Ramadan

Penjual Cilok Keliling Ubah Jam Berdagang dari Sore hingga Subuh saat Ramadan Dipalak Preman

Saat puasa Ramadan, pedagang makanan keliling tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Mereka mengubah waktu berjualannya.

Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Intan UngalingDian
Tribun Tangerang/Rafzanjani Simanjorang
Heri Suparman, pedagang cilok gerobak, menjajakan dagangannya keluar masuk kampung di Kota Tangerang Selatan. Selama Ramadan, dia mengubah waktu berkeliling. Biasanya dari pagi hingga sore, kini dari sore hingga subuh, untuk menghormati umat Muslim yang berpuasa. 

"Keuntungannya per butir itu Rp 300 per butir. Kan ini punya bos saya, dan saya diberi bonus juga 30 butir. Jadi keuntungan biasanya dari situ juga," katanya.

Baca juga: Bandung Food Center di Qatar, Menjual Jajanan khas Bandung mulai dari Batagor, Seblak, hingga Cilok

Baca juga: Viral, Tukang Cilok Dikatakan Mirip Al Ghazali Putra Ahmad Dhani Ini Hikmahnya

Heri Suparman tetap berjualan saat Ramadan karena punya tanggung jawab menghidupi keluarga dan anaknya masih duduk di sekolah dasar.

Saat berjualan hingga melewati tengah malam, dia harus menanggung risiko yang bisa mengancam jiwa.

Misalnya, dia pernah dipalak preman atau pemabuk.

"Dipalak sih pernah, meskipun tidak terlalu sering. Kalau nemu preman yang mabuk bisa kena palak. Ngambil ciloknya banyak lagi."

"Makanya itu, saya sekarang memilih mangkal di pangkalan. Kalau sepi, saya geser ke pangkalan lain. Atau yang rame lah, guna menghindari pemalakan," katanya.

Harapannya, selama Ramadan ini bisa mendapat berkah dari penjualan ciloknya.

Impiannya, dia bisa punya usaha sendiri dan tidak bekerja untuk orang lain.

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved