Lifestyle

Mengurangi Ketergantungan Merokok secara perlahan dengan Tablet Hisap

Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai negara dengan jumlah perokok paling tinggi.Prevalensinya mencapai 33,8 persen atau sekitar 65,7 juta

Penulis: | Editor: Lilis Setyaningsih
pexels/lilartsy
Banyak perokok yang kesulitan menghentikan kebiasaanya itu 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG – Indonesia berada di peringkat ketiga sebagai negara dengan jumlah perokok paling tinggi.

Prevalensinya mencapai 33,8 persen atau sekitar 65,7 juta penduduk di Indonesia adalah perokok.

Salah satu tantangan terbesar bagi perokok adalah mereka berpikir bahwa merokok sulit untuk dihentikan.

Hal ini terjadi karena masalah yang paling utama saat perokok ingin berhenti merokok adalah masalah ketergantungan nikotin yang merupakan zat adiktif paling berbahaya dalam rokok.

Baca juga: MABES Polri Akhirnya Akui Keluarkan Pelat Nomor Mobil Arteria Dahlan, Polda Metro Sempat Bantah

Sesulit apapun, bila sudah niat, kebiasaan itu bisa dihilangkan. 

Salah satunya dengan menggunakan tablet hisap Acetium. 

Produk buatan Biohit, perusahaan asal Finlandia dapat menjadi solusi bagi perokok aktif untuk memulai program berhenti merokok.

Agus Suwarno - CEO Sapharma mengatakan, Acetium bebas dari nikotin dan efek samping, serta menawarkan metode baru juga aman bagi mereka yang termotivasi untuk berhenti merokok. 

Baca juga: Dinkes Kota Tangsel Minta Masyarakat Tak Panik di Tengah Lonjakan Kasus Varian Omicron

Ia mengatakan,  dengan mengonsumsi Acetium, perokok tidak perlu harus langsung berhenti merokok saat itu juga.

Perokok masih bisa terus merokok sesuai keinginan mereka.

Ketika Acetium digunakan secara teratur bersamaan dengan setiap rokok yang dihisap, secara perlahan ketergantungan terhadap nikotin akan berkurang dan tanpa disadari konsumsi rokok akan berkurang.

Sampai suatu hari perokok tidak memiliki keinginan untuk merokok sama sekali.

Efektivitasnya sudah diuji klinis yang  mampu mengurangi nicotine withdrawal syndrome seperti gelisah, mudah marah dan gemetar saat perokok mulai mengurangi rokok. (*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved