Anak Tewas di Jagakarsa

Analisa Pakar Soal Tulisan 'Puas Bunda Tx for All' di Lokasi Penemuan Empat Anak Tewas di Jagakarsa

Disatu sisi ada hal mencuri perhatian masyarakat atas kasus itu yakni pesan yang tertulis di lantai tempat kejadian perkara.

Editor: Joko Supriyanto
Istimewa
Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Kasus tewasnya empat anak di Jagakarsa, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu menyita perhatian publik.

Bagimana tidak, para korban ditemukan tak bernyawa berada di dalam kamar mandi tanpa menggenakan busana.

Pelakunya diduga merupakan ayahnya sendiri yang saat itu mencoba bunuh diri, namun berhasil selamat.

Disatu sisi ada hal mencuri perhatian masyarakat atas kasus itu yakni pesan yang tertulis di lantai tempat kejadian perkara.

Pesan tersebut bertuliskan 'Puas Bunda Tx for All' 

Dikutip Tribunnews.com, Pakar psikolog forensik Reza Indragiri mencoba menganalisas pesan 'Puas Bunda Tx for All'.

Baca juga: RS Polri Kramat Jati Lakukan Pemeriksaan Histopatologi di Empat Jenazah Anak yang Tewas di Jagakarsa

Menurut dia, ada dua kemuningkinan mengapa pelaku yang juga ayah dari 4 korban ini menuliskan pesan itu.

Pertama, dendam yang sangat memuncah dalam diri pelaku kepada istrinya.

Terlebih lagi, ada informasi yang mengaitkan ada rasa cemburu dalam hubungan pasangan suami istri tersebut.

"Keempat anak yang bernasib malang itu menjadi sasaran revenge," kata dia dalam tayangan Kompas TV yang ditulis Jumat (8/12/2023).

Ia menuturkan, sangat memungkinkan bahwa suami atau pelaku ini marah ingin melampiaskan dendam kepada istrinya tapi kemudian tidak bisa melakukan secara langsung.

Baca juga: RS Polri Kramat Jati Ungkap 4 Jenazah Anak di Jagakarsa Diperkirakan Sudah Lebih Dua Hari Tewas

Sehingga anak-anak menjadi sasaran aksi balas dendam.

"Atau juga yang kedua, kemungkinan yang lain bahwa sang suami merasa kehilangan maka ini saatnya sang istri juga untuk merasakan perasaan kehilangan yang sama," ungkap Reza Indragiri.

Anak kerap kali menjadi korban dalam pertikaian kedua orangtuanya. 

Hal ini dikarenakan posisi anak yang lemah.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved