Berita Jakarta Raya
Wisata Jakarta, Melihat Kampung Pemulung Klender yang juga Mengurus Hidroponik
Setiap pagi para warga yang tergabung dalam komunitas Kampung Pemulung Klender di RT 07/10 Klender, Jakarta Timur sibuk mengurus hidroponik
Penulis: Yolanda Putri Dewanti | Editor: Lilis Setyaningsih
TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA -- Pemulung biasanya identik dengan mengumpulkan barang bekas yang kemudian dijual.
Namun di Klender, Jakarta Timur, ada kampung pemulung yang tidak hanya mengurus barang bekas saja, tapi juga bertani. Bertani hidroponik.
Setiap pagi para warga yang tergabung dalam komunitas Kampung Pemulung Klender yang berlokasi di RT 07/10 Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur selalu sibuk mengurus perkebunan melon hidroponik.
Satu persatu tanaman melon yang sudah berbuah oleh para warga ini diperiksa kondisinya.
Mereka mengembangkan budidaya melon golden alissa dan kirani dengan menghasilkan panen 160 buah, Rabu (16/11/2022).
Ketua Yayasan Swara Peduli Indonesia Jakarta, Endang Mintarja menuturkan Swara Hijau Farm memang fokus di pertanian perkotaan dan sekarang ini sedang fokus mengembangkan budidaya melon hidroponik.
"Jadi memang ibu-ibu yang biasa bekerja sebagai pemulung mereka setiap hari cek nutrisi, menjaga kebersihan, dan mengecek PH (derajat keasaman). Kami melibatkan masyarakat sebagai bagian daripada pemberdayaan," ucapnya Endang di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, Jumat (18/11/2022).
Baca juga: Sejarah Jakarta, Menelusuri Jejak Portugis di Kampung Tugu, ada Banyak Anak Berwajah Indo Eropa
Pria berusia 43 tahun ini menuturkan melon yang siap panen dibutuhkan waktu selama 75 hari.
"Ada beberapa tahapan untuk pemeliharaan melon dari mulai semai, pindah tanam, kegiatan potong dahan air dan mengawinkan karena memang di Green House ini tidak ada media untuk menyerbukan," jelasnya.
"Jadi memang kita penyerbukannya secara manual, juga ada kegiatan seleksi buah sampai ke pembesaran dan pematangan. Sedangkan, untuk cek nutrisi di sini minimal satu hari tiga kali. Karena memang kami di sini media hidroponiknya harus diperhatikan kualitas airnya," imbuhnya.

Ia menjelaskan awal mula terbentuknya  perkebunan melon hidroponik saat adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat.
"Jadi aktivitas kami di sini terbatas makanya kami isi waktu luang kami dengan cara bercocok tanam akhirnya sampai kepada usaha budidaya melon hidroponik ini. Dimulai secara mandiri Alhamdullilah ada beberapa bantuan yang kami peroleh baik dari PT Wijaya Karya, perusahaan asuransi, dan sebagainya," papar dia.
Untuk hasil panen melon itu sendiri, nantinya akan didistribusikan di wilayah DKI Jakarta.
"Kalau hasil panen kami jual kemudian hasilnya kami gunakan juga untuk kegiatan operasional di yayasan seperti kegiatan sosial. Dan sebenarnya melon ini sudah ada yang pesan, bisa dipesan melalui WhatsApp (085283474974) untuk melon ini per kilonya dijual Rp 35.000," jelasnya.
Baca juga: Wisata Jakarta, Menengok Kampung Starling yang Warganya Banyak Pedagang Kopi Keliling
Ke depan, Endang akan mengembangkan lahan budidaya melon hidroponik sebagai pusat pembelajaran.
"Kami akan tambah target kita di sebelah lahan ini yang pertama, kami jadikan sebagai pusat pembelajaran hidroponik khususnya pengembangan melon," tutup Endang.
Wartakotalive.com mencicipi satu buah melon kirani dan golden alissa. Rasa buahnya manis dan segar. Warna buah keduanya adalah putih. (m27)
Proyek Sodetan Kali Ciliwung Segera Dilanjutkan, Rampung April 2023 |
![]() |
---|
Jokowi Naik KRL dari Tanah Abang, Resmikan Stasiun Manggarai |
![]() |
---|
RSUD Pasar Minggu Bakal Jadi Rujukan Penyakit Kanker, Warga Luar Jakarta bisa Berobat juga |
![]() |
---|
Jakarta Pusat Wilayah Paling Aman dari Bencana Alam |
![]() |
---|
Lahan Proyek Saringan Sampah di Pasar Rebo, Dinas LH DKI Jakarta Pastikan Tanah Tersebut Milik DKI |
![]() |
---|