat tertular infeksi melalui gigitan kutu, transfusi darah, atau berkelahi dengan kucing lain yang terinfeksi.
Sekitar 40 persen kucing memiliki infeksi Bartonella henselae.
Jika kucing menggaruk atau menggigit seseorang, atau menjilat luka terbuka pada seseorang, dia dapat menularkan bakteri tersebut kepada orang tersebut.
Diperlukan waktu sekitar 3–14 hari untuk goresan atau gigitan menunjukkan tanda-tanda infeksi.
Biasanya, penyakit cakaran kucing akan sembuh tanpa pengobatan dalam 2-4 bulan dan pengobatan tidak diperlukan.
Bagi mereka dengan gejala parah atau persisten, dokter meresepkan antibiotik.
Rabies
Rabies adalah penyakit neurologis yang menyebar melalui gigitan hewan terinfeksi.
Sebagian besar kucing peliharaan telah divaksinasi rabies. Sedangkan gigitan dari hewan peliharaan yang tidak divaksinasi atau kucing liar dapat menyebarkan rabies.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mencatat, jika seseorang mengalami gigitan kucing dari hewan tampak sehat.
Pemilik hewan harus mengurung kucing selama 10 hari dan mengamatinya selama gejala.
Jika tidak ada gejala yang muncul, orang yang digigit tidak perlu menerima profilaksis anti-rabies.
Jika kucing tampak sakit pada saat digigit atau menjadi sakit selama karantina 10 hari, maka orang tersebut harus mencari nasihat medis tentang apakah memerlukan profilaksis anti-rabies.
Seekor kucing mengalami rabies akan mengalami perubahan mendadak dalam perilakunya, di samping kelumpuhan progresif.
Kucing tampak gelisah, terengah-engah, dan menyerang hewan lain atau orang.
Hewan pengidap rabies akan mati dalam beberapa hari setelah gejala muncul.
Pertolongan pertama untuk gigitan
Johns Hopkins Medicine menyebutkan, jika seseorang mengalami gigitan dangkal dari hewan peliharaan keadaan sehat dan diimunisasi, harus mencuci luka dengan sabun dan air selama 5 menit.
Gigitan lebih dalam dari hewan apa pun, seseorang harus menekan dengan perban atau handuk bersih untuk menghentikan pendarahan.
Hindari menggosok luka karena dapat menyebabkan memar.
Keringkan luka dan tutup menggunakan pembalut steril.
Tanda-tanda infeksi
Gigitan kucing terinfeksi dapat menyebabkan gejala seperti nyeri, pembengkakan, peradangan
kemerahan atau perubahan warna kulit di sekitar luka.
Luka hangat, bernanah atau cairan bocor dari luka.
Menurut American Society for Surgery of the Hand, tanda-tanda infeksi bisa semakin parah atau menyebar meliputi demam, garis-garis menjauh dari gigitan, kelenjar bengkak.
Selain itu kelelahan, gemetar, keringat malam.
Kapan harus menghubungi dokter?
Jika kucing liar telah menyebabkan gigitan, seseorang harus mencuci lukanya dengan sabun dan air selama 5 menit dan segera menghubungi dokter.
Seekor kucing liar dapat membawa rabies, memerlukan perawatan menggunakan profilaksis pasca- pajanan rabies (PEP).
Ketika gigitan kucing berasal dari kucing domestik, seseorang tidak perlu segera menghubungi dokter.
Namun, mereka harus mengambil langkah-langkah untuk memastikan luka segera dibersihkan.
Setelah membersihkan dan membalut luka, seseorang harus memerhatikan tanda-tanda infeksi dan menghubungi dokter jika area tersebut tampak terinfeksi.
Atau mereka mengalami gejala tidak biasa, seperti demam, sakit kepala, nafsu makan menurun
kelenjar bengkak, dan nyeri, segera konsultasikan ke dokter. (Medical News Today)