Polisi Tembak Polisi
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis: Banyak Fakta Diluar Akal pada Kasus Penembakan Brigadir J
Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis mengatakan kasus polisi tembak polisi malah melebar dari pembunuhan sampai pelecehan seksual
News Analysis Oleh: Soleman B. Ponto, Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis
TRIBUNTANGERANG.COM, JAMBI - Kasus polisi tembak polisi di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo ditemukan banyak fakta diluar akal.
Ada banyak kejanggalan pada kasus penembakan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Pertama, kasus penembakkan ini terkesan melebar dari awalnya kasus pembunuhan menjadi kasus pelecehan seksual.
Padahal, kasus ini berawal dari tembak menembak antara anggota kepolisian.
Yang nembak-menembak, polisi menembak polisi di rumah polisi, ditangkap oleh polisi yang mati CCTV.
Namun tiba-tiba Kapolri membentuk tim. Kompolnas masuk. Judulnya polisi semua. Ya jadi liar.
Baca juga: Mabes Polri Akui Anggotanya Intimidasi Jurnalis di Sekitar Rumah Dinas Irjen Ferdy Sambo
Padahal kan kalau kita kembali lagi ke faktanya, itu hanya pembunuhan saja, titik! Tapi kenapa kemudian jadi belok ke sana ke mari?
Nah, dari situ lah, lagi-lagi intelijen melihat, pasti ada sesuatu yang disembunyikan.
Padahal, jika kasus pembunuhan, cukup hanya melibatkan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Selain itu sejumlah fakta menunjukkan adanya hasil autopsi atas peristiwa penembakkan yang menewaskan Brigadir Yoshua.
Namun, hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
Kalau autopsi oleh penembakan, maka kita jangan bicara dulu itu pelecehan seksual. Kita bicara saja penembakan. Kan, harus konsisten dong.
Sekarang ini logika waras publik teracak-acak dengan penyampaian-penyampaian ini.
Lalu tiba-tiba Kapolri juga masuk (membentuk tim). Lah, sekarang bagaimana mau percaya masyarakat?