Semeru Erupsi
Gunung Semeru Erupsi, Melanie Subono Berharap Semua Selamat
Melanie Subono terlihat ikut mengunggah video saat Gunung Semeru erupsi Sabtu (4/12/2021).
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Dian Anditya Mutiara
TRIBUNTANGERANG.COM - Melanie Subono terlihat ikut mengunggah video saat Gunung Semeru erupsi Sabtu (4/12/2021).
Dalam video tersebut, terlihat gumpalan asap mengepul lebat di kawasan Lumajang, Jawa Timur.
Dalam video yang diambil dari Fiersa Besari tersebut, sejumlah orang berlarian menghindari kepulan asap. Sementara terdengar suara seorang pria takbir.
"Semeru, jaga semua mahluk hidup yang ada disana Tuhan, Kami @rumahharapanmelanie akan melakukan koordinasi bantuan Bantuan dengan kawan2 disana," tulis Melanie Subono pada Sabtu (4/12/2021).
Sebelumnya, erupsi Gunung Semeru, Badan Geologi ESDM Sebut Jarak Awan Panas Guguran Hingga 1.700 meter.
Badan Geologi ESDM menjelaskan jarak luncuran awan panas guguran (APG) dari Gunung Semeru yang meletus hari ini sekitar 1.700 meter dari puncak.
Potensi ancaman bahayanya ditetapkan di level II atau waspada.
"Hari ini awan panas terjadi luncuran 1.700 meter dari puncak atau 700 meter dari ujung aliran larva dengan arah luncuran ke tenggara," kata Kepala Badan Geologi ESDM Eko Budi Lelono saat konferensi pers BNPB secara daring, Sabtu (4/12/2021).
Eko menambahkan, pascakejadian awan panas guguran, terjadi guguran larva dengan jarak dan arah luncuran yang tidak teramati. Pada pukul 13.30 WIB terekam getaran banjir pada seismogram.
Baca juga: Viral Medsos Tagar Save Novi, Mahasiswi Bunuh Diri di Makam Ayahnya Seret Oknum Polisi
Kemudian pada pukul 14.50 WIB, terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur empat kilometer dari puncak, atau dua kilometer dari ujung aliran larva ke arah tenggara ke sungai besuk bobokan.
"Dari sisi kegempaan ini, jumlah dan jenis kegempaan terekam selama tanggal 1 sampai 30 November 2021 didominasi oleh gempa letusan dengan rata-rata 50 kejadian per hari. Sedangkan pada 1 sampai 3 Desember 2021 terekam gempa guguran masing-masing 4 kali. kemudian kita lihat kita amati ada gempa-gempa vulkanik. Vulkanik dalam, vulkanik dangkal dan remor terekam dengan jumlah sangat rendah," paparnya.
Berdasarkan pengamatan tersebut, Eko menyebut, kemunculan awan panas guguran diakibatkan oleh ketidakstabilan endapan lidah larva dan interaksi batuan yang relatif tinggi dengan air hujan.
"Aktivitas yang terjadi pada tanggal 1-4 Desember merupakan aktivitas permukaan dari kegempaan tidak menunjukan adanya kenaikan gempa-gempa yang berasosiasi dengan suplai magma atau batuan segar ke permukaan," kata dia. (M30)