Citayam Fashion Week
Menakar Dampak Positif dan Negatif Fenomena Citayam Fashion Week yang Makin Ramai Dibicarakan
Fenomena Citayam Fashion Week memiliki dampak positif dan negatif menurut Pengamat isu sosial dari Universitas Indonesia (UI), Chandra Kirana.
Penulis: Leonardus Wical Zelena Arga | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Fenomena Citayam Fashion Week memiliki dampak positif dan negatif menurut Pengamat isu sosial dari Universitas Indonesia (UI), Chandra Kirana.
Dampak positifnya karena fenomena tersebut memungkinkan siapa pun mendapat validasi sosial.
"Asal mereka (anak-anak Citayam Fashion Week) punya konten yang menarik dalam tanda kutip, apapun definisi menarik itu," ujar perempuan yang akrab dipanggil Kicky saat wawancara eksklusif di Gedung H Lantai 6 LPPSP Kampus FISIP UI, Depok, Jawa Barat, Selasa (19/7/2022),
Menurut Kicky, mereka seperti diberikan ruang terbuka di mana bisa mengekspresikan apa yang menjadi nilai-nilai lokal dan mereka menampilkannya dengan percaya diri.
Sementara dampak negatifnya, Kicky cenderung melihat ketika orang berkumpul dan tidak ada pengaturan, itu bahaya.
Ia mengatakan, setelah mereka jajan, lalu tempat sampahnya tidak diatur, sampahnya akan luar biasa dan itu menimbulkan masalah baru.
Belum lagi soal adanya persaingan atau hal lain sehingga timbul konflik.
"Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta harus memastikan tidak ada konflik-konflik yang menganggu satu sama lain. Kemudian jangan sampai ada aksi vandalisme, kekerasan, perusakan fasilitas umum," ujar Kicky.
Terkait lalu lintas, menurut Kicky, rasanya demi keamanan dan kenyamanan semua orang, harus segera diatur.
Sebagai contoh ada satu titik, ada jalan-jalan tertentu yang misalnya ditutup untuk urusan X.
Pemprov DKI Jakarta perlu memastikan kebutuhan mereka apa.
"Karena kalau buat saya dari nongkrong-nongkrong itu mudah-mudahan produktif nongkrongnya, muncul ide-ide tertentu. Misalnya ide-ide apa? Salah satu yang kelihatan adalah fashion show yang mereka lakukan," ujar Kicky.
Tetapi karena mereka menggunakan sarana publik, maka perlu diatur dan diperhatikan supaya tidak mengganggu kepentingan semua orang yang menggunakan area tersebut.
Peran Media Terhadap Eksistensi Fenomena Citayam Fashion Week
Citayam Fashion Week hingga saat ini masih eksis dan menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.
"Peran media yang dimaksud adalah memberi ruang dan akses untuk semua orang tampil di 'panggung'. Tapi apakah semua orang bisa menjadi artis atau selebritis? Saya kira enggak sesederhana itu," ujar Kicky.
Ia mengatakan bahwa mereka (anak-anak Citayam Fashion Week) harus berjuang untuk konsisten membuat konten yang kira-kira disukai oleh kalangan tertentu, yang membuat mereka diterima.
Menurut Kicky, ketika posisi kontennya diterima, mungkin seseorang bisa menjadi selebriti
Baca juga: Gisella Anastasia Bertemu Bonge saat Ikut Ramaikan Citayam Fashion Week di Zebra Cross Dukuh Atas
Baca juga: Perusahaan Baim Wong Putuskan Lepas Citayam Fashion Week sebagai HAKI
Tapi, ia menegaskan lagi bahwa menjadi artis atau selebriti tidak sesederhana yang dibayangkan.
"Membuat konten itu tidak hanya sekali lalu berhenti. Tapi harus dikelola secara rutin," paparnya.
Hal tersebut berimplikasi bahwa anak-anak remaja akan fokus di situ dan mengabaikan yang lain.
"Kalau bicara tentang situasinya Roy yang menolak beasiswa, saya tidak bisa melakukan penilaian yang sifatnya menghakimi. Saya tidak tahu tujuan Roy. Tapi lihat lagi ke belakang. Roy itu latar belakangnya apa," ujar Kicky.
Kicky juga mengatakan kalau beasiswa bukannya tanpa persyaratan. Karena harus ada beberapa hal yang harus dilaksanakan oleh Roy.
Namun, apabila berbicara sebagai orangtua, Kicky sangat menyayangkan penolakan beasiswa tersebut.
"Tapi lagi-lagi, posisi saya kan sebagai pengamat ya. Mungkin Roy yang menjalankan situasi lebih tahu pilihan-pilihan saat ini yang paling bisa dilakukan seperti apa," ujar Kicky. (m36)