Kesehatan

November Sudah Ada 3 Kasus Demam Berdarah, Musim Penghujan Kasus Bakal Terus Bertambah

Dinas Kesehatan Kota Tangerang memprediksi kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Tangerang bakal terus bertambah saat musim penghujan.

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Intan UngalingDian
Wartakotalive.com/Gilbert Sem Sandro
Kepala Dinas Kesehatan dr. Dini Anggraeni saat memberi keterangan. 

"Makanya saya ingatkan agar saling bergotong royong menjaga kebersihan agar jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," ujar Dini Anggraeni.

Pemeriksaan jentik

Untuk mencegah penyebaran demam berdarah dengue, Puskesmas Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, melakukan cepat tanggap atas kasus  DBD.

Petugas Puskesmas Kunciran melakukan pemeriksaan jentik nyamuk setelah ditemukan ada warga yang menderita demam berdarah dengue.

Pemeriksaan jentik nyamuk demam berdarah itu dilakukan di sekitar rumah pasien DBD, Selasa (26/10/2021).

Kepala Puskesmas Kunciran Darsono menjelaskan, sikap tanggap petugas sesuai prosedur yang harus dilakukan yaitu penyelidikan epidemiologi.

Tujuannya, jangan sampai kasus DBD menjalar ke wilayah lainnya sehingga, pengecekan, sosialisasi prilaku hidup bersih sehat (PHBS) dan pencegahan dilakukan sedini mungkin. 

“Hasil kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk demam berdarah dan malaria, karena banyak didapatkan ban bekas mobil yang dijadikan pot tanama," kata Darsono, Selasa (26/10/2021).

Baca juga: Selama Perawatan, Pasien Demam Berdarah Dengue Dilarang Konsumsi 3 Jenis Makanan Ini

Baca juga: Pasien Demam Berdarah di RSU Kota Tangsel Meningkat, Begini Cara Mencegah DBD

Menurut Darsono, ban bekas tersebut dikelilingi air yang tidak mengalir.

"Di sinilah petugas puskemas dan para kader untuk sosialisasi 3M ke masyarakat sekitar,” kata Darsono. 

Tiga M pencegahan DBD yakni  menguras, menutup, dan mengubur yang kemungkinan menjadi tempat air tergenang.

 "Genangan air di dalam ban bekas yang sekilas mungkin tampak kecil memang bisa jadi tempat ideal untuk nyamuk."

"Itulah kenapa kebersihan lingkungan jadi faktor penting mencegah penyebaran penyakit akibat gigitan nyamuk,” ucapnya.

Darsono menambahkan, temuan ini nantinya akan ditindaklanjuti atau dievaluasi.

Petugas kesehatan beberapa hari kedepan akan datang kembali untuk mengecek apakah pola hidup bersih warga sudah diperbaiki atau belum. 

"Karena, sikap malas ini tidak hanya merugikan diri sendiri atau keluarga. Tapi, ada potensi membahayakan orang lain di sekitar lokasi."

"Dengan itu menjadi tanggung jawab bersama,” kata Darsono. 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved