Jawaban Sandiaga Uno Atas Penolakan dan Cari Untung dari Konser Coldplay di Jakarta
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menjawab tudingan cari untung dari konser Coldplay di Jakarta.
TRIBUNTANGERANG.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menjawab tudingan cari untung dari konser Coldplay di Jakarta.
Selain itu, Sandiaga Uno juga menjawab keinginan konser Coldplay dibatalkan karena dukungan terhadap LGBT.
"Jika ada masukan, jika ada yang tanggapannya tentu akan ada kanal-kanalnya sendiri. Silakan dengan koridor hukumnya," ujarnya dikutip dari Kompas TV, Jumat (19/5/2023).
Baca juga: Lebih dari 500 Ribu Orang Antre Dapat Tiket Konser Coldplay Jakarta, Berikut Daftar Harganya
Lebih lanjut, ia bilang siap terima saran dan masukan dari berbagai pihak sebelum konser berlangsung pada 15 November mendatang.
Selain itu, ia bilang masyarakat yang menolak kedatangan band asal Inggris itu bisa menyampaikan masukan dengan baik.
Mantan wagub DKI ini menyatakan, sampai saat ini semua persiapan telah matang dilakukan oleh promotor.
Sandiaga memastikan, konser Coldplay di Jakarta tetap berlangsung sesuai jadwal yang ada.
"Semua perizinan, persiapan sudah dilakukan secara menyeluruh," urai Sandi.
Tolak Konser Coldplay di Indonesia
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Persaudaraan Alumni (PA) 212 menolak konser Coldplay di Jakarta.
Mereka meminta konser band asal Inggris ini dibatalkan karena mendukung LGBTQ+
Lantas, seperti apa fakta-fakta penolakan konser Coldplay di Jakarta oleh MUI dan PA 212?
Berikut Tribunnews.com rangkum dari berbagai sumber:
1. Dianggap bertentangan dengan nilai Pancasila dan konstitusi
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PA 212, Novel Bamukmin, tegas menolak konser Coldplay di Jakarta.
Alasannya, karena Chris Martin dkk mendukung LGBT.
Padahal, kata Novel, LGBT bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.
Karena itu, ia mengimbau kepada pihak penyelenggara untuk mengurungkan niat mendatangkan Coldplay di Indonesia.
"Saya mengimbau agar panitia segera mengurungkan niatnya mendatangkan Coldplay," ujarnya.
"Karena masih banyak grup musik yang tidak beraliran mendukung LGBT dan atheis," ungkap Novel, dilansir Wartakotalive.com, Senin (15/5/2023).
Hal demikian juga turut disampaikan oleh Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas.
Ia mengatakan LGBT, yang mendapat dukungan dari Coldplay, bertentangan dengan UUD 1945 dan konstitusi.
Anwar Abbas menerangkan, berdasarkan konstitusi negara Indonesia, hanya enam agama yang diakui negara.
Keenam agama itu, kata Anwar, sama-sama tidak membenarkan dan mentolerir soal LGBT.
Karena itu, berdasarkan hal tersebut, Anwar menegaskan tidak boleh ada kegiatan yang menentang ajaran agama, digelar di Tanah Air.
"Di negeri ini ada enam agama yang diakui oleh negara dimana tidak ada satu agamapun dari keenam agama tersebut yang membenarkan dan mentolerir praktek LGBT," ujarnya.
"Apalagi dalam konstitusi negara kita dalam pasal 29 ayat 1945 jelas-jelas dikatakan bahwa negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa," katanya.
"Ini artinya tidak boleh ada di kegiatan yang kita lakukan di negeri ini yang bertentangan dengan ajaran agama," kata Anwar dalam keterangan tertulis, Jumat (19/5/2023).
2. Anggap Menparekraf hanya cari untung
Lebih lanjut, Anwar Abbas juga menyinggung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.
Ia menilai Sandiaga Uno hanya memikirkan soal keuntungan terkait kedatangan Coldplay ke Jakarta.
"Sandiaga tidak lagi memperhatikan ketentuan yang ada dalam konstitusi untuk bisa meraup uang sebanyak-banyaknya dengan mendatangkan kelompok musik pendukung LGBTQ+ yang bernama Coldplay untuk tampil melakukan konser di negeri ini " urai Anwar Abbas.
Meski demikian, Anwar tetap mendesak Sandiaga Uno untuk tidak mengizinkan Coldplay konser di Indonesia karena dinilai akan berdampak negatif pada anak-anak bangsa.
"Menteri agar tidak melanjutkan rencananya itu karena jelas-jelas bertentangan dan akan merusak akhlak dan moralitas dari anak-anak bangsa," pungkasnya.
3. Pengamat sebut penolakan konser Coldplay tidak bisa dianggap remeh
Pengamat musik, Nuran Wibisono, menilai penolakan konser Coldplay dari PA 212, tidak bisa dianggap remeh.
Anggapan Nuran ini berkaca dari kejadian di tahun 2012 silam, di mana konser Lady Gaga di Indonesia batal lantaran mendapat penolakan dari Front Pembela Islam (FPI).
Kala itu, FPI mendesak pihak penyelenggara membatalkan konser Lady Gaga karena menilai sang penyanyi pemuja setan dan mengumbar aurat.
Buntutnya, manajemen Lady Gaga meminta pembatalan konser dan kepolisian Indonesia menolak mengeluarkan izin keramaian.
Padahal, sebanyak 50.000 tiket telah habis terjual.
"Sangat mungkin (batal), karena sudah pernah kejadian dan ini bakal jadi preseden buruk," ujar Nuran.
"Sekarang yang harus dipikirkan kalau konser Coldplay sampai batal karena ancaman PA 212 sudah pasti memberikan dampak buruk ke festival musik di Indonesia," jelasnya.
Baca juga: MUI Kaitkan Konser Coldplay dengan LGBT, Minta Sandiaga Uno Batalkan, Jangan Mikir Keuntungan
4. Jadi Pertaruhan Nama Indonesia
Nuran Wibisono melanjutkan, kepastian Coldplay konser di Jakarta akan menjadi pertaruhan bagi nama Indonesia.
Saat ini nama Indonesia tengah 'naik daun' di negara-negara Asia untuk menggelar konser.
Pasar konser musik di Indonesia terbilang tinggi karena jumlah penduduknya yang terbanyak dan angka kelas menengah atas yang tinggi.
Tak hanya itu, kesuksesan konser BLACKPINK pada Maret 2023 lalu, menjadi satu dari sekian faktor Indonesia diperhitungkan sebagai tempat konser.
"Konsernya sukses besar dari kacamata promotor, tiket terjual habis dan penyelenggaraan lancar," ujarnya.
"Coldplay bisa dibilang titik pertaruhan bagi banyak pihak," katanya.
Karena itu, Nuran meminta agar Polri dan pemerintah segera menyikapi ancaman PA 212 untuk membuktikan kepada publik.
Dan artis mancanegara, perhelatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) nanti dipastikan aman.
"Kalau polisi diam saja, ya nama Indonesia akan jelek," tandasnya.
Baca Berita TribunTangerang.com lainnya di Google News
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Respons Sandiaga Uno Soal Penolakan PA 212 terhadap Konser Coldplay di Jakarta
Sandiaga Uno
Jawaban Sandiaga Uno
Tiket coldplay
Coldplay
Konser Coldplay
Harga Tiket Coldplay
Coldplay Jakarta
Konser Coldplay Jakarta
MUI
Tribuntangerang.com
Lebih dari 500 Ribu Orang Antre Dapat Tiket Konser Coldplay Jakarta, Berikut Daftar Harganya |
![]() |
---|
MUI Kaitkan Konser Coldplay dengan LGBT, Minta Sandiaga Uno Batalkan, Jangan Mikir Keuntungan |
![]() |
---|
Konser Coldplay Baru Digelar November tapi Bareskrim Polri Panggil Penyelenggara, Ini Masalahnya |
![]() |
---|
Menohok MUI Sebut Sandiaga Uno Cari Untung dari Konser Coldplay, Begini Kritik Pedasnya |
![]() |
---|
Konser Coldplay Dikaitkan LGBT, MUI dan Persaudaraan Alumni PA 212 Minta Dibatalkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.