BBM Pertalite Akan Dihapus Tahun Depan, Pertamina Siapkan Penggantinya

Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite akan dihapus dari peredarannya mulai tahun depan, meski begitu Pertamina telah menyiapkan penggantinya.

|
Editor: Joko Supriyanto
Tribun Tangerang/Gilbert Sem Sendro
Pertalite akan dihapus dari peredarannya mulai tahun depan, meski begitu Pertamina telah menyiapkan penggantinya. ILUSTRASI SPBU 

TRIBUNTANGERANG.COM - Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite akan dihapus dari peredarannya mulai tahun depan.

PT Pertamina (Persero) akan menghapus Pertalite sebagai upaya menjalankan Program Langit Biru.

Walupun BBM jenis Pertalite dihapus, Pertamina tetap akan menyiapkan penggantinya.

Dimana penggantinya nanti yaitu Pertamax Green 92, BBM ini merupakan Pertalite yang dicampur etanol dengan oktan 92.

Maka dari itu di Tahun 2024 nanti, Pertamina hanya menjual tiga produk yakni Pertamax Green 92, Pertamax Green 95 dan Pertamax Turbo.

Baca juga: Ahok Sebut Pertamini Juga Ikut Penyumbang Buruknya Kualitas Udara Karena Jual Oktan Rendah

Dikutip Tribunnews.com, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan, produk Bahan Bakar Mesin (BBM) RON 90 bakal dinaikkan statusnya menjadi BBM RON 92 mulai tahun depan.

"Sebetulnya ini Pertalite kita campur dengan etanol, naik oktannya dari 90 ke 92. Sehingga nantinya di tahun depan hanya ada tiga produk," kata Nicke saat Raker bersama Komisi VII, Rabu (30/8/2023).

Upaya menaikan RON 90 diakui oleh Nicke, telah sesuai dengan ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di mana BBM yang beredar minimum RON 91.

Baca juga: Kebijakan Pemerintah Naikkan Harga BBM Subsidi untuk Belokkan Subsidi ke Program lain

Maka dengan mengeluarkan Pertamax Green 92, diharapkan bisa menurunkan karbon emisi bahkan menurunkan impor gasoline.

"Aturan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) oktan number yang boleh dijual di Indonesia minimum 91. Jadi ini sudah sangat pas," jelasnya.

Dia bahkan minta dukungan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk bantu Pertamina dalam mengeluarkan produk Pertamax Green 92.

"Oleh karena itu, di 2024 mohon dukungan kami akan keluarkan lagi Pertamax green 92," ucap dia.

Baca juga: Kelangkaan Elpiji 3 Kg Jadi Perhatian Jokowi, Pertamina Bantah Gas Melon Menghilang

Selain itu, Nicke bilang nantinya ada tiga produk BBM yang tersedia yaitu Pertamax green 92 campur RON 90 (pertalite) dengan 7 persen etanol (E7).

"Kedua, Pertamax green 95, mencampur Pertamax dengan 8 persen etanol. Ketiga, Pertamax Turbo," ucap dia.

 "Jadi, ada 2 green gasoline, green energy, low carbon yang jadi produk dari Pertamina," ucapnya. 

Oktan 92 Jadi Solusi Atasi Polusi 

Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ikut bersuara terkait kualitas udara yang baru-baru ini menjadi berbincangan hangat di masyarakat karena kualitasnya buruk.

Kata Ahok, banyak faktor yang menyebabkan kualitas udara menjadi buruk.

Salah satu penyebabnya ialah banyak masyarakat yang masih memakai bahan bakar minyak (BBM) tak sesuai atau kotor untuk kendaraannya.

"Sebetulnya dulu kita cabut Premium, lu (masyarakat) pada teriak. Padahal Premium itu jelas kotor. Pertalite juga tidak sesuai," kata Ahok dikutip Kompas.com dalam acara Gaikindo International Automotive Conference di ICE BSD, Tangerang, Selasa (15/8/2023).

Ahok mengatakan jika penggunaan minimal RON 92 seperti Pertamax menjadi solusi agar kualitas udara lebih baik, menurut dia langkah ini sudah dilakukan oleh Pertamina yaitu dengan upaya pembatasan Pertalite dan Solar subsidi.

Dimana masyarakat yang ingin membeli Pertalite dan Solar subsidi menggunakan MyPertamina, hanya saja masyarakat masih membeli bbm kualitas rendah.

"Yang jadi masalah sekarang, orang beli bensin Pertalite karena subsidi. Solar subsidi di SPBU dibawa ke kampung. Jadi Pertamini tidak tutup-tutup," ucapnya.

"Pertamini dijual lebih mahal (dari harga eceran Pertamina). Rakyat beli mahal dengan kualitas yang rendah. Kalau kita sekarang dorongnya jual Pertamax. di kota ini. Tetapi semua dipindahin Pertashop ke daerah-daerah," kata Ahok lagi.

Energi Hidrogen

Untuk mendorong agar kualitas udara di Indonesia lebih baik, Ahok juga menyampaikan jika lebih baik mendorong agar terjadi percepatan pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, yang kemudian diterapkan pada kendaraan bermotor.

Menurut Ahok jika energi itu ialah, energi hidrogen. Sebab, potensi hidrogen bersih di Indonesia sebagai bahan bakar cukup besar.

"Kami dari Pertamina, infrastrukturnya dari mulai geotermal, kilang, pipa itu paling siap adalah untuk hidrogen. Kita bisa mengganti terminal hidrogen," ucap Ahok dalam acara Gaikindo International Automotive Conference di ICE BSD, Tangerang pada Selasa (15/8/2023).

Baca juga: Seberapa Buruk Kualitas Udara di Jabodetabek Hingga Membuat Jokowi Batuk 4 Minggu

 

Ia melanjutkan, ada beberapa kelebihan yang dimiliki Indonesia untuk memanfaatkan energi ini. Pertama, sumber energi yang dimiliki cukup beragam dengan jumlah melimpah.

Kedua, ukuran pasar yang besar mendorong potensi permintaan hidrogen yang tinggi di masa depan, terutama di sektor transportasi berat.

Hanya saja percepatan transisi menggunakan hidrogen pada kendaraan bermotor, baik mobil maupun angkutan umum serta berat, tergantung pasar sebagaimana kendaraan listrik. 

"Makanya ini barang tidak pasti. Terpenting sebenarnya New Energi Vehicle bukan terbatas Electric Vehicle (EV) saja. Jadi Anda mau pakai angin juga boleh, mau pakai apa juga boleh, yang penting pasarnya mau beli apa enggak," kata Ahok.

"No single solution saat ini. Siapa duluan yang membangun ekosistem, efisien semua, rakyat suka beli itu, itulah yang akan unggul. Sama seperti handphone dulu, semua orang beli Nokia, bisa hilang juga kan (ketika ada pergeseran pasar)," katanya.

 

(Tribunnews.com/Nitis Hawaroh/TribunTangerang.com)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved