Berita Tangerang
Pedagang Pasar Anyar Tangerang Keluhkan Kenaikkan Harga Minyak Goreng Sampai 60 Persen
Para pedagang sembako di Pasar Anyar Tangerang keluhkan kenaikkan harga minyak goreng hingga 60 persen
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Dian Anditya Mutiara
"Mau tidak mau mereka harus mengurangi pembelian minyak, misalnya biasa beli dua atau tiga kilogram, sekarang cuma beli minyak satu kilogram saja. Mau tidak mau mereka harus begitu, biar usahanya bisa tetap berjalan," jelasnya.
Oleh sebat itu, Engguan mengharapkan kepada pemerintah agar dapat mengontrol harga jenis bahan pokok masyarakat tersebut.
Pasalnya, saat ini usaha masyarakat baru kembali berkembang pasca terpaan Pandemi Covid-19.
Dengan terjadinya inflasi tersebut, dinilai Engguan dapat menghambat pertumbuhan kondisi perekonomian sosial masyarakat.
"Pemerintah tolonglah dikontrol harga-harga bahan pokok ini, minimal melakukan sidak lah ke pasar-pasar tradisional. Abis itu pasti harga akan kembali normal, ketika mereka tau kejadian di lapangan," ucapnya.
"Soalnya sekarang kan ekonomi masyarakat baru mau mulai bangkit setelah kondisi PPKM menurun. Kalau begini terus, kapan sejahteranya masyarakat buat bisa bangkit," tutup Engguan.
Penyebab harga minyak melonjak
Harga minyak goreng melonjak pada akhir Oktober 2021.
Lonjakan harga minyak goreng tersebut terjadi di berbagai daerah.
Pengusaha yang tergabung dalam Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) mengungkapkan, kenaikan harga minyak goreng disebabkan adanya kekurangan pasokan akan minyak nabati (oils) dan minyak hewani (fats) di pasar global.
"Pandemi ini membuat suasana lapangan produksi semua serba tak jelas. Produksi minyak nabati dan minyak hewani semua menurun dibandingkan dengan produksi di tahun sebelum adanya pandemi. Intinya, seperti hukum ekonomi, di mana antara supply dan demand terjadi kepincangan maka pasokan dunia sangat berkurang," ujar Direktur Eksekutif GIMNI Sahat Sinaga saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/10/2021).

Ia mengatakan produksi minyak nabati dan hewani telah menurun sebanyak 266.000 ton pada 2020. Penurunan produksi tersebut juga terjadi pada 2021.
Selain itu, kenaikan harga minyak goreng juga disebabkan adanya kenaikan harga minyak sawit atau CPO Indonesia.
Saat ini kata Sahat, harga CPO di Indonesia masih berbasis harga CPO CiF Rotrerdam.
Dia menilai, apabila harga CiF Rotterdam mengalami kenaikan, maka harga CPO lokal juga naik.