Lifestyle
3 Langkah Mencegah Terjadinya Defisiensi vitamin D
hanya 20 persen dari vitamin D dalam tubuh yang dapat dipenuhi dari makanan, 80 persen sisanya diharapkan dari luar.
Penulis: Lilis Setyaningsih | Editor: Lilis Setyaningsih
Tidak hanya karena pandemi belum berakhir hingga hari ini, namun juga ketika situasi dan kondisi telah kembali normal.
Di mana masyarakat sudah mulai banyak beraktivitas normal.
"Agar dapat tetap produktif, kesehatan menjadi kunci," ujar Weitarsa saat berbagi informasi tentang efek defisiensi vitamin D dan langkah preventif yang dapat masyarakat lakukan, sekaligus menandai peluncuran Fortiboost D3 1000 IU, Kamis (13/1/2022).
Dijelaskan oleh dr. Adam Prabata – General Practitioner & PhD Candidate in Medical Science, kurangnya kadar vitamin D dalam tubuh, umum dialami oleh masyarakat.
Baca juga: Perut Terasa Gemuk dan Keras awal Kamasean Matthews Merasakan ada Kista dan Harus dioperasi
Dengan sifat anti-inflamasi dan imunoregulasinya, vitamin D berguna untuk aktivasi pertahanan sistem kekebalan tubuh, sehingga berperan penting dalam pencegahan terhadap infeksi, penyakit, dan gangguan terkait kekebalan tubuh.
Bahkan terdapat pula sebuah studi yang menyebutkan secara spesifik bahwa pasien dengan kadar serum D3 yang optimal kurang lebih 50 ng/mL, berasosiasi dengan kemungkinan yang sangat kecil untuk mengalami konsekuensi fatal akibat Covid-19.
"Penggabungan vaksinasi dengan penguatan sistem kekebalan tubuh melalui konsumsi suplemen vitamin D3 secara konsisten berpotensi membantu mencegah risiko-risiko berat virus corona, terutama dengan masuknya varian Omicron sejak pertengahan Desember 2021”, saran dr. Adam Prabata.
Namun kebanyakan orang tidak menyadari tubuhnya kekurangan vitamin D akibat keluhan yang dirasakan sangat ringan, bahkan tidak ada keluhan sama sekali.
Baca juga: Kamasean Matthews Ajak Wanita Indonesia Tak Takut Cek Kandungan Meski Belum Menikah
Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab defisiensi vitamin D, yakni: faktor fisiologis, seperti usia dan kondisi kesehatan, termasuk obesitas dan atau tubuh tidak dapat menyerap cukup nutrisi dari makanan; tidak mendapatkan paparan sinar matahari yang memadai – dilihat dari kebiasaan berpakaian, penggunaan tabir surya, dan gaya hidup dengan aktivitas luar ruangan yang terbatas; serta kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin D.
Hal ini pada akhirnya berdampak pada kesehatan, khususnya daya tahan tubuh.
Dr Adam mengatakan, beberapa gejala defisiensi vitamin D yang dapat ditunjukkan oleh tubuh di antaranya: rendahnya daya tahan tubuh sehingga lebih mudah terkena infeksi, sering merasa lelah, sakit tulang dan otot, serta penyembuhan luka terganggu atau lama.
Tak hanya itu, risiko terhadap penyakit lain juga bisa meningkat, seperti gangguan autoimun, diabetes, penyakit kardiovaskular dan kanker, serta komplikasi terkait kehamilan.
Anak-anak yang mengonsumsi ASI dengan vitamin D yang tidak memadai pun memiliki risiko kemungkinan menderita rakhitis.
Baca juga: Cynthiara Alona Terpukul Gara-gara Batal Bebas dan Masa Tahanan Diperpanjang
Oleh sebab itu, langkah-langkah khusus untuk menghindari terjadinya defisiensi vitamin D ini sangat dibutuhkan, agar mampu meningkatkan daya tahan tubuh, sekaligus menjaga tubuh dari penyakit.
Berikut 3 langkah yang dapat dilakukan oleh masyarakat guna mencegah terjadinya defisiensi vitamin D saran dari dr. Adam yakni: