HUT Kota Tangerang

Wali Kota Tangerang Minta Lurah Melacak Jejak Mpok Risma yang Terkenal Berani Melawan Penjajah

Asal-usul nama Poris menjadi salah satu topik dalam lomba bertutur para lurah se-Kota Tangerang. Ada yang menyebut Poris berasal dari nama Mpok Risma

Penulis: Ign Prayoga | Editor: Ign Prayoga
Tangkap Layar Akun Youtube Kota Tangerang
Pelaksanaan lomba bertutur kategori lurah dalam rangka HUT ke-29 Kota Tangerang, Senin (14/2/2022). 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG -- Kota Tangerang genap berusia 29 tahun pada tanggal 28 Februari 2022. Pemkot Tangerang menyelenggarakan berbagai kegiatan di antaranya adalah lomba bertutur untuk kategori pelajar dan kepala kelurahan.

Lomba ini dihelat Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Tangerang.

Lomba bertutur kategori lurah diikuti 60 lurah dari 13 kecamatan se-Kota Tangerang. Setelah melewati tahap seleksi, 13 lurah maju ke babak grand final.

Dikutip dari akun Instagram @dpadtangkot, babak grand final lomba bertutur kategori kepala kelurahan diselenggarakan hari Senin (14/2/2022) pukul 09.00 WIB. Acara grand final ini dsiarkan live di kanal Youtube Kota Tangerang.

Baca juga: Putri Sesepuh NU Jakarta Masuk Partai Demokrat, Ingin Bangun Rumah Aman Bagi Perempuan

Dalam sambutannya, Kepala DPAD Kota Tangerang, Meita Bachraeni menyatakan, lomba bertutur merupakan kesempatan bagi para lurah untuk mengisahkan asal usul nama kampung atau kawasan sekaligus untuk menunjukkan potensi masing-masing kelurahan

Babak grand final lomba bertutur kategori kepala kelurahan digelar secara virtual dan dihadiri Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah. Arief memberikan kesempatan kepada dua peserta untuk tampil sebelum dia secara resmi membuka lomba bertutur kategori lurah.

Peserta yang mendapat kesempatahn tampil pertama adalah Ito Sucipto, Lurah Poris Gaga, Kecamatan Batu Ceper. Ito antara lain menuturkan asal usul nama Poris.

Menurut Ito, salah satu kisah menyatakan, nama Poris berasal dari istilah dalam bahasa Belanda, voor rijst yang artinya adalah lahan padi. "Pada masa penjajahan Belanda, kawasan Poris adalah kawasan lahan pertanian," kata Ito.

Baca juga: Pendaftaran SNMPTN 2022 Dimulai, Wajib Isi Portofolio di Prodi Tertentu

Bagi masyarakat setempat, istilah dalam bahasa Belanda tersebut dilafalkan sebagai Poris.

Kisah lain, kata Ito, nama Poris terinspirasi dari nama Mpok Ris (Risma). Mpok Ris adalah wanita pejuang yang terkenal berani melawan Belanda yang saat itu bercokol di Tanah Air. Nama Mpok Ris kemudian luruh menjadi Poris.

Peserta kedua adalah H Kundarto, Lurah Poris Plawad Indah, Kecamatan Cipondoh.

Kundarto juga membahas asal usul nama Poris. Di antaranya, nama Poris berasal dari bahasa asing forest yang beraerti hutan kemudian luruh menjadi poris. "Kawasan Poris dulunya adalah hutan," kata Kundarto.

Versi lain, kata Kundarto, nama Poris adalah pengucapan cepat dan singkat dari Mpok Ris atau Mpok Risma.

Baca juga: Inilah Nama-nama Lurah yang Akan Bersaing Ketat di Grand Final Lomba Bertutur

Kundarto juga mengatakan, Mpok Risma adalah wanita yang disegani di kawasan tersebut. Mpok Risma terkenal berani melawan Belanda.

Setelah penampilan kedua peserta tersebut, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah memberikan kata sambutan untuk membuka babak final lomba bertutur kategori lurah.

Arief antara lain meminta para lurah merawat kisah-kisah yang hidup di masyarakat. "Kalau perlu, cari jejaknya Mpok Risma, cari rumahnya atau keluarganya," kata Arief.

Menurutnya, kisah-kisah tersebut akan semakin mewarnai Kota Tangerang. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved