Edukasi

Pasien dengan Gagal ginjal yang Jalani hemodialisis Miliki Risiko Tinggi Terinfeksi Hepatitis C

Hepatitis merupakan penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus.

Penulis: Lilis Setyaningsih | Editor: Lilis Setyaningsih
pexels/karolina-grabowska
upaya-upaya pencegahan infeksi Hepatitis C bagi pasien Hemodialisis juga penting dilakukan 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG -– Hepatitis merupakan penyakit menular dalam bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus.

Menjadi salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat di dunia, termasuk Indonesia.

Virus Hepatitis B dan C ini menyebabkan sekitar 1,5 juta penduduk dunia meninggal setiap tahunnya.

Situasi itu tergambarkan dengan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dimana prevalensi pengidap hepatitis di Indonesia adalah 0,4 persen.

Hepatitis C menjadi salah satu jenis hepatitis prioritas dan sorotan saat ini di Indonesia karena risiko penularannya yang tinggi.

Pasien dengan penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis memiliki presentasi risiko tinggi untuk terinfeksi virus Hepatitis C, yaitu sebesar 15,16 persen.

Ironisnya, risiko terinfeksi virus Hepatitis C akan semakin meningkat apabila semakin lama waktu pasien tersebut menjalani hemodialisis.

Prevalensi Hepatitis C pada pasien hemodialisis masih tetap tinggi karena pasien tersebut memiliki kecenderungan untuk menularkan virus Hepatitis C ke pasien Hemodialisis lainnya.

Hal itu juga dipicu karena pasien hemodialisis dengan Hepatitis C jarang mendapatkan pengobatan yang optimal.

Baca juga: Dinkes Kabupaten Tangerang Edukasi Masyarakat untuk Pencegahan Penyakit Hepatitis Akut

Baca juga: IDAI Imbau Orangtua Terapkan PHBS dan Konsumsi Makanan Matang untuk Cegah Hepatitis Akut Misterius

George Stylianou, Managing Director Merck Sharp & Dohme Indonesia mengatakan, memperingati Hari Hepatitis Sedunia yang jatuh pada hari ini, MSD Indonesia memiliki harapan agar masyarakat sadar pentingnya pemahaman yang tepat pada Hepatitis, deteksi dini, dan akses pengobatannya yang optimal.

"Keterbatasan ekonomi dan sosial dapat menimbulkan ketimpangan dan tantangan bagi masyarakat untuk mendapatkan pengobatan optimal dengan kualitas yang tinggi," kata George, Kamis (28/7/2022).

"Namun, akses pengobatan yang optimal dan deteksi dini nantinya memiliki peranan yang besar dalam menurunkan angka penderita Hepatitis C dan risiko penularannya," imbuhnya.

George berharap, melalui momentum Hari Hepatitis Sedunia ini diharapkan semua pihak baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat berkolaborasi untuk mewujudkan generasi bebas hepatitis.

"Kami sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemerintah Indonesia untuk merealisasikan komitmen Pemerintah Indonesia dalam mengeliminasi Hepatitis C pada tahun 2030.” Lanjut George.

Baca juga: Biotek Farmasi Hadirkan Produk Terbaru, Diklaim Bisa Atasi Hepatitis Akut

Di Indonesia, saat ini telah tersedia terapi anti Hepatitis C Virus golongan Direct Acting Antivirus (DAA) yang telah terbukti secara klinis mencapai respon kesembuhan lebih dari 95 persen.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved