Edukasi

Pantau Tumbuh Kembang Anak Secara berkala untuk Cegah kesalahan Penanganan Stunting

Kesalahan penanganan stunting, seperti memberikan tambahan susu atau makanan tinggi kalori kepada anak bisa menimbulkan obesitas dan PTM

Penulis: | Editor: Lilis Setyaningsih
pexels/victoria-borodinova
Pemantauan berat badan, panjang, serta lingkar kepala secara berkala dapat mencegah terjadinya stunting pada anak 

Selain itu, anak stunting juga sangat mungkin mengalami gangguan perkembangan.

Baca juga: Cegah Stunting, Dinkes Tangsel Lakukan Penyuluhan Kepada Remaja Putri

Sehingga, untuk mendiagnosis stunting, selain tinggi badan yang pendek, anak stunting juga kurus dan mempunyai masalah perkembangan.

Untuk dapat mendeteksi dini masalah ini, selain harus dipantau panjang atau tinggi badannya, setiap anak juga harus rutin ditimbang berat badannya, diukur lingkar kepalanya dan dinilai perkembangannya.

Stunting harus dapat dideteksi dan mendapatkan penanganan dini sehingga perkembangan otak pada 1000 hari pertama kehidupan tidak terganggu.

Namun, kesalahan penanganan stunting, seperti memberikan tambahan susu atau makanan tinggi kalori kepada anak yang tidak memerlukan, bisa sangat merugikan.

Baca juga: RSUD Kota Tangerang Buka Layanan Anak Komperhensif untuk Cegah Stunting dan Gizi Buruk

Anak akan menjadi individu obes yang berisiko mengalami diabetes mellitus dan berbagai penyakit tidak menular di kemudian hari.

“Upaya pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala penting untuk diterapkan oleh semua orangtua. Kemajuan teknologi telah memungkinkan orangtua untuk bisa memantau tumbuh kembang anak melalui aplikasi tumbuh kembang. Deteksi dini stunting maupun perawakan pendek lainnya sangat penting. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, tumbuh kembang anak dapat kembali optimal,” tambah Prof. Madarina.

Presiden Direktur PT Merck Tbk, Evie Yulin mengatakan, minimnya informasi terkait stunting menjadi kebutuhan bagi masyarakat khususnya orangtua yang membutuhkan.

Rangkaian program edukasi ini, para tenaga kesehatan, kader dan orang tua dapat lebih memahami tentang pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak sebagai upaya untuk pencegahan stunting serta juga dapat lebih memahami dan mendeteksi gejala growth hormone deficiency (GHD) sedini mungkin sehingga dapat menentukan pengobatan ataupun terapi yang sesuai.

Merck Indonesia bersama BKKBN mengadakan rangkaian program edukasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait masalah gangguan pertumbuhan pada anak.

Selain itu, melalui pengenalan Kartu Kembang Anak (KKA) Online dalam bentuk aplikasi dari BKKBN, masyarakat diharapkan juga dapat lebih memperhatikan siklus tumbuh kembang anak agar tidak terjadi miskonsepsi perihal stunting dengan perawakan pendek. (*)

 

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved