Kesehatan

10 Manfaat Kesehatan dari Sebutir Apel Termasuk Menurunkan Berat Badan dan Cegah Kanker

Satu butir apel setiap hari bisa mendatangkan banyak manfaat kesehatan, memenuhi kebutuhan nutrisi dan vitamin untuk tubuh.

Penulis: Intan UngalingDian | Editor: Intan UngalingDian
Healthline.com
Ilustrasi buah apel. Buah ini mendatangkan banyak manfaat jika ruting dikonsumsi, bahkan bisa menurunkan berat badan dan mencegah kanker. 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG -  Apel menjadi salah satu buah paling populer dan punya banyak manfaat kesehatan mengesankan.

Berikut adalah 10 manfaat kesehatan dari sebutir apel setiap hari :

1. Bergizi

Satu butir apel sedang  diameter sekitar 7,6 cm sama dengan 1,5 cangkir buah.

Dua cangkir apel setiap hari direkomendasikan untuk diet 2.000 kalori.

Apel juga merupakan sumber polifenol yang kaya dan mengandung vitamin C.

Untuk mendapatkan hasil maksimal dari apel, makan bersama kulitnya.

2. Menurunkan berat badan

Apel kaya serat dan air - dua kualitas yang bisa membuat kenyang.

Penelitian membuktikan, orang makan irisan apel bisa lebih kenyang daripada mengonsumsi saus apel, jus apel, atau tanpa produk apel.

Dalam penelitian yang sama, mereka yang makan irisan apel juga makan rata-rata 200 kalori lebih sedikit daripada mereka yang tidak.

Studi 10 minggu lainnya pada 50 wanita kelebihan berat badan, peserta yang makan apel kehilangan rata-rata 1 kg.

Mereka makan lebih sedikit kalori secara keseluruhan, dibandingkan mereka yang makan kue gandum dengan kandungan kalori dan serat yang sama.

Apel lebih mengenyangkan karena kurang padat energi, namun tetap memberikan serat dan volume.

Selain itu, beberapa senyawa alami di dalamnya dapat meningkatkan penurunan berat badan.

Baca juga: 5 Ide Menu Makan Malam Sederhana untuk Kesehatan Tubuh, Penyajian Mudah dan Cepat

3. Baik untuk Jantung

Apel telah dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah.

Apel mengandung serat larut, jenis yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah.

Serta mengandung polifenol, yang memiliki efek antioksidan, terkonsentrasi di kulitnya.

Salah satu polifenol ini adalah epikatekin flavonoid, yang dapat menurunkan tekanan darah.

Penelitian menemukan bahwa asupan tinggi flavonoid dikaitkan dengan risiko stroke 20 persen lebih rendah.

Flavonoid dapat membantu mencegah penyakit jantung dengan menurunkan tekanan darah.

Mmengurangi oksidasi LDL 'buruk', dan sebagai antioksidan.

Studi lain yang membandingkan efek makan apel sehari dengan mengonsumsi statin - kelas obat yang dikenal untuk menurunkan kolesterol.

Mengonsumsi apel hampir sama efektifnya dalam mengurangi kematian akibat penyakit jantung.

Studi lain mengaitkan mengonsumsi buah dan sayuran berdaging putih, seperti apel dan pir, dengan penurunan risiko stroke.

Untuk setiap 25 gram - sekitar 1/5 cangkir irisan apel - yang dikonsumsi, risiko stroke menurun sebesar 9 persen.

Baca juga: Cara Menjaga Kesehatan Ibu dan Bayi Lahir Prematur, Stimulasi dan Perkembangan Jangka Panjang

4. Risiko Diabetes Lebih Rendah

Penelitian telah mengaitkan makan apel dengan risiko diabetes tipe 2 lebih rendah (10).

Dalam satu penelitian besar, makan apel sehari dikaitkan dengan risiko 28 persen lebih rendah terkena diabetes tipe 2, dibandingkan tidak makan apel.

Bahkan makan hanya beberapa apel per minggu memiliki efek perlindungan yang sama.

Ada kemungkinan polifenol dalam apel membantu mencegah kerusakan jaringan pada sel beta di pankreas.

Sel beta menghasilkan insulin dalam tubuh Anda dan sering rusak pada penderita diabetes tipe 2.

5. Efek prebiotik dan bakteri baik

Apel mengandung pektin, sejenis serat yang bertindak sebagai prebiotik.

Ini berarti memberi makan bakteri baik di usus Anda.

Usus kecil Anda tidak menyerap serat selama pencernaan.

Sebaliknya, ke usus besar Anda sehingga dapat mendorong pertumbuhan bakteri baik.

Lalu berubah menjadi senyawa bermanfaat lainnya yang beredar kembali ke seluruh tubuh Anda.

Penelitian baru menunjukkan bahwa ini mungkin menjadi alasan di balik beberapa efek perlindungan apel terhadap obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

6. Cegah kanker

Studi tabung telah menunjukkan hubungan antara senyawa tanaman dalam apel dan risiko kanker lebih rendah.

Penelitian pada wanita melaporkan bahwa makan apel dikaitkan dengan tingkat kematian akibat kanker lebih rendah.

Ilmuwan percaya bahwa efek antioksidan dan anti-inflamasi bertanggung jawab atas potensi efek pencegahan kanker.

7. Lawan asma

Apel kaya antioksidan dapat membantu melindungi paru-paru dari kerusakan oksidatif.

Penelitian besar di lebih dari 68.000 wanita menemukan bahwa mereka yang makan apel paling banyak memiliki risiko asma paling rendah.

Makan sekitar 15 persen apel besar per hari dikaitkan dengan risiko 10 persen lebih rendah dari kondisi ini.

Kulit apel mengandung quercetin flavonoid, yang dapat membantu mengatur sistem kekebalan tubuh dan mengurangi peradangan.

Dampaknya dapat memengaruhi asma dan reaksi alergi.

8. Kesehatan tulang

Makan buah dikaitkan dengan kepadatan tulang yang lebih tinggi sebagai penanda kesehatan tulang.

Peneliti percaya bahwa senyawa antioksidan dan anti-inflamasi dalam buah dapat membantu meningkatkan kepadatan dan kekuatan tulang.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa apel dapat memengaruhi kesehatan tulang secara positif.

Wanita makan makanan yang mengandung apel segar, apel kupas, saus apel, atau tanpa produk apel akan kehilangan lebih sedikit kalsium dari tubuh.

9. Melindungi dari cedera perut

Kelas obat penghilang rasa sakit yang dikenal sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) dapat melukai lapisan perut.

Apel mengandung senyawa yang dapat membantu melindungi lapisan perut Anda dari cedera akibat obat penghilang rasa sakit NSAID.

10. Melindungi otak

Sebagian besar penelitian berfokus pada kulit dan daging apel.

Namun, jus apel memiliki manfaat untuk penurunan mental terkait usia.

Dalam penelitian pada hewan, konsentrat jus mengurangi spesies oksigen reaktif (ROS) berbahaya di jaringan otak dan meminimalkan penurunan mental.

Jus apel dapat membantu melestarikan asetilkolin, neurotransmitter yang dapat menurun seiring bertambahnya usia.

Tingkat asetilkolin yang rendah terkait dengan penyakit Alzheimer. (Healthline.com)

 

 

 

 

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved