Gempa Cianjur

Korban Gempa Cianjur Terus Bertambah, RSUD Cimacan, Cianjur Rawat 206 Orang

Korban jiwa maupun luka luka akibat gempa bumi Cianjur terus bertambah, Senin (21/11/2022) malam. RSUD Cimacan merawat 206 pasien

Editor: Jefri Susetio
istimewa
Puluhan warga yang menjadi korban gempa bumi sedang mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Saat ini, Gubernur Jabar Ridwan Kamil meninjua lokasi gempa 

TRIBUNTANGERANG.COM - Korban jiwa maupun luka luka akibat gempa bumi Cianjur terus bertambah, Senin (21/11/2022) malam.

Apalagi, mobil ambulans yang membawa korba luka ataupun meninggal dunia masih terus hilir mudik ke berbagai rumah sakit. Satu di antaranya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cimacan.

Data sementara yang dihimpun oleh TribunnewsBogor.com, lebih dari 200 korban dilarikan ke RSUD Cimacan, Cianjur.

Baca juga: Cerita Warga Sukabumi Selamatkan Diri saat Terjadi Gempa, Kini Masih Merasa Waswas

Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Cimacan mengatakan, seluruh pasien yang masuk saat ini terus dilakukan perawatan intensif oleh tenaga medis.

"Pasien masuk 206 orang, korban luka-luka, untuk hasilnya masih dilakukan pemeriksaan oleh dokter," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com, Senin (21/11/2022).

Selain itu, data sementara di RSUD Cimacan, tercatat sedikitnya 11 orang yang dinyatakan meninggal dunia.

"Lima sudah pulang, masih di ruangan ada enam, dan belum teridentifikasi tiga," katanya.

62 Orang Meninggal Dunia

Data terbaru dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat korban gempat Cianjur mencapai 62 orang meninggal dunia.

Hal ini disampaikan Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.

"Data terakhir Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB pada Senin (21/11) pukul 19.34 WIB mencatat 62 orang meninggal dunia," ujarnya.

Gempa bumi berkekuatan 5,6 skala magnitudo mengakibatkan kerusakan yang cukup parah di Kabupaten Cianjur.

Korban meninggal dunia itu tersebar di Desa Rancagoong di Kecamatan Cilau, Desa Limbagansari di Kecamatan Cianjur, dan Kecamatan Cugenang.

"Selain itu, 25 orang tercatat masih tertimbun runtuhan bangunan di Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang. 79 orang lainnya luka-luka. Warga mengungsi dilaporkan sebanyak 5.389 orang yang tersebar di beberapa titik," kata Abdul dalam siaran tertulisnya.

Sementara untuk kerusakan infrastruktur, di Kabupaten Cianjur sendiri tercatat sebanyak 2.272 rumah rusak, 1 unit pondok pesantren rusak berat.

Lalu, satu RSUD Cianjur rusak ringan, 4 unit gedung pemerintah rusak, 3 unit sarana pendidikan rusak, 1 unit sarana ibadah rusak.

Gempa juga menyebabkan longsor yang menutup jalan lintas provinsi di Kabupaten Cianjur.

Selain di Kabupaten Cianjur, kerusakan infrastruktur juga tercatat di Kabupaten Bogor sebanyak 46 rumah rusak, Kabupaten Sukabumi 443 rumah rusak, dan di Kota Sukabumi sebanyak 14 unit rumah rusak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus melakukan pendataan terkait jumlah korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.

Sementara untuk kebutuhan mendesak di lapangan yaitu 20 unit tenda, alat berat untuk evakuasi, 10 unit penerangan, 100 unit velbed, dan bahan bakar minyak.

Gempa susulan masih dirasakan di lapangan meski dengan kekuatan lebih kecil dari gempa sebelumnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada warga di Kabupaten Cianjur dan sekitarnya untuk mengungsi apabila dirasa rumahnya masih belum aman dari bahaya gempabumi.

Warga diimbau untuk tetap waspada akan adanya potensi gempa susulan.

Warga juga diminta untuk mengikuti dan mendapatka informasi dari kanal resmi BNPB, BMKG, BPBD, dan pemerintah daerah setempat.

Baca juga: Polisi Imbau Jangan Dulu Melintas ke Jalur Puncak Bogor, Masih Ditutup Longsor Imbas Gempa Bumi

Ridwan Kamil ke Cianjur

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk waspada terjadi gempa susulan.

"Waspadai gempa susulan yang biasanya selalu beriringan dalam hitungan hari," kata Ridwan Kamil melaui akun instagramnya, Senin (21/11).

Ridwan Kamil langsung menuju Kabupaten Cianjur untuk berkoordinasi terkait upaya penanggulangan bencana gempa tersebut.

"Yang terjadi tadi siang, menghancurkan banyak sekali bangunan. Dan Menurut laporan Bapak Bupati sampai dengan tadi jam 16.00, terdapat 46 korban jiwa dan 700-an luka-luka," katanya.

Ia mengatakan, warga Cianjur juga membutuhkan uluran tangan warga dan para relawan kesehatan dan kebencanaan.

Ia meminta semuanya segera mengoordinasikan diri.

"Saya dan tim BPBD sedang menuju ke sana untuk membantu koordinasi dan bantuan logistik bagi para korban bencana. TNI dan Polri pun sudah bahu membahu di lapangan menormalisasi situasi," ujarnya.

"Sementara itu, mohon doanya dari kita semua untuk masyarakat Cianjur yang terdampak. Hatur Nuhun. Jika berniat membantu bisa via @jabarquickresponse," tuturnya.

Sebelumnya, BMKG merilis analisis gempa bumi yang dirasakan di sejumlah daerah di Jawa Barat, Senin (21/11/2022) pukul 13.21.10 WIB.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,6.

BMKG pun menyatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 6,86° LS ; 107,01° BT, atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Sukalarang, Sukabumi, Jawa Barat pada kedalaman 11 km.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diduga akibat aktivitas sesar Cimandiri.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip)" kata Daryono melalui siaran tertulisnya.

Gempabumi ini dirasakan di Kota Cianjur dengan skala intensitas V - VI MMI ( Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar).

Garut dan Sukabumi IV - V MMI (Getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun).

Cimahi, Lembang, Kota Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah).

Terasa getaran seakan akan truk berlalu). Rancaekek, Tangerang Selatan, Jakarta dan Depok dengan skala intensitas II - III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu ).

"Hingga saat ini sudah ada laporan kerusakan bangunan seperti rumah dan toko juga dampak longsor di wilayah Cianjur yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami," ujarnya.

Hingga pukul 14.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 15 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M 4.0.

Kemudian berdasarkan aplikasi Info BMKG, sampai 17.10 WIB, terjadi 41 gempa susulan di kawasan tersebut sejak gempa M5.6.

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," katanya.

 

Baca Berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

(*)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved