Banjir Tangerang
Jelang Tengah Malam, Banjir Setinggi Satu Meter Masih Merendam Wilayah Kunciran Pinang, Tangerang
Banjir tersebut membuat ratusan warga harus terjaga hingga malam hari, untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu hujan turun dan air kembali naik.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Mohamad Yusuf
TRIBUNTANGEN.COM, Pinang - Banjir setinggi satu meter atau sekira pinggang orang dewasa merendam puluhan rumah di kawasan Kunciran, Pinang, Kota Tangerang hingga menjelang tengah malam hari.
Pantauan TribunTangerang pada pukul 22.30 WIB, titik banjir melanda Jalan Sultan Ageng Tirtayasa sepanjang 500 meter, tepatnya pada RT 05/RW 09.
Banjir tersebut membuat ratusan warga harus terjaga hingga malam hari, untuk mengantisipasi apabila sewaktu-waktu hujan turun dan air kembali naik.
Selain itu, terlihat puluhan kendaraan motor dan mobil terlihat dipindahkan pada satu titik yang tinggi, guna menghindari terendam banjir.
Jalan tersebut juga ditutup warga sekitar dengan menggunakan bambu panjang, agar menghindari pengendara yang melintas terjebak banjir.
Zaenal, salah seorang warga yang menjadi korban banjir di wilayah tersebut mengatakan, air mulai naik pada pukul 17.00 WIB, setelah satu jam diguyur hujan.
"Banjir sekarang tingginya sekitar satu meter saja atau seukuran pinggang dewasa, semua rumah disini sudah terendam banjir dari tadi," ujar Zaenal saat diwawancarai TribunTangerang, Senin (20/12/2021) malam.
"Tadi sore sekira selesai maghrib lebih parah, tinggi banjir sampai setinggi perut orang dewasa, ini udah agak sedikit surut walaupun masih banjir," imbuhnya.
Baca juga: Cara Cek Penerima BSU Rp1 Juta Lewat bsu.kemnaker.go.id atau WhatsApp dan Cara Pencairannya
Baca juga: Kisah Keluarga Komplotan Copet Asal Jakarta Beraksi di Sirkuit Mandalika, Ayah, Ibu, Anak, Tersangka
Menurut Zaenal, wilayah tersebut sudah menjadi langganan banjir hingga 10 tahun terakhir. Banjir diduga terjadi karena saluran irigasi di wilayah tersebut tidak berjalan lancar.
Selain itu, proyek pembangunan jalan tol menuju Bandara Soekarno-Hatta serta jumlah komplek perumahan yang semakin bertambah, membuat banjir semakin tak terbendung.
"Wilayah sini emang sudah jadi langganan banjir selama 10 tahun terakhir, paling parah ya beberapa tahun ini setelah ada proyek pembangunan tol menuju bandara sama komplek perumahaan baru semakin bertambah, jadi emang benar-benar sudah tidak ada daerah resapan air," kata dia.
Banjir di wilayah tersebut disebut Zaenal baru surut setelah harus menunggu lebih dari enam jam.
Lamanya banjir surut disebabkan karena, tidak ada mesin pemompa air yang menguras banjir di wilayah itu.
Selain itu, Pemerintah Kota Tangerang juga dinilai tidak pernah memperbaiki saluran air, hingga menyebabkan banjir baru surut saat dinihari.
"Lama baru surut mah banjir ini, paling nanti pukul 02.00 WIB atau 03.00 WIB baru surut banjirnya, itu pun masih tersisa semata kaki palingan," jelasnya.