News Analysis
Preview Timnas Singapura vs Timnas Indonesia: Merah Putih Punya Modal untuk Juara
Menurut saya ini akan jadi pertandingan yang luar biasa. Singapura, juara Piala AFF empat kali akan diuntungkan karena main di kandang sendiri.
Penulis: Eko Priyono | Editor: Mohamad Yusuf
Nilmaizar
Pelatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2012
Performa timnas Indonesia di babak penyisihan grup B Piala AFF 2020 menurut saya telah menunjukkan sebuah progres.
Saya menonton pertandingan pertama skuad Merah Putih sewaktu menekuk Kamboja 4-2, pada 9 Desember 2021. Tiga hari kemudian Indonesia mencukur Laos dengan skor 5-1. Timnas lalu menahan juara bertahan Vietnam 0-0 sebelum mengganyang Malaysia 4-1.
Waktu menghadapi Malaysia saya tidak menonton pertandingan langsung tapi memonitor lewat rekaman video.
Dan sekarang kita sudah masuk di babak semifinal yang akan menggunakan sistem home and away meski pertandingan hanya berlangsung di Singapura karena pandemi Covid-19.
Semifinal pertama berlangsung, Rabu (22/12/2021) besok malam.
Menurut saya ini akan jadi pertandingan yang luar biasa. Singapura, juara Piala AFF empat kali (1998, 2004, 2007, 2012), akan diuntungkan karena main di kandang sendiri.
Istilahnya mereka sudah hapal setiap jengkal lapangan. Anak asuh Tatsuma Yoshida itu ingin membuktikan kalau lolosnya mereka ke empat besar bukan cuma kebetulan. Di penyisihan grup A kan mereka cuma kalah dari Thailand.
Sisanya Hariss Harun dan kawan-kawan mengalahkan Myanmar (3-0), Filipina (2-1), dan Timor Leste (2-0). Tapi, untuk semifinal ini saya masih melihat para pemain kita lebih unggul. Kenapa? Menurut saya modalnya ada "empat".
Pertama Witan Sulaeman Lechia Gdansk), Asnawi Mangkualam (Ansan Greeners), Egy Maulana (Senica), dan Elkan Baggott (Ipswich Town).
Tanpa mengecilkan peran para pemain lain, nama-nama yang saya sebut tadi kan pemain yang berlaga di luar negeri.
Hal ini membuat kepercayaan diri mereka bertumbuh dari hari ke hari.
Dan percaya diri itu menular ke rekan-rekan di timnas. Alhasil taktikal strategi yang diterapkan pelatih Indonesia, Shin Tae-yong menjadi lancar.
Ini saja STY kabarnya belum masuk ke taktik.
Pelatih asal Korea Selatan itu baru fokus membenahi fisik pemain kita yang sebelumnya diklaim tidak kuat tampil 2 x 45 menit.
Kembali ke empat pemain di atas, saya berpandangan seperti itu karena saya pernah membela klub elite Liga Ceko, Sparta Praha di tahun 1990.