Kesehatan

Waspada, Microsleep Sebabkan Kecelakaan saat Berkendara, Begini Cara Mengatasi Microsleep

Menurut dr Winnugroho Wiratman SpS PhD, dokter spesialis syaraf Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), mengantuk bisa terjadi kapan saja. 

Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Ign Agung Nugroho
Ilustrasi seorang perempuan mengemudi mobil. Saat di belakang setir mobil, seseorang bisa mengalami microsleep atau tidur sejenak. Microsleep ini bisa menyebabkan kecelakaan serta membahayakan diri dan orang lain. 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Pernah tidur sejenak saat berkendara? 

Hati-hati, tidur sesaat ketika berada di belakang kemudi kendaraan bisa menyebabkan kecelakaan.

Mengantuk saat berkendara kerap terjadi. Anda bahkan tidak sadar telah tertidur beberapa detik.

Ketika orang gagal terjaga dan memejamka mata berlangsung singkat disebut microsleep.

Menurut dr Winnugroho Wiratman SpS PhD, dokter spesialis syaraf Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), mengantuk bisa terjadi kapan saja. 

Lantas apakah microsleep hanya muncul saat berkendara saja? 

Dokter Winnugroho mengatakan, mengantuk bisa terjadi kapan saja, apalagi saat berkendara yang monoton seperti di jalan tol, sehingga bisa terjadi tidur seketika.

"Secara klinis berbeda microsleep dengan mengantuk sesungguhnya," kata Winnugroho dalam acara talk show IG live bertajuk 'Mengenal Microsleep dan Bahayanya', Jumat (27/11/2021).

"Kalau microsleep keadaan tidur sementara atau temporer beberapa detik, saat kita melakukan aktivitas dan salah satunya saat berkendara," katanya lagi.

Baca juga: 5 Ide Menu Makan Malam Sederhana untuk Kesehatan Tubuh, Penyajian Mudah dan Cepat

Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan Ibu dan Bayi Lahir Prematur, Stimulasi dan Perkembangan Jangka Panjang

Pemicu

Faktor pemicu microsleep karena beberapa bagian otak kecil yang berfungsi untuk menerima stimulasi terganggu untuk sementara waktu.

"Semua orang bisa mengalami microsleep, namun ada beberapa orang memiliki risiko lebih besar mengalami microsleep," kata Winnugroho.

Siapa berisiko mengalami microsleep?

Orang yang kurang tidur atau tidur tidak berkualitas.

Selain itu, orang-orang yang memiliki penyakit dan kelainan struktur fungsional di otak.

Seperti stroke, parkinson, orang yang mengalami Cedera di bagian kepala dan orang yang mengalami diabetesia.

"Jadi orang-orang seperti itu berisiko lebih tinggi mengalami microsleep," kata Winnugroho.

Dia menambahkan, usia berapa pun bisa mengalami microsleep, namun yang paling rentan dan berisiko tinggi pada orang usia lanjut.

"Karena memang fungsi otaknya mulai menurun," katanya.

Sedangkan tanda-tanda kita mengalami microsleep antara lain banyak menguap, pandangan mulai kabur.

Mata mulai berkedip-kedip dan merasa sulit terbuka, tatapan mata kosong, menjatuhkan sesuatu, dan tiba-tiba kaget.

"Dan yang kerap terjadi juga saat berkendara, kita tiba-tiba kaget dan merasa lupa dan berpikir sejenak ini di mana ya," ucapnya.

Bila mengalami gejala  seperti itu, tidak ada pilihan untuk berhenti dan berisirahat.

"Tips dan obat yang paling mujarab ya istirahat. Namanya udah ngantuk ya  istirahat, tidur," katanya.

Baca juga: Bocorocco Tawarkan Tampilan Modis Plus Kesehatan, Meredam Guncangan Tubuh Lebih Besar

Baca juga: Ingin Bebas dari Ketakutan? Nonton Film Horor Meningkatkan Kesehatan Mental

Microsleep berbahaya saat sedang sedang berkendara. Jadi segera berhenti dan beristirahat.

Jika sedang belajar atau beraktivitas di rumah mengalami microsleep, lebih baik tidur dulu.

"Kan percuma kalau belajar mengalami ini (microsleep) nggak akan masuk,"  kata Winnugroho lagi.

Bagaimana bila merasa sudah cukup beristirahat, namun tetap mengalami microsleep?

Penyebabnya, kata Winnugroho, terkait kualitas tidurnya.

"Dan microsleep bukan penyakit yang harus diobati dengan minum obat, obatnya adalah istirahat cukup," katanya.

Sementara itu, dikutip dari Veryweel Health, microsleep adalah episode tidur singkat, tidak terkendali, dan singkat yang dapat berlangsung dari sepersekian detik hingga 10 detik penuh.

Episode microsleep ini paling sering terjadi ketika orang yang mengantuk mencoba melawan agar tidak tidur dan tetap terjaga. 

Kondisi tidur sejenak itu dapat terjadi saat mengemudi sehingga meningkatkan risiko kecelakaan mobil serius.
 
Microsleep sering terjadi ketika seseorang kurang tidur. 

Malam hari waktu sebagian besar insiden microsleep terjadi saat mengemudi kendaraan. Pengemudi yang berkendara saat malam hari sering merasa lelah.

Lembaga keselamatan berkendara asal Inggris, Brake melansir data bahwa 45 persen dari 1.000 laki-laki mengaku pernah mengalami kejadian ini. Sementara perempuan ada 22 persen.

Jurnal Neuroimage seperti dikutip dari Huffingtonpost melansir bahwa microsleep biasa terjadi pada orang yang mengalami kelelahan ekstrem.

Jurnal tersebut menyebutkan, tidur adalah kebutuhan biologis yang mendasar, dan ketika kita memaksakan diri untuk pergi terlalu lama, otak akhirnya akan shut down bahkan jika hanya untuk beberapa detik.

Saat microsleep terjadi penurunan aktivitas di thalamus wilayah otak yang mengatur tidur. 

Tapi di satu sisi, terdapat pula peningkatan aktivitas di otak yang bertanggung jawab membuat seseorang tetap terjaga, bangun.

Orang bisa segera terbangun saat microsleep dalam keadaan kaget karena dua fungsi otak bekerja berlawanan.

Dr Chris Watling, peneliti di Queensland University of Technology in Australia,  mengatakan, orang-orang ingin berkendara aman dan nyaman.

Dorongan untuk segera sampai ke tujuan membuat mereka memaksakan diri untuk terjaga.

"Saat itulah kita bisa mengalami kesulitan dalam berkendara," ujar Watling.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Rifat Sungkar, Pendiri Rifat Drive Labs, yang perlu dilakukan adalah tidur dan tidak perlu lama-lama, cukup lima menit. 

Kemudian, pastikan juga tidak berkendara terlalu lama.

"Kalau berkendara terus dan tidak berhenti, sebaiknya maksimal tiga jam. Tapi kalau berhenti alias dalam kondisi macet bisa sampai empat jam," ujarnya. 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved