Wawancara Eksklusif

Alasan Bandara Soekarno-Hatta Menjadi Pintu Masuk yang Disukai Penyelundup Narkotika

Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, menjadi "destinasi" favorit bagi para penyelundup narkotika.

|
Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Joko Supriyanto
Warta Kota/Yulianto
Kepala Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta,Gatot Sugeng Wibowo 

TRIBUNTANGERANG.COM, TANGERANG - Kepala Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta Gatot Sugeng Wibowo menyebut Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, menjadi "destinasi" favorit bagi para penyelundup narkotika.

Beberapa alasan dibeberkan Gatot sewaktu diwawancarai secara eksklusif oleh Tangerang.Tribunnews.com (Warta Kota Network).

Gatot juga menjabarkan antisipasi yang dilakukan pihaknya untuk menekan angka penyelundupan narkotika ke Tanah Air.

Berikut wawancara eksklusif seri kedua Tangerang.Tribunnews.com (Warta Kota Network) bersama Gatot:

Apakah petugas KPU Bea dan Cukai Tipe C Soekarno-Hatta pernah terkecoh dengan modus penyelundupan narkotika yang disusun pelaku?

Sampai saat ini petugas kami telah menjalankan tugasnya secara profesional dan bertanggung jawab sehingga tidak bisa dikelabui oleh pelaku penyeludupan.

Teman-teman di bidang penindakan dan penyidikan ini kan sudah dilatih bagaimana mengidentifikasi barang seludupan atau mempelajari informasi-informasi yang diperoleh dari aparat penegak hukum di dalam dan luar negeri.

Namun, mengingat bandara Soekarno-Hatta ini merupakan bandara internasional terbesar dan tersibuk di Indonesia, tentu pengawasan dilakukan dengan menggunakan manajemen risiko.

Hal ini berarti pengawasan dilakukan selektif dengan pertimbangan pelayanan prima agar tidak terjadi penumpukan barang impor.

Oleh karena itu kami melakukan upaya lain yakni bekerja sama dengan Drug Enforcement Agency (DEA) dan Customs negara lain baik secara langsung maupun melalui perwakilan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai di negara tersebut.

Ada pertukaran data dan atau informasi, pendidikan dan pelatihan serta bentuk kerja sama lain dalam rangka pemberantasan sindikat narkotika.

Ada pula kerja sama dengan Direktorat Interdiksi Narkotika, Kantor Pusat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam bentuk penguatan pengawasan dari sisi SDM maupun sarana operasi, pertukaran data atau informasi serta sharing knowledge dan trend tangkapan serta modus-modus temuan narkotika terbaru.

Maka dari itu, petugas kami selalu memegang teguh nilai-nilai yang salah satunya adalah integritas dan pengawasan melekat sehingga tidak pernah ditemui petugas yang terlibat dalam upaya penyelundupan narkotika.


Mengapa Bandara Soekarno-Hatta menjadi pintu masuk yang menarik atau disebut sebagai favorit bagi sindikat internasional untuk menyeludupkan narkoba ke Indonesia?

Karena ini bandara intenasional paling besar dengan rute penerbangan paling banyak di Indonesia. Selain itu, lokasi bandara berada di Jabodetabek yang merupakan lokasi strategis untuk transit. Seperti diketahui, permintaan atau kebutuhan narkotika sangat tinggi di DKI Jakarta.

Tentunya ini menjadi tujuan pasar yang sangat menarik bagi para pelaku penyeludupan narkotika, terlebih jalur udara merupakan jalur pengiriman dengan waktu tercepat yang ada sekarang ini.

Selain itu, terdapat beberapa metode yang bervariasi baik melalui barang kiriman maupun barang penumpang yang melalui bandara Soekarno Hatta selain modus-modus yang beraneka ragam yang digunakan.

Apa saja program yang dilakukan pihak Anda untuk menekan angka penyeludupan narkotika khususnya sindikat internasional?

Kami senantiasa meningkatkan pengawasan terhadap upaya penyelundupan narkotika jaringan internasional dengan memperketat setiap lini pengawasan baik di terminal penumpang maupun terminal kargo.

Pengawasan dilakukan dari hulu ke hilir baik pada saat pre-clearance, clearance, dan post-clearance dengan cara penguatan SDM.

Hal itu meliputi tim analis, tim patroli dan operasi serta tim taktis, perbaikan pola pengawasan yang berkesinambungan melalui monitoring dan evaluasi secara rutin.

Kami pun selalu melakukan perbaikan dan peremajaan sarana prasarana pengawasan meliputi alat deteksi dan alat identifikasi narkotika, serta menjalin sinergi yang baik dengan instansi vertikal DJBC dan aparat penegak hukum lain yakni Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam hal koordinasi, pertukaran data ataupun penindakan bersama. (m28)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved