Harga Bahan Pangan

Harga Telur di Pasar Ciputat Mencapai Rp 30.000, Warteg Gunakan Siasat Pilih yang Kecil

Harga telur ayam di Ciputat, Tangerang Selatan, mencapai Rp 30.000 per kg. Para pengusaha warteg menerapkan siasat pilih yang kecil

Penulis: Ign Prayoga | Editor: Ign Prayoga
Tribunnews/Jeprima
Pedagang menunjukkan telur di kiosnya di kawasan Cirendeu, Tangerang Selatan. Harga telur pada Senin, 22 Agustus 2022, mencapai Rp 30.000 per kg. 

Harga telur ayam per kilo di toko sembako di Jakarta telah berkisar pada Rp 30.000 hingga Rp 33.000. Sedangkan di warung, harga telur mencapai Rp 33.000 per kilogram.

Presiden Peternak Layer Nasional (PLN) Ki Musbar Mesdi membeberkan penyebab meroketnya harga komoditas tersebut.

Menurutnya, hal ini disebabkan belum seimbangnya antara rantai pasok (supply) dan permintaan (demand).

Ki Musbar Mesdi mengungkapkan, dari sisi supply yakni peternak ayam petelur, masih belum pulih sepenuhnya imbas pukulan pandemi yang terjadi sejak 2020-2021.

Pada rentang waktu tersebut, daya beli masyarakat turun dan membuat harga telur juga ikut-ikutan turun.

Sejumlah hotel hingga restoran yang kerap menyerap pasokan telur dalam jumlah besar, harus berhenti beroperasi imbas adanya pengetatan mobilitas masyarakat.

Yang pada akhirnya banyak peternak yang gulung tikar, alias bangkrut.

"Efek turunnya aktivitas ekonomi membuat peternak yang tidak kuat bertahan menjadi bangkrut," ucap Ki Musbar Mesdi saat dihubungi Tribunnews, Minggu (21/8/2022).

"Selama 2 tahun tersebut diperkirakan (populasi) ayam yang memproduksi telur turun 30 persen. Hal ini memberikan dampak luar biasa (terhadap rantai pasok)," sambungnya.

Sementara itu dari sisi permintaan (demand) telur, kini sedang mengalami peningkatan yang cukup signifikan seiring pulihnya perekonomian pasca pandemi.

Ditambah lagi, Pemerintah mempunyai program bantuan sosial (bansos) dalam bentuk komoditas pangan, salah satunya telur.

Hal ini semakin membuat permintaan telur ayam dari peternak meningkat pesat.

"Khusus pada semester II-2022 ini, permintaan meningkat. Sedangkan suplai telur dari peternak belum pulih," papar Ki Musbar Mesdi.

"Di satu sisi, pemerintah membantu masyarakat kecil dengan bansos. Bentuk bansos ini menyebabkan harga telur ini melonjak. Karena suplai ke pasar juga terganggu," paparnya.

Selain gangguan pada rantai pasok dan permintaan, kenaikan harga komoditas telur juga terdampak oleh faktor naiknya tarif listrik dan peralihan bahan bakar minyak (BBM) mobil logistik angkutan telur.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved