Ramadan 2022
Jelang Mudik Lebaran, Kehadiran Terminal Bayangan Dikeluhkan PO di Jakarta
Sejumlah PO keluhkan keberadaan terminal bayangan di Jakarta yang mengakibatkan sepinya calon penumpang yang berangkat dari terminal resmi.
Penulis: Junianto Hamonangan | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Sejumlah Perusahaan Otobus (PO) keluhkan keberadaan terminal bayangan di Jakarta yang mengakibatkan sepinya calon penumpang yang berangkat dari terminal resmi.
"Yang utamanya itu karena sepi di sini (terminal) karena banyak terminal bayangan," kata Kepala Terminal Pulogebang, Bernad Pasaribu, Sabtu (9/4/2022).
Hal itu dikatakan saat rapat Persiapan Angkutan Lebaran Tahun 2022 dengan Direktorat Jenderal Hubungan Darat Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Sebanyak 50 PO antar kota antar provinsi (AKAP) hadir dalam rapat yang dilaksanakan di Terminal Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, pada Sabtu (9/4/2022).
Baca juga: Demi Keselamatan Penumpang, Mulai H-7 Lebaran, Ratusan Sopir di Terminal Kalideres Akan Dites Urine
Para PO mengeluhkan banyak penumpang yang lebih memilih berangkat dari terminal bayangan di pinggir jalan ketimbang terminal resmi seperti Pulogebang, Kampung Rambutan, dan lainnya.
Menanggapi keluhan tersebut, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi yang memimpin rapat tidak akan tinggal diam dengan mengambil tindakan.
Penindakan terhadap terminal bayangan dapat dilakukan oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Dinas Perhubungan daerah setempat dalam hal ini DKI Jakarta.
"Tadi (rapat) kan pak Dirjen sudah mengatakan dia perintahkan BPTJ dan Dishub untuk bisa kenceng (penindakan) agar bisa meramaikan terminal," ungkap Bernad.
Baca juga: Jelang Mudik, Kemenhub Imbau PO Lakukan Ramp Check Bus untuk Cegah Kecelakaan
Meski demikian, penindakan travel gelap yang memakai kendaraan pelat hitam atau pribadi diakui lebih sulit lantaran tidak bisa dilakukan Dinas Perhubungan daerah.
"Pak Dirjen ngomong kan untuk menggunakan menindak travel gelap yang pelat item agak sulit memang. Tapi kalau untuk yang pelat kuning itu kewenangan Kementerian, termasuk Dishub," ungkapnya.
Adapun semenjak terjadinya pandemi Covid-19 jumlah keberangkatan penumpang di Terminal Pulogebang menurun drastis hingga di bawah 1.000 per hari.
Padahal sebelum adanya pandemi Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020 silam, berkisar lebih dari 2.000 orang per hari penumpang yang melakukan keberangkatan dari Terminal Pulogebang. (jhs)