Tanaman Hias

Petani Bonsai Kuliahkan Anak di Universitas Indonesia Berkat Tanaman Hias Bonsai

Petani tanaman hias bonsai, Suparno bisa membiayai kuliah anaknya di Universitas Indonesia berkat

Penulis: Cahya Nugraha | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Cahya Nugraha
Suparno (60) sedang menyiram tanaman hias bonsai di alun-alun Kota Bogor, Jawa Barat. Dari bisnis tanaman hias bonsai ini, Suparno bisa mengantongi Rp 10 juta per bulan. 

TRIBUNTANGERANG.COM, BOGOR - Festival Bonsai di Alun-alun Kota Bogor menampilkan hasil kerja para petani bonsai atau kolektor tanaman bonsai.

Salah satu petani tanaman bonsai yang menampilkan tanaman hiasnya yakni Suparno (60).

Suparno mengungkapkan kecintaannya terhadap dunia seni, terutama tanaman hias bonsai.

Bahkan tanaman hiasnya ini menjadi ladang bisnisnya.

Dari tanaman bonsainya itu, dia bisa membiayai kuliah anaknya di Universitas Indonesia (UI) hingga meraih gelar sarjana.

"Anak saya empat, satu lulusan UI dan yang terakhir masih SMP. Pembiayaan hidup, baik anak dan istri semuanya memang dari jual beli tanaman bonsai," ucap Suparno. 

Meski disebut sebagai petani bonsai oleh orang-orang di lingkungan rumahnya, namun Suparno tetap fokus dan memilih menikmati kehidupannya. 

"Alhamdulillah dari hasil ini anak saya sudah lulus UI, sekarang udah bekerja jadi bisa mandiri," ucapnya.

Baca juga: Cara Menanam, Menjaga dan Merawat Tanaman Bonsai agar Tumbuh Sehat dan Indah

Baca juga: Tidak Hanya Untuk Menyuburkan Tanaman, Abu Vulkanik juga Atasi Masalah Kulit Wajah

 Suparno mengakui bahwa perjuangannya dibilang cukup berat dalam membangun bisnis tanaman bonsai,  tapi berusaha santai saat menjalaninya.

"Enjoy, sehingga hidup ini kita anggap sebagai tamasya, jadi nggak ada yang berat," ucap Suparno.

Dia memiliki lahan seluas 200 meter persegi untuk bertani tanaman hias, terutama bonsai.

Harga tanaman bonsai yang dijualnya mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 500.000 per tanaman.

"Penjualan bonsai terbilang unik terkadang seminggu laku bisa menutup sebulan untuk kebutuhan sehari-hari. Kadang sebulan laku satu ketutup, gitu. Sampe 10 juta sebulan," ucap Suparno. 

Kecintaannya terhadap bonsai dan menanamnya sudah dimulai sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD).

Ketika beranjak menjadi siswa sekolah menengah pertama (SPM), dia mulai mencari tanaman bonsai.

"Mulai nanem-nanem SD, SMP juga sudah cari-cari bahan bonsai, belajar cara taman juga otodidak. Dulu belum ada YouTube, sekarang zaman sudah berkembang lebih gampang lagi, " ucapnya. 

"Pelihara harus dari hati dasarnya senang dulu, kita rawat, kita siram, kasih pupuk, ajak komunikasi itu pohon karena boleh dikatakan dia itu hidup," kata Suparno.

 

 


 
 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved