Kesehatan
Waspada, Microsleep Sebabkan Kecelakaan saat Berkendara, Begini Cara Mengatasi Microsleep
Menurut dr Winnugroho Wiratman SpS PhD, dokter spesialis syaraf Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), mengantuk bisa terjadi kapan saja.
Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Intan UngalingDian
Seperti stroke, parkinson, orang yang mengalami Cedera di bagian kepala dan orang yang mengalami diabetesia.
"Jadi orang-orang seperti itu berisiko lebih tinggi mengalami microsleep," kata Winnugroho.
Dia menambahkan, usia berapa pun bisa mengalami microsleep, namun yang paling rentan dan berisiko tinggi pada orang usia lanjut.
"Karena memang fungsi otaknya mulai menurun," katanya.
Sedangkan tanda-tanda kita mengalami microsleep antara lain banyak menguap, pandangan mulai kabur.
Mata mulai berkedip-kedip dan merasa sulit terbuka, tatapan mata kosong, menjatuhkan sesuatu, dan tiba-tiba kaget.
"Dan yang kerap terjadi juga saat berkendara, kita tiba-tiba kaget dan merasa lupa dan berpikir sejenak ini di mana ya," ucapnya.
Bila mengalami gejala seperti itu, tidak ada pilihan untuk berhenti dan berisirahat.
"Tips dan obat yang paling mujarab ya istirahat. Namanya udah ngantuk ya istirahat, tidur," katanya.
Baca juga: Bocorocco Tawarkan Tampilan Modis Plus Kesehatan, Meredam Guncangan Tubuh Lebih Besar
Baca juga: Ingin Bebas dari Ketakutan? Nonton Film Horor Meningkatkan Kesehatan Mental
Microsleep berbahaya saat sedang sedang berkendara. Jadi segera berhenti dan beristirahat.
Jika sedang belajar atau beraktivitas di rumah mengalami microsleep, lebih baik tidur dulu.
"Kan percuma kalau belajar mengalami ini (microsleep) nggak akan masuk," kata Winnugroho lagi.
Bagaimana bila merasa sudah cukup beristirahat, namun tetap mengalami microsleep?
Penyebabnya, kata Winnugroho, terkait kualitas tidurnya.
"Dan microsleep bukan penyakit yang harus diobati dengan minum obat, obatnya adalah istirahat cukup," katanya.