Usaha kerupuk

Rumah Produksi Kerupuk Alfanas. Menyediakan 20 Jenis dan Digoreng Menggunakan Kayu Bakar

Bangunan di Jalan Balinda I, Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat itu adalah rumah produksi yang menyajikan 20 jenis kerupuk.

Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Lilis Setyaningsih
Tribun Tangerang/Yolanda Putri Dewanti
Para pekerja sedang mengemas kerupuk agar siap dijual di pasar 

TRIBUNTANGERANG.COM, BEKASI -- Berbagai kalangan usia dan status soial,  kerupuk jadi teman makan yang terkadang wajib ada. 

Sensasi kriuk dan gurihnya rasa kerupuk diyakini menambah kenikmatan saat makan atau sekedar jadi cemilan.

Para pelaku UMKM (usaha mikro kecil dan menengah) hingga pabrik dapat menyediakan panganan favorit ini.

Salah satunya ada di Babelan, Bekasi. 

Satu per satu pedagang kerupuk eceran masuk ke bangunan di kawasan Babelan, Kabupaten Bekasi, Selasa (18/10/2022).

Di bagian dalam bangunan, para pekerja terlihat menggoreng dan mengemas kerupuk di posisinya masing-masing.

Bangunan di Jalan Balinda I, Kebalen, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat itu adalah rumah produksi yang menyajikan 20 jenis kerupuk.

Plastik-plastik berisi 20 jenis kerupuk tersebut, kemudian akan menyebar ke wilayah Kota Bekasi.

Ditemui Wartakotalive.com, Zainudin (40) selaku pemilik Rumah Produksi Kerupuk Alfanas menyebut usahanya dirintis sejak tahun 2008.

"Usaha saya sudah 14 tahun, awalnya hanya kecil-kecilan saja saya berjualan dengan istri saya. Tempatnya juga belum seluas sekarang," ucapnya di lokasi.

Baca juga: Usaha Pembuatan Kerupuk yang Tetap Kriuk saat Pandemi, Permintaan tetap Normal

Sebelum merintis usahanya sendiri, Zainudin sempat membantu saudaranya di kawasan Karang Satria memproduksi kerupuk.

"Awalnya saya membantu saudara terlebih dahulu, karena banyak permintaan untuk variasi kerupuk akhirnya saya mencoba membuka sendiri dengan jenis kerupuk yang lainnya," ucap dia.

Ia menuturkan, dari awalnya tidak memiliki karyawan kini sudah ada 15 orang yang menggantung hidup diusahanya itu.

"Hanya berdua saja, dibantu istri saya. Alhamdulillah sekarang sudah ada 15-an," tambah dia.

Pekerja produsen kerupuk di Babelan Bekasi sedang menggoreng, menggunakan kayu bakar agar lebih ekonomis
Pekerja produsen kerupuk di Babelan Bekasi sedang menggoreng, menggunakan kayu bakar agar lebih ekonomis (Tribun Tangerang/Yolanda Putri Dewanti)

Untuk wilayah pengiriman hasil produksi kerupuknya itu juga belum terlalu luas, dirinya hanya menjual kedua pasar di wilayah Kota Bekasi yakni Pasar Baru dan Pasar Babelan.

"Belum terlalu luas pengirimannya waktu itu, sekarang Alhamdulillah sekarang pastinya di Pasar Baru Bekasi, Pasar Babelan, Pekayon, Bojong, Cikarang, dan yang lainnya," ungkap dia.

Saat pandemi Covid-19, usahanya juga ikut terdampak tetapi tak sampai menutup rumah produksi.

"Pasti semua ikut terdampak, tetapi Alhamdulillah saya masih bisa mempertahankannya," jelas pria asal Klaten, Jawa Tengah.

Sebanyak 20 jenis kerupuk ia jual ditempatnya itu, mulai dari kerupuk mi, kerupuk kulit, kerupuk jengkol, kerupuk singkong, dan sebagainya.

Harga yang dibanderol juga sangat terjangkau mulai dari ecaran Rp 1.000 hingga Rp 30.000.

Ke depannya, Zainudin berharap harga bahan baku juga stabil dan pemasaran jangkauannya lebih luas.

Baca juga: Arief R Wismansyah Borong Kerupuk dari Pedagang Perempuan saat Tengah Malam

Pantauan Wartakotalive.com, Rumah Produksi Kerupuk Alfanas berada di kawasan pemukiman warga yang tak jauh dari jalan besar.

Di sana pembeli yang datang bisa langsung melihat aktivitas para pekerja yang sibuk dengan tugasnya masing-masing.

Nampak, ada yang sedang mengemas, menggoreng, merapihkan kerupuk ke dalam mobil untuk dikirim, dan ada yang sedang melayani pembeli.

Di rumah produksi tersebut, menggorengnya masih secara tradisional yakni menggunakan tungku dengan kayu bakar.

Persediaan kayu bakar di sana juga terbilang cukup banyak. Sebab, ketika menggoreng membutuhkan kayu bakar yang cukup banyak.

Zainudin mengaku menggunakan kayu bakar jauh lebih ekonomis.

Beragam kerupuk mentah berjejer rapih di tempat persediaan. Di mana nantinya kerupuk tersebut akan digoreng dengan wajan raksasa.

Pekerja yang mengemas mayoritas ibu-ibu, sedangkan bagian menggoreng lebih banyak anak muda.(m27)

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved