Tangerang Raya
Jasad di Pinggir Tol Tangerang-Merak, Keluarga Serahkan Kasus Pembunuhan Bayu Samudra ke Polisi
Keluarga Bayu Samudra menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus dugaan pembunuhan itu kepada pihak berwajib.
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Intan UngalingDian
TRIBUNTANGERANG.COM, KARAWACI - Korban Bayu Samudra yang ditemukan tewas di pinggir Jalan Tol Tangerang-Merak, Kota Tangerang, Rabu (1/6/2022), masih diselidiki polisi.
Keluarga Bayu Samudra menyerahkan sepenuhnya penyelidikan kasus dugaan pembunuhan itu kepada pihak berwajib.
"Saya enggak tau lagi harus ngomong bagaimana, saya serahkan semua sesuai dengan hukum yang berlaku di negara kita ini," ujar Sanudin (62), ayah Bayu Samudra, saat diwawancarai Tribuntangerang.com, Kamis (2/6/2022).
Sanudin berharap, pelaku pembunuhan terhadap Bayu Samudra mendapat ganjaran setimpat atas perbuatannya.
Kematian putranya, kata Sanudin, tidak wajar, melainkan perbuatan pelaku yang menghilangkan nyawa manusia.
Menurut dia, mantan kekasih Bayu Samudra ikut dibekuk polisi karena terakit kematian korban.
Dia mengatakannya berdasarkan video interogasi polisi yang diperlihatkan kepada Sanudin.
"Kalau dari video yang dikasih lihat pihak kepolisian kepada saya, pelaku dua-duanya telah ditangkep juga sama polisi," tuturnya.
"Tapi kalau dilihat dari gambar, pelaku sama si wanita ini kayanya lebih tua dari Bayu, bukan teman satu sekolah juga kayanya mereka itu," ujarnya.
Sainudin hanya bisa pasrah atas musibah yang menimpa keluarganya.
"Semua orangtua pasti sayang sama anaknya, termasuk saya sendiri kepada Bayu, tapi sebagai orangtua pasti kita terkenang, namanya anak sendiri kan," ucapnya.
"Saya tau takdir itu semua di tangan Allah, tapi ya Allah kenapa nasib anak saya harus meninggal karena dibunuh orang, udah itu aja saya sayangkan," kata Sanudin seraya menitikan air mata.
Baca juga: Mayat Laki-Laki di Pinggir Tol Tangerang-Merak Jadi Korban Pembunuhan, Ini Identitasnya
Baca juga: Kepala dan Wajah Mayat Tanpa Identitas Penuh Luka-luka Ditemukan di Pinggir Pintu Tol Karang Tengah
Firasat
Sanudin mengatakan, sebelum kematian putranya, dia mendapat firasat buruk.
Firasat pertama yang dialaminya yakni putranya minta pakaian kotornya tidak usah dicuci lagi.