Berita Jakarta Raya
Cerita Arkeolog Tentang Penemuan Rel Trem yang Ditemukan di Proyek MRT, Ternyata Kereta Tenaga Uap
Berusia Hampir Satu Abad, Bekas Rel Trem yang Ditemukan di Proyek MRT Ternyata Diimpor dari Eropa
Penulis: Leonardus Wical Zelena Arga | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Rel trem ditemukan di area proyek MRT Jakarta Fase 2, di sekitar Harmoni hingga Mangga Besar, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat.
Tim arkeolog yang menangani temuan tersebut, Charunia Arni Listya D menyebutkan bahwa rel trem tersebut dahulunya adalah kereta yang menggunakan tenaga uap.
Wanita yang akrab dipanggil Lisa itu menginformasikan untuk lokomotif (kepala kereta) saat itu diimpor dari Jerman, Eropa.
"Kemudian untuk gerbong keretanya diimpor dari Belgia dan Belanda," ujar Lisa saat ditemui di lokasi penemuan rel trem, sekitar Harmoni hingga Mangga Besar, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, pada Rabu (16/11/2022).
Lebih lanjut, Lisa menjelaskan untuk lokomotifnya menggunakan ketel uap yang diisi tenaga uap bertekanan tinggi.
Walaupun demikian, kelemahan penggunaan uap tersebut adalah sering terjadinya ledakan ketika pengisian tenaga uap.
Kemudian, ketika rel trem berjalan pada saat musim hujan, maka akan mogok karena terkena hawa dingin.
"Akhirnya pada saat itu Pemerintah Belanda berpikir untuk mengganti rel trem uap dengan rel trem listrik," kata Lisa.
Namun pada saat itu, tidak semua kotamadya menerima pergantian tersebut.
Baca juga: Indonesia dan Korsel Teken Perjanjian Pembangunan MRT Jakarta Fase 4, Fatmawati - Kampung Rambutan
Lisa menginformasikan daerah Jatinegara, Kampung Melayu, Jakarta Timur keberatan apabila terdapat pergantian rel trem uap menjadi rel trem listrik.
Setelah menunggu negosiasi selama dua hingga tiga tahun dengan pihak kotamadya yang keberatan, akhirnya tahun 1934 semuanya setuju diubah menjadi rel trem listrik.
"Dan yang kita lihat sekarang di sini adalah sisa dari rel trem listrik. Bukan rel trem uap ataupun rel trem tenaga kuda," tandas Lisa.
Diketahui sebelumnya, Lisa menceritakan awal jalur tersebut adalah rel trem untuk kuda.
Namun protes dari orang-orang Eropa karena banyak kuda yang mati (sekitar 200 ekor per tahun), maka dari itu dialihfungsikan menjadi rel trem uap.
Kemudian, karena rel trem uap terlalu besar risikonya, hal itulah yang menjadi alasah diubah menjadi rel trim listrik.
Baca juga: MRT akan Relokasi Temuan Trem Warisan Kolonial Belanda dengan Melibatkan Arkeolog
Diberitakan sebelumnya, rel trem ditemukan di area konstruksi CP202, Jalan Gajah Mada, Kecamatan Gambir, Jakarta Pusat, saat pengerjaan MRT.
Menanggapi hal tersebut, PT MRT Jakarta (Perseroda) memastikan akan direlokasi dengan baik, agar kondisinya tetap terjaga seperti saat penemuan.
Perseroan bersama tim ahli arkeologi dan kontraktor pelaksana konstruksi CP202 Shimizu Adhi Karya Joint Venture (SAKJV) telah menyusun metode pekerjaan penyelamatan temuan rel trem tersebut.
Hal tersebut dilakukan, karena mengacu pada ketentuan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Selain itu, koordinasi rutin juga dilakukan dengan instansi terkait seperti Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta (Perseroda), Silvia Halim mengatakan, terdapat enam titik eskavasi ditemukannya rel trem di area pembangunan CP202 dari total delapan titik eskavasi yang dilakukan.
Rinciannya di area pembangunan Stasiun Harmoni sebanyak dua dari tiga titik, area pembangunan Stasiun Sawah Besar dua titik, dan area pembangunan Stasiun Mangga Besar dua dari tiga titik.
"Secara umum, rel trem ditemukan di kedalaman 27 sentimeter," ujar Silvia berdasarkan keterangannya, pada Jumat (11/11/2022).

Menurut Silvia, secara total terdapat kurang lebih 118 span rel atau 1,4 kilometer yang akan direlokasi dan dilestarikan dengan baik.
Komponennya terdiri dari batang rel, lempengan penyambung batang rel, bantalan rel yang terbuat dari kayu dan baja, baut dan sekrup, serta penambat rel dan batuan ballast.
Silvia memastikan, MRT Jakarta sangat memperhatikan temuan-temuan yang menjadi bagian dari sejarah Jakarta.
"Kami juga berusaha seoptimal mungkin untuk menjaga bagian dari sejarah tersebut," kata Silvia. (m36)