Hari Disabilitas Internasional

UMJ Tampilkan Pentas Seni Mahasiswa Disabilitas saat Hari Disabilitas Internasional

Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menggelar peringatan Hari Disabilitas Internasional,  di Aula UMJ, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan.

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Rafzanjani Simanjorang
Lantunan lagu dan musik dibawakan oleh mahasiswa disabilitas untuk memeriahkan Hari Disabilitas Internasional, di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Kamis (8/12/2022). 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menggelar peringatan Hari Disabilitas Internasional,  di Aula UMJ, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Kamis (8/12/2022).

Hari disabilitas internasional yang diperingati setiap 3 Desember ini menampilkan berbagai pentas seni dan kreativitas dari belasan mahasiswa disabilitas di aula universitas tersebut seperti bernyanyi dan bermain musik.

Ketua pelaksana Hari Disabilitas Internasional, Fadila Putri mengatakan, pentas seni dan kreativitas mahasiswa disabilitas bertujuan untuk membangun sinergi menuju perguruan tinggi inklusi.

"Jadi di pentas seni musik ini, setiap perannya ada di mereka, baik pianis hingga penyanyinya. Kami mengangkat seni karena orang-orang seni ini punya nilai yang tinggi. Dan teman-teman yang tampil ini sangat bernilai menurut saya," katanya.

Panitia mengundang teman-teman disabilitas dari kampus serta organisasi disabilitas lain untuk bersama-sama merayakan hari disabilitas.

Sementara itu, Ratna Dewi - Ketua Perhimpunan Jiwa Sehat mengatakan, kaum disabilitas perlu diperhatikan, khususnya disabilitas mental.

Menurutnya, disabilitas mental tak terlihat namun perlu dukungan.

"Saya harapkan semoga disabilitas tidak tertinggal lagi. Saya adalah wakil disabilitas mental, itu banyak yang terlewatkan. Banyak teman-teman saya di rumah kadang-kadang disisihkan, dianggap beban keluarga," kata Ratna Dewi.

"Di panti disabilitas mental kadang lebih parah dari penjara. Dia tidak tahu kapan pulang. Padahal kami hanya perlu dukungan. Bukan hanya obat, melainkan dukungan," katanya.

Harapannya, mahasiswa disabilitas dapat diakomodasi layak oleh kampus.

"Kalau mereka lulus dari kampus, mereka bisa mendapat pekerjaan baik, tidak jadi beban masyarakat, bisa jadi aset bukan beban," kata Ratna Dewi.

Baca juga: 16 Anak Disabilitas Melukis di Bus Transjakarta, Sebagian Besar Idap Sindrom Autisme

Baca juga: Sambut Hari Disabilitas, 1.000 Tunanetra Hadir di Masjid Istiqlal untuk Baca Alquran Braile

 
 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved