Israel Dilanda Demo Besar-besaran, Massa Bakar Ban dan Geruduk Rumah Benjamin Netanyahu

Aksi demonstrasi besar-besaran terjadi sejumlah kota di Israel, Minggu (26/3/2023). Akankan PM Israel digulingkan?

Editor: Ign Prayoga
Ahmad Gharabli/AFP
Bentrok antara pengunjuk rasa bentrok dengan polisi terjadi di Tel Aviv, Israel, 26 Maret 2023. Massa turun ke jalan untuk memprotes langkah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Galant. 

TRIBUNTANGERANG.COM - Aksi demonstrasi besar-besaran terjadi sejumlah kota di Israel, Minggu (26/3/2023).

Aksi yang diikuti puluhan ribu orang itu menyerukan tuntutan untuk Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu.

Massa memprotes langkah Netanyahu memecat  menteri pertahanan, Yoav Gallant.

Netanyahu memecat Yoav Gallant yang menentang reformasi peradilan negara tersebut.

Dikutip dari Al Jazeera, pada Minggu (26/3/2023) siang, pengunjuk rasa di Tel Aviv menyalakan api unggun besar sebagai bentuk protes.

Sementara di Yerusalem, polisi bentrok dengan pengunjuk rasa di luar rumah pribadi Benjamin Netanyahu.

Kerusuhan itu memperdalam krisis di Israel yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan. Krisis terjadi sejak Netanyahu mencetuskan rencana untuk merombak peradilan.

Pemecatan Yoav Gallant mengisyaratkan bahwa Netanyahu dan sekutunya melanjutkan rencana perombakan peradilan.

Untuk itu, Yoav Gallant didepak dari kabinet agar rencana tersebut dalam berjalan.

Yoav Gallant adalah anggota senior partai Likud, partai penguasa, yang menentang rencana perombakan kabinet.

Dia juga mengatakan bahwa perpecahan yang mendalam mengancam akan melemahkan militer.

Ketika pengunjuk rasa membanjiri jalan-jalan hingga larut malam, para menteri dari partai Likud mulai melunak.

Media Israel mengatakan para pemimpin dalam koalisi Netanyahu akan bertemu pada Senin pagi.

Kemudian pada hari itu, gerakan protes akar rumput mengatakan akan mengadakan demonstrasi massa lain di luar Knesset, atau parlemen, di Yerusalem.

Tindakan Netanyahu Dianggap Ilegal

Pemecatan Menteri Pertahanan Yoav Gallant dianggap sebagai tindakan ilegal oleh Jaksa Agung Israel, Gali Baharav-Miara.

"Tadi malam Anda secara terbuka mengumumkan bahwa Anda berniat melanggar putusan Mahkamah Agung dan bertindak bertentangan dengan pendapat penasihat hukum pemerintah," tulis Gali Baharav-Miara dalam surat terbuka, dikutip dari CNN.

"Pernyataan itu ilegal dan terkontaminasi oleh konflik kepentingan," imbuh Gali Baharav-Miara.

Langkah tersebut meningkatkan pertaruhan lebih jauh dalam kontroversi nasional yang telah mengirim puluhan ribu demonstran ke jalan-jalan Israel.

Bahkan, kata Baharav-Miara, tindakan Netanyahu telah menyebabkan cadangan militer menolak untuk berlatih dan memicu kritik dari para pemimpin bisnis dan keuangan, mantan komandan militer dan intelijen, serta sekutu internasional termasuk Presiden AS Joe Biden.

Surat Baharav-Miara merujuk pada perjanjian konflik kepentingan yang diamanatkan pengadilan yang diterima Netanyahu, untuk memungkinkannya membentuk pemerintahan meskipun diadili atas berbagai tuduhan korupsi.

"Sebagai Perdana Menteri yang didakwa melakukan kejahatan, Anda harus menahan diri dari tindakan yang menimbulkan ketakutan yang masuk akal akan konflik kepentingan antara kepentingan pribadi Anda dalam proses pidana dan peran Anda sebagai Perdana Menteri," tulisnya kepadanya.

Sebuah sumber yang dekat dengan Netanyahu membantah bahwa dia telah melanggar hukum atau melanggar perjanjian konflik kepentingannya.

"Pengumuman Perdana Menteri kemarin tidak ada hubungannya dengan urusan pribadinya," kata sumber itu. (Tribunnews.com/Whiesa)

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Protes Massal Terjadi di Israel setelah PM Benjamin Netanyahu Pecat Menteri Pertahanan, https://www.tribunnews.com/internasional/2023/03/27/protes-massal-terjadi-di-israel-setelah-pm-benjamin-netanyahu-pecat-menteri-pertahanan?page=all.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nuryanti

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved