Wisata
Geliat Kampung Ondel-ondel Kramat Pulo Senen
Kampung Ondel-ondel Kramat Pulo Senen Sudah Berdiri Sejak Tahun 2018, Pencetusnya Generasi Ketiga Sanggar Seni Betawi Mamit CS
Penulis: Miftahul Munir | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, SENEN - Ondel-ondel identik dengan Jakarta.
Namun, seperti juga nasib kesenian tradisional lainnya, keberadaan kesenian ondel-ondel di Jakarta juga kesulitan untuk bertahan.
Terlebih adanya pandemi Covid-19.
Beruntung masih ada anak muda yang mau meneruskan kesenian ondel-ondel. Bahkan menginisiasi terbentuknya kampung ondel-ondel.
Kampung Ondel-ondel telah mewarnai kehidupan warga di Jalan Kramat Pulo, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat sejak tahun 2018 silam.
Baca juga: Destinasi Wisata Kota Tangsel : Kampung Keranggan Jadi Kampung Budaya Sunda Banten
Seiring menurunnya kasus Covid-19, Kampung Ondel-ondel pun mulai bergeliat.
Kampung tersebut didirikan setahun setelah legenda sanggar seni Betawi Mamit meninggal dunia.
Mamit sejak usianya masih remaja, sudah mencintai dan mempertahankan seni Betawi agar tidak tergerus oleh jaman.
Sanggar tersebut berada di pinggiran kali kecil dan kediaman Mamit berada disebrangnya melewati gang setapak, tepat di pojokan.
Baca juga: Kampung Tangguh Jaya Antinarkoba Pertama di Pondok Maharta di Kota Tangerang Selatan
Di dalam rumahnya, sudah ada banyak foto Mamit bersama timnya di tahuan 1970 sampai 2016 berukuran 6x9 yang dibingkai menjadi satu.
Abdul Halif, anak ke lima Mamit ini menjadi genarasi ketiga mengurus sanggar yang didirikan sejak tahun 1984.
Halif yang mengenakan kaos hitam ini begitu antusias untuk menceritakan perjuangan ayahnya semasa muda bersama ondel-ondel.
Ia menurunkan dua bingkai, satu berukuran sekira 60x40 cm dan satu lagi berukuran 10 R berisikan foto ayahnya bersama tim sanggar.
Baca juga: Tersembunyi di Tanah Abang, Pasar Kampung Bali Jual kemeja Christian Dior Bekas Rp5.000
Menurutnya, kampung ondel-ondel ini dicetus ketika ia bersama keturunan Mamit lainnya berinisiatif mengajukan nama ke ketua RT dan RW tahun 2018.
Tujuannya untuk mengenang almarhum sang ayah karena sudah puluhan tahun mengrajin ondel-ondel dan mempertahankan seni Betawi.