Jakarta

Perubahan Nama Jalan di Jakarta Berpotensi Menghilangkan Nilai Sejarah dan Budaya

Nama jalan diganti atau diubah di DKI Jakarta bisa berpotensi menghilangkan nilai sejarah dan budaya dari suatu wilayah.

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Alfian Firmansyah
Jalan M Mashabi ini semula bernama Jalan Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Perubahan nama jalan yang dilakukan Guberbur DKI Jakarta Anies Baswedan ini, menurut sejarawan JJ Rizal, berpotensi menghilangkan nilai sejarah wilayah dan budaya. 

2.  Mahbub Djunaidi

Tokoh yang dikenal sebagai ketua umum pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), wartawan, sastrawan, kolumnis, agamawan dan politikus.

Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Srikaya, sekitar Kebon Sirih.

3.  Raden Ismail

Kemenakan dari pahlawan nasional MH Thamrin yang aktif di dunia seni peran yang pernah berkeliling hingga ke Singapura, Malaya dan Thailand bersama grup opera.

Dia dikenal sebagai aktor Betawi era 1950-an.

Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Buntu.

4.  A Hamid Arief

Aktor Indonesia yang aktif era tahun 1950-1980-an. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Tanah Tinggi 1 Gang 5.

5.  H Imam Sapi’ie

Pahlawan Kemerdekaan yang berjuang melawan penjajah, pernah diangkat menjadi Menteri Urusan Keamanan Rakyat pada zaman revolusi.

Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Senen Raya.

6.  Abdullah Ali

Putra Betawi yang dijuluki maestro dan legenda perbankan Indonesia.

Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan SMP 76.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved