Olahraga
Layangan Aduan di Indonesia Kejar Prestasi dan Diakui Dunia
Menurut Essa, Indonesia telah banyak menjadi acuan perlombaan layangan aduan di dunia.
Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Ign Agung Nugroho
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Persatuan layangan Aduan Seluruh Indonesia ( Perlasi) baru saja menggelar kegiatan Turnamen Layangan Aduan Piala Gubernur DKI Jakarta, yang berlangsung di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
Salah satu hal yang menarik adalah gelaran ini adalah sistem perlombaannya.
Ketua Umum Perlasi, Essa Muhamad mengatakan, dalam turnamen tersebut, Perlasi menggunakan metode bermain freestyle.
Baca juga: Anies Baswedan Main Layangan Bersama Teman-teman hingga Lupa Waktu
Dengan metode ini, semua tim bebas menggunakan jenis layangan dan benangnya.
Ada layangan berat yang biasa disebut dengan istilah Layangan Sukhoi dan ada layangan ringan yang biasa disebut Layangan Seot.
Jenis benang yang digunakan juga disesuaikan dengan jenis layangannya.
"Beruntung di Indonesia telah banyak diproduksi layangan maupun benangnya," kata Essa kepada awak media belum lama ini.
Menurutnya, di Indonesia telah banyak produksi puluhan jenama produk layangan dan benang.
Harganya juga tidak main-main.
"Satu pak benang bisa seharga Rp 750 ribu hingga Rp 900 ribu," ungkap Essa.
Salah satunya merek Brotherhood yang banyak dipakai oleh tim-tim layangan yang ikut dalam lomba ini.
Seperti tim Kite Fighter Duo Rajawali ( KFDR) menggunakan benang Brotherhood jenis Black Sultan yang cocok dengan tipe Layangan Sukhoi yang berat.