Terungkap Alasan Tersangka Bacok Iska Nurrohmah Hingga Tewas
Polres Metro Bekasi melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan buruh cantik Iska Nurrohmah (21) yang tewas dibacok 3 orang pelaku pembegalan
Penulis: Rangga Baskoro | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, CIKARANG UTARA -- Polres Metro Bekasi melakukan rekonstruksi kasus pembunuhan buruh cantik Iska Nurrohmah (21) yang tewas dibacok 3 orang pelaku pembegalan, yakni N (17), MR (16) dan Tile yang kini masuk daftar pencarian orang (DPO).
Kanit Jatanras Polres Metro Bekasi Iptu I Gede Bagus Ariska mengatakan proses rekonstruksi menghadirkan secara langsung dua tersangka yang memerankan 30 adegan di Mapolres Metro Bekasi.
"Untuk rekontruksi tadi ada 30 adegan, kemudian untuk yang DPO kita pakai peran pengganti, kemudian juga saksi-saksi yang anak-anak kita gunakan peran pengganti, kemudian untuk hasil pelaksanaan rekonstruksi, itu sendiri sudah sesuai dengan hasil pemeriksan dan sesuai dengan keterangan saksi-saksi yang lainnya," kata Gede saat dikonfirmasi, Kamis (31/3/2022).
Gede menjelaskan bahwa pelaku N memang dikenal sadis lantaran selalu membacok korbannya saat beraksi.
Baca juga: Tidak ada Barang yang Hilang, Polisi Masih Dalami Motif Tewasnya Iska yang Ditusuk Orang tak Dikenal
Meski begitu, Gede mengatakan bahwa pelaku awalmya tak berniat membacok Iska.
Namun, ia khawatir aksinya dipergoki warga lantaran Iska berteriak saat harta bendanya dirampas. N Kemudian terpaksa membacok Iska.
"N ini selalu kalau setiap kali dia melakukan pembegalan atau melakukan aksinya, dia selalu membacok korbannya. Memang dari awal dia tidak mau ada pembacokan, cuma memang ada perlawanan dari korban ini dia teriak, dan disitu masih kawasan perumahan akhirnya dia juga panik langsung dibacok seperti itu," tuturnya.
Pelaku N membacok Iska menggunakan celurit sebanyak empat kali. Namun, hanya bacokan pertama saja yang mengenai bagian bawah ketiak sebelah kiri.
Baca juga: Jelang Ramadan Polres Tangsel Gelar Patroli Malam Hari Antisipasi Wilayah Rawan Begal dan Tawuran,
Meski begitu bacokan tersebut menyebabkan luka sobek yang sangat dalam sehingga Iska meninggal dunia di lokasi kejadian lantaran kehabisan darah.
"Karena kalau sesuai hasil otopsi, memang ada luka sesuai dengan yang ditunjukan peran dari si tersangka itu, di bawah ketiak, sehingga menyebabkan pendarahan seperti itu. Si tersangka bilang empat kali dia mengayunkan celurit, tapi yang kena adalah sekali, pas pertama kali dia menyabetkan celurit itu," kata Gede.