Baku Tembak di Rumah Jenderal
Pesan Janggal Muncul di HP Keluarga Yosua Hutabarat, Kini Tak Bisa Komunikasi Lewat WA
Aplikasi WhatsApp (WA) di handphone keluarga Brigadir Yosua tak bisa digunakan untuk berkomunikasi. Akun WA mereka diduga diretas atau dibajak
Penulis: Ign Prayoga | Editor: Ign Prayoga
TRIBUNTANGERANG.COM, JAMBI -- Pesan janggal muncul handphone (HP) keluarga Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat, korban tewas dalam baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.
Pesan tersebut muncul setelah jenazah Yosua dimakamkan di Jambi, Senin (11/7/2022). Seiring munculnya pesan tersebut, aplikasi WhatsApp (WA) di handphone keluarga Brigadir Yosua tak bisa digunakan untuk berkomunikasi.
Hal ini sama saja membungkam keluarga tersebut agar tak menyuarakan pertanyaan-pertanyaan besar di balik kematian Yosua.
Samuel Hutabarat, ayah almarhum Yosua Hutabarat mengatakan, peretasan terjadi pada HP miliknya serta HP milik sang istri (ibu Yosua) serta HP milik adik Yosua.
Dugaan peretasan muncul setelah mereka menerima pesan otentifikasi, Selasa (13/7/2022).
Pesan tersebut menyatakan, bahwa nomor seluler mereka telah digunakan pada aplikasi WA di perangkat lain.
Samuel merasa tidak pernah memindahkan nomor HP-nya ke perangkat lain. Hal ini memunculkan dugaan bahwa HP Samuel diretas
Pria yang baru saja memakamkan putranya tersebut, kemudian menunjukkan pesan janggal yang muncul di HP miliknya.
Bunyi pesan tersebut sebagai berikut: Nomor telepon Anda tidak lagi terdaftar dengan WhatsApp di telepon ini. Mungkin karena Anda telah mendaftarkannya di telepon yang lain. Jika Anda tidak melakukan ini, verifikasi nomor telepon Anda untuk masuk kembali ke Akun.
Pakar keamanan siber dari Vaksin.com, Alfons Tanujaya mengungkapkan notifikasi demikian berarti penyusup sudah berhasil masuk ke akun suatu WhatsApp.
"Bukan tanda akun WhatsApp akan dibajak, tapi sudah dibajak," kata Alfons dalam artikel di Kompas, Mei 2020.
hmad Asyhadi SKom MSi, akademisi dari Universitas Dinamika Bangsa menyampaikan bahwa upaya peretasan sangat mungkin dilakukan.
Saat Tribun memperlihatkan gambar notifikasi tersebut menurutnya itu adalah merupakan proses verifikasi bahwa pesan WA tersebut digunakan dari perangkat lain.
"Itu autentikasi, yaitu suatu metode untuk menentukan atau memastikan bahwa seseorang (atau sesuatu) adalah asli atau benar. Untuk proses validasi user pada saat memasuki aplikasi yaitu username dan password dari user melalui proses pengecekan user apakah teregistrasi sebelumnya oleh user itu sendiri," paparnya.
Dosen yang mengampu mata kuliah Basis Data itu melanjutkan, dalam metode autentifikasi itu maka untuk mengujinya lagi, sistem mengirimkan kode OTP.
"Jika kode yang diinputkan benar, user bisa masuk ke sistem,” kata Ahmad Asyhadi dikutip dari TribunJambi.com
Menurut Ahmad Asyhadi, bila muncul notifikasi autentifikasi tersebut, maka ada upaya penggunaan aplikasi WA nomor si pemilik dari perangkat lain.
Pendek kata, ada perampasan dan digunakan di perangkat lain. (*)
Sumber: TribunJambi.com