Ahli Tata Kota Usul Transjakarta Jadi Transjabodetabek, Biar Gampang Beroperasi Lintas Wilayah

Pengamat tata kota Nirwono Yoga menyatakan, pengurangan polusi udara harus mengedepankan pembangunan transportasi terintegrasi

Editor: Ign Prayoga
Kompas.com/Kurnia Sari Aziza
Pengamat Tata Kota, Nirwono Yoga 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Kualitas udara yang buruk memayungi wilayah Jabodetabek beberapa bulan terakhir.

Salah penyebab memburuknya kualitas udara gas buang atau emisi kendaraan bermotor yang tidak terkendali.

Pengamat tata kota Nirwono Yoga menyatakan, pengurangan polusi udara harus mengedepankan pembangunan transportasi terintegrasi dan dikelola oleh satu badan.

Nirwono Yoga mengusulkan angkutan massal seperti Transjakarta idealnya melayani beberapa wilayah, tanpa terkungkung batas provinsi. 

"Seluruh transportasi umum itu harus menyatu, misal dari Jakarta mau ke Cibubur maupun ke Bogor. Kalau di luar negeri, itu satu manajemen. Tetapi di kita masih terpecah-pecah, oleh karena itu idealnya bus Transjakarta itu menjadi bus Transjabodetabek, jadi lebih mudah untuk lintas wilayah," katanya.

Nirwono juga menyatakan, tiket beberbagai moda transportasi harusnya terintegrasi. Misalnya tiket untuk angkutan pemukiman yang terintegrasi dengan tiket kereta LRT.

"Harusnya itu hanya satu tiket, seperti di luar negeri naik bus, naik kereta, naik LRT semuanya jadi satu. Itu hanya bisa dilakukan dengan satu manajemen untuk mengelola seluruh transportasi," kata Nirwono dikutip dari Tribunnews, Senin (18/9/2023).

Menurut Nirwono, tata ruang kota juga harus terintegrasi dengan sistem transportasi publik, bukan terhubung ke jalan tol.

Nirwono menyoroti perumahan-perumahan yang terintegrasi ke jalan tol. "Banyak pemukiman-pemukiman tumbuh di sekitar jalan tol, bukan menjadikan transportasi publik sebagai tulang punggung," kata dia.

Jalan Kaki

Mengatasi polusi udara menjadi kata kunci yang saat ini tengah dicari jalan keluarnya oleh berbagai pihak, termasuk di dalamnya para pengembang hunian atau perumahan.

Perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan pengelolaan pembangunan perumahan, PT Alam Sutera Realty Tbk, mengungkapkan Alam Sutera menjadi bagian yang akan berperan aktif dalam memperbaiki lingkungan di Jabodetabek, termasuk berupaya mengurangi polusi udara.

"Kita berbicara Alam Sutera harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga sustainability-nya akan berfungsi dengan baik," tutur Direktur Marketing PT Alam Sutera Realty Tbk Lilia Sukotjo, dalam diskusi 'Pentingnya Eco Green Living Concept Dalam Sebuah Kawasan Hunian Untuk Menghadapi Polusi Udara', di Tangerang, Senin (18/9/2023).

Dengan konsep hunian dimana tiap cluster hanya berjarak 10-15 menit dan menyediakan pedestarian yang cukup luas dan nyaman, Alam Sutera menawarkan konsep hunian yang mengedepankan jangkauan berjalan kaki untuk beraktivitas.

Selain itu, berjalan kaki menjadi cara terampuh untuk menurunkan polusi udara, sekaligus mengurangi aktivitas penggunaan kendaraan.

"Kalau kita mau mengurangi polusi mulai dengan berjalan kaki, tetapi kondisinya harus sehat, ruangnya cukup kemudian juga aman. Aman bahwa kita tidak tersandung jatuh atau kita tidak tersandung kemudian masuk got tetapi juga aman dari kriminalitas. Semuanya itu harus dirangkum dalam suatu perencanaan yang baik. Jadi semua orang nantinya akan mau melaksanakan itu semua," katanya.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com   

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved