Sejarah Jakarta
Sejarah Jakarta: Asal Usul Dinamakan Lapangan Banteng, Pernah jadi Tempat Berkubang Banteng
Sejarah Jakarta: asal usul dinamakan Lapangan Banteng yang jadi tempat berkubang banteng pernah juga dikenal sebagai Lapangan Singa
Penulis: Desy Selviany | Editor: Lilis Setyaningsih
Patung tersebut dibuat oleh kolonial Belanda untuk mengenang 257 tahun Jayakarta yang ditaklukan oleh pendiri kota Batavia tersebut.
Namun pada tahun 1942, seluruh patung bernuansa kolonialisme dihancurkan, tepatnya saat Jepang menduduki Indonesia pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Hal itu dilakukan semata untuk memperkuat propaganda Jepang kepada rakyat Indonesia pada saat itu.
Kemudian, pada sejarah kemerdekaan Indonesia, Presiden Soekarno menaruh Monumen Pembebasan Irian Barat di Lapangan Banteng.
Baca juga: Sejarah Jakarta, Menelusuri Jejak Portugis di Kampung Tugu, ada Banyak Anak Berwajah Indo Eropa
Dalam sejarah Lapangan Banten, Monumen Pembebasan Irian Barat erat kaitannya dengan Sejarah Trikora.
Momunem Pembebasan Irian Barat Patung berbentuk manusia bertubuh kekar dan bermimik wajah berteriak.
Monumen Pembebasan Irian Barat berdiri sejak 17 Agustus 1963.
Patung bertubuh kekar itu juga terlihat merentangkan kedua tangannya dan telapak tangannya dibuka lebar-lebar.
Di pergelangan kaki dan tangannya, terpasang sebuah borgol yang sudah terlepas.
Rantainya dibiarkan menguntai ke mana-mana.
Keberadaan monumen di tengah Lapangan Banteng tersebut dibangun untuk mengenang para pejuang Tri Komando Rakyat (Trikora).
Adapun Trikora merupakan nama operasi yang dikumandangkan Presiden Soekarno di Yogyakarta, untuk membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda.
Maestro kemegahan patung itu adalah Edhi Sunarso yang membuatnya dalam kurun waktu 12 bulan.
Patung yang memiliki bobot delapan ton itu terbuat dari perunggu.
Semula patung itu divisualiasi dalam bentuk sketsa oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Henk Ngantung.