Edukasi

Cerita Oman yang Menjadi Pendiri dan Satu-satunya Guru di Sekolah Kelas Jauh di Kampung Cilele

Pahlawan tanpa tanda jasa layak disematkan pada diri Oman (62) yang  mendirikan sekolah sekaligus mengajar siswa di tengah hutan Karawang.

Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Tangerang/Muhammad Azzam
Oman (62) pendiri sekolah sekaligus mengajar siswa di hutan Kampung Cilele, Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. 

TRIBUNTANGERANG.COM, KARAWANG -- Pahlawan tanpa tanda jasa layak disematkan pada diri Oman (62) yang  mendirikan sekolah sekaligus mengajar siswa di tengah hutan Karawang.

Oman menjadi pendiri dan satu-satunya guru di sekolah kelas jauh tepatnya di hutan Kampung Cilele, Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang.

Oman  sebetulnya warga Dusun Kaligandu, Desa Wanajaya.

Dia memilih pensiun dari pekerjaannya sebagai sopir angkutan pada 1990.

Baca juga: Kehidupan Warga Kampung Cilele Karawang, Hidup Ditengah Hutan, Listrik Andalkan Panel Surya

Kemudian ia berkebun di sekitar Kampung Cilele, yang jalan menuju wilayah itu berupa tanah dan sebagian berbatu.

Saat berkebun, Oman bercerita, kala itu melihat banyak anak-anak Kampung Cilele yang tak bersekolah. Banyak di antara mereka saban hari membantu orangtuanya berkebun.

Saat ditanya alasannya tak sekolah, karena lokasi fasilitas sekolahnya yang sangat jauh dan medan cukup sulit, apalagi jika hujan turun.

"Dari situ tahun 1999 saya mendirikan kelas baca tulis. Awalnya juga bangunannya gubuk kayu itu juga dibangun gotong royong sama warga," terang dia.

Oman (62) mendirikan sekolah sekaligus mengajar siswa di hutan Kampung Cilele, Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang.
Oman (62) mendirikan sekolah sekaligus mengajar siswa di hutan Kampung Cilele, Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang. (Tribun Tangerang/Muhammad Azzam)

Oman ketika itu tidak dibayar sama sekali, setelah proses panjang akhirnya mulai terbangun bangunan permanen dan terintegrasi menjadi kelas jauh SDN Wanajaya III.

Sekolah itu pun menjadi kelas jauh secara resmi untuk SDN Wanajaya III. Hanya dua orang pengajar saat itu.

"Saat itu saya punguti Rp3 ribu perbulannya setiap murid setelah jadi kelas jauh. Itu pun saya gunakan seribu rupiah untuk kas sekolah di induk, lalu sisanya untuk kebutuhan sekolah di sini. Itu pun sering saya pakai untuk kebutuhan bensin teman saya ini, " katanya.

Oman merasakan honor dari sekolah induk, ketika adanya anggaran dana bantuan operasi sekolah (BOS). Saat pertama dari Rp30 ribu hingga ia menerima terakhir Rp300 ribu sebelum menjadi PNS.

Baca juga: Satwa Liar Langka Katak Bertanduk Ditemukan di Pengunungan Sanggabuana Karawang oleh Tim SCF

Ketika menjadi PNS, Oman baru merasakan gaji sebesar Rp2,5 juta. Empat tahun kemudian ia harus pensiun dan sama sekali tidak mendapatkan uang pensiun karena aturan yang menyebutkan, hanya ASN yang memiliki masa kerja lima tahun yang diperbolehkan memperoleh dana pensiun.

Sekarang Oman masih aktif mengajar dan menjadi guru satu-satunya di kelas jauh tersebut.

Oman pun mendapatkan honor sebesar Rp750 ribu perbulannya.

Sumber: Tribun bekasi
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved