Walau Tergolong Endemis Penyakit Kusta Bisa Disebuhkan dengan Pengobatan Lengkap
penyakit kusta tergolong endemis dan tengah tahap eliminasi saat ini, namun penyakit ini dapat disebuhkan jika penderitanya melakukan pengobatan tepat
Penulis: Rafzanjani Simanjorang | Editor: Joko Supriyanto
Laporan Reporter TRIBUNTANGERANG.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Muhammad Alwan, dokter yang menjabat pula sebagai kepala Puskesmas Jurang Mangu, Kota Tangerang Selatan mengatakan penyakit kusta tergolong endemis dan tengah tahap eliminasi saat ini.
Penderitanya sendiri sangat rendah bahkan sudah tahap eliminasi.
"Kalaupun ditemukan, masyarakat tak perlu khawatir karena sudah ditemukan obatnya," ujarnya kepada Tribun Tangerang, Kamis (12/10/2023).
Kata Alwan, penularan bisa diatasi dengan cepat jika pasien berobat lengkap.
Di Tangerang Selatan sendiri ditemukan salah seorang lansia penderita kusta yang berada di Kelurahan Jombang.
Menurut Alwan, penyakit kusta tersebut menyebabkan kecacatan tingkat dua.
"Itu harus dilakukan pengobatan secara lengkap, kemudian perawatan luka. Bagaimana dia merawat luka sehingga tidak bertambah luas," ucapnya.
Baca juga: Seorang Lansia di Tangsel Didiagnosa Penyakit Kusta, Kini Butuh Bantuan Pemerintah
Alwan mengatakan, pasien tersebut mesti menyelesaikan pengobatannya.
Diketahui lansia tersebut terkena kusta multibasiler yang mengharuskannya berobat selama 12 bulan tanpa berhenti.
Sementara itu, pada puskesmas sendiri punya layanan petugas kusta.
Ia yakin petugas kusta bisa berkoordinasi dengan pasien tersebut.
Sebelumnya diberitakan, nasib pilu dirasakan oleh seorang lansia berinisial ES (70) di Kelurahan Jombang, Kota Tangerang Selatan.
Ia didiagnosa terkena penyakit kusta oleh dokter.
Saat ini, penyakit kustanya masuk ke tingkat II. Penyakitnya itu pun kini menggoroti kesehatannya selain penyakit lain berupa diabetes.
Suyatmin, mantan rekan kerja dan juga sukarelawan yang mengurusi dirinya menjelaskan awalnya ia dan rekan kerja lainnya mengira ES terkena diabetes.
"Tahun 2021 saat berobat, diinfokan hanya penyakit diabetes. Beliau pun masih bisa kerja di salah satu cluster rumah di Pondok Betung," ucap Suyatmin (55) kepada Tribun Tangerang di kediaman ES, Kamis (12/10/2023).
Lambat laun, kesehatan ES menurun dan makin parah.
Baca juga: Anggota DPRD Minta Pemkot Respon Cepat Penanganan Penderita Kusta di Tangerang Selatan
Ia pun sempat ditempatkan di salah satu ruangan di sekolah swasta, tempat ES dulunya bekerja.
Kemudian, Suyatmin beserta teman-temannya rela jadi sukarelawan dan dengan dibantu komunitas khatolik, ES dibawa ke salah satu rumah sakit swasta di Jakarta tahun 2022.
"Saat dibawa ke sana, diperolehlah informasi resmi bahwa sakitnya kusta. Saat kami tahu beliau sakit kusta," ujarnya.
Saat didiagnosa terkena kusta, pergerakan relawan pun terbatasi.
Suyatmin menyebut, pihaknya yang masih awam hanya tahu penyakit kusta berbahaya dan bisa menular.
"Saat dirawat di sana, beliau minta pulang. Dan kembali ke sekolah. Saat itu kamk diskusi dan bekerja sama dengan puskesmas mencarikan tempat tinggal," ucapnya.
Hanya saja, tak mudah mencari tempat tinggal dengan kondisi penyakit kusta.
Paradigma masyarakat ke penyakit tersebut membuat pihaknya kesulitan mencari tempat tinggal.
Meskipun telah minum obat kusta, namun untuk mendapat tempat tinggal layak, pihaknya mesti merahasiakan keadaan ES agar diterima tinggal di masyarakat.
"Kami juga pernah bawa ke rumah sakit khusus kusta. Waktu itu diterima, tapi tak bisa dirawat untuk waktu yang lama. Hanya beberapa hari dan diberi obat jalan," katanya.
Pihaknya juga tak bisa berharap dengan keluarga ES. Suyatmin menyebut ES punya persoalan khusus dalam keluarga, sehingga tak bisa tinggal bersama keluarga.
Sebagai relawan, Suyatmin menyebut ia dan rekan-rekannya melangkah atas dasar kemanusiaan.
Namun, pihaknya berharap perhatian dari pemerintah setempat.
"Harapan kami tim kesehatan bisa datang ke tempat beliau dan memberikan bantuan kesehatan, mengecek juga sekala berkala," katanya.
Sementara itu, dari pantauan Tribun Tangerang di lapangan, tampak ES hanya bisa melangkah perlahan dari satu tempat ke tempat lainnya di kosannya yang berukuran kecil.
Wajahnya tampak sedih, bahkan air matanya menetes.
Dengan perlahan, ia berkata hanya bisa berdoa untuk bisa diberikan kesembuhan. (Raf)
| Jangan Sampai Terlambat! Hari Ini Batas Akhir Pemutihan Pajak di Tangsel |
|
|---|
| Jadwal SIM Keliling di Tangerang Selatan Jumat 31 Oktober 2025, Ada 2 Lokasi Simak Syaratnya |
|
|---|
| Pendapatan Capai Rp188 Miliar, Program Pemutihan Pajak di Samsat Ciputat Diserbu Wajib Pajak |
|
|---|
| Segera Berakhir! Pemutihan Pajak Kendaraan di Samsat Ciputat Cuma Sampai 31 Oktober 2025 |
|
|---|
| Jadwal SIM Keliling di Tangerang Selatan Kamis 30 Oktober 2025, Ada 2 Lokasi Simak Syaratnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tangerang/foto/bank/originals/Muhammad-Alwan-kapuskes.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.