Literasi
Yusli Wardiatno: Indonesia Punya Potensi Sukseskan Literasi Masyarakat Seperti di Jepang
Budaya membaca di Jepang dibangun sejak usia dini. literasi sangat berperan penting terhadap kemajuan sebuah negara.
Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Ign Agung Nugroho
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI, Tokyo, Jepang, Yusli Wardiatno mengatakan, literasi sangat berperan penting terhadap kemajuan sebuah negara.
Dia menjelaskan, Jepang dikenal sebagai negara dengan literasi yang baik.
Penelitian Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) terhadap 166.000 orang partisipan dari total 24 negara di dunia dengan rentang usia 16-65 tahun, menyimpulkan bahwa orang dewasa Jepang memiliki kemampuan lebih dalam mengolah informasi dan mencari teks-teks padat dibanding orang-orang yang berasal dari negara lain.
Baca juga: Kenalkan Anak Sejak Dini soal Literasi Membaca, Menulis, Iptek, Finansial dan Budaya. Apa Alasannya?
"Budaya membaca di Jepang dibangun sejak usia dini," kata Yusli dalam acara talk show bertajuk 'Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat', Kamis (7/7/2022).
Menurutnya, budaya membaca sejak dini tersebut, dilakukan oleh seluruh unsur masyarakat, mulai dari orangtua, sekolah, penulis atau penerjemah, penerbit buku, hingga pemerintah.
"Anak di Jepang mengenal buku sejak lahir. Pemerintah setempat memiliki program memberikan hadiah buku kepada anak yang baru lahir," kata Yusli.
"Buku dibagikan kepada ibu yang mengantar anaknya untuk imunisasi pertama," sambungnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, Jepang mulai pergerakan literasi sejak abad 17.
Sekitar tahun 1830-1844 Terakoya sudah berkembang di seluruh Jepang, dan pada awal Meiji atau tahun 1868, jumlahnya lebih dari 15.000.
Terakoya adalah tempat anak-anak masyarakat biasa, belajar membaca, menulis, dan berhitung.
Hasilnya, pada 1913, Jepang berhasil menjadi salah satu produsen buku terbesar di dunia.
Dia menilai, Indonesia memiliki potensi untuk menyukseskan literasi masyarakat.
