Museum

Ada Hal Menarik di Museum Kebangkitan Nasional Saat Libur Nataru, Apa Saja? Simak Ulasannya

Museum Kebangkitan Nasional membuat terobosan baru dengan menata area taman sehingga lebih estetik dan instagramable.

Penulis: Nuri Yatul Hikmah | Editor: Joko Supriyanto
Tribun Tangerang/Leonardus Wical Zelena Arga
Museum Kebangkitan Nasional berlokasi di Jalan Abdul Rachman Saleh Nomor 25, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat, Sabtu (5/11/2022). 

TRIBUNTANGERANG.COM, JAKARTA - Mengunjungi museum saat libur Natal dan tahun baru 2024, menjadi salah satu alternatif pilihan bagi anda yang tengah mencari ide destinasi wisata. 

Pasalnya, berkunjung ke museum tidak perlu merogoh kocek yang banyak atau bermacet-macetan di jalan.

Meskipun demikian, pengunjung tetap bisa menikmati destinasi wisata yang edukatif dan tak ketinggalan zaman. 

Di DKI Jakarta misalnya, total ada 64 museum sejarah yang menyuguhkan ragam koleksi dan sarana edukasi interaktif untuk tiap pengunjung yang datang.

Salah satu museum yang memberikan suguhan berbeda saat musim libur Natal dan tahun baru adalah Museum Kebangkitan Nasional yang terletak di Jalan Abdul Rachman Saleh, Senen, Jakarta Pusat.

Di tempat tersebut, pengunjung akan disuguhkan dengan sejarah kedokteran di Indonesia serta potret sekolah STOVIA (School Opleiding van landscheArsten). 

Berbagai replika, ilustrasi, serta koleksi asli dari era pemerintah Hindia Belanda ditampilkan di tempat yang dulunya merupakan saksi lahirnya organisasi Budi Oetomo 1908.

Kini, menyambut pengunjung di musim libur Natal dan tahun baru, Museum Kebangkitan Nasional membuat terobosan baru dengan menata area taman sehingga lebih estetik dan instagramable.

Di mana, ada banyak kerlap kerlip lampu taman berwarna kuning keemasan yang ditata sedemikian rupa di antara pepohonan dan rumput-rumput taman.

Lampu-lampu tersebut bahkan ada yang digantung di tiap ranting pohon bersama payung warna putih.

Walhasil, ada banyak juntaian lampu yang meluruh ke bawah laksana rintik hujan, serta remang-remang ilalang.

Apabila dinyalakan pada malam hari, museum tersebut nampak indah dihiasi oleh muram cahaya lampu.

"Ini sebuah trobosan baru, ketika Museum Kebangkitan Nasional bergabung menjadi unitnya dari museum dan cagar budaya, kami ada program untuk menyambut Natal dan tahun baru," kata Pamong Budaya Museum Kebangitan Nasional, Nur Khozin saat ditemui Warta Kota di lokasi, Selasa (26/12/2023).

"Kita lihat taman, ada instalasi berbentuk seni atau seni media baru, kemudian ada panggung ekspresi, semua komunitas bisa berekspresi di situ dan komunitas lain memberikan apresiasi," lanjutnya.

Pameran Jalur Rempah

Selain itu, Khozin juga menyebut jika spesial di musim libur Nataru, pihaknya menghadirkan sebuah pameran jalur rempah yang kaya akan edukasi interaktif.

Di dalamnya, disuguhkan ragam rempah-rempah berikut sejarah, jalur penyebarannya, serta replika prasasti yang berhubungan dengan hal tersebut.

Bahkan, ada sebuah kapal raksaksa yang mengajak anda untuk berjelajah soal penyebaran rempah-rempah di Indonesia.

"Sampai tanggal 31 Desember nanti, ada pameran jalur rempah yang sangat sayang kalau enggak dinikmati sama masyarakat di Jakarta," ungkap dia.

"Pameran jalur rempah itu, (menunjukkan) bagaimana rempah di Indonesia bisa jadi sarana diplomasi ke depannya di dunia internasional," imbuhnya.

Namun tahukah anda? Dengan suguhan yang nyentrik tersebut, pengunjung hanya perlu merogoh kocek Rp 2.000 untuk dewasa dan Rp 1.000 untuk anak-anak.

Praktis, semua fasilitas serta suguhan yang ada di area museum tersebut bisa dinikmati seluruhnya. 

Untuk reservasi, pengunjung bisa mengunjungi muskitnas.net untuk pendaftaran online. 

Atau anda bisa datang langsung secara offline ke Museum Kebangkitan Nasional. Reservasi itu, tidak perlu menggunakan kartu Jakcard.

"Sampai dengan saat ini di 2023, tiket masuk Kebangkitan Nasional sangat murah sekali dan terjangkau, itu hanya membayar tiket masuk Rp 2.000," kata khozin.

"Dengan tiket masuk itu, pengunjung bisa menikmati beragam pengetahuan khususnya kesejarahan. Pendidikan kedokteran, kemudian dapat bonus pameran jalur rempah," lanjutnya.

Khozin menyebut, Museum Kebangkitan Nasional menarik untuk dikunjungi sebagai destinasi wisata libur Nataru lantaran ada anyak workshop, pameran, pentas musik, hingga talkshow yang dihadirkan.

Adapun pertunjukannya, dibuka hingga 31 Desember 2023 pukul 22.00 WIB.

"Menjadi menarik karena di taun baru 2024 ini, ada penutupan kegiatan jalur rempah yang didalamnya ada beragam aktivasi, baik itu talkshow, workshop, seminar, dan ada pentas musik juga di tanggal 31-nya jelang tahun baru," ungkap Khozin.

"Dan bisa juga menikmati suasana museum yang dulu merupakan sekolah kedokteran. Pengunjung juga akan banyak mendapatkan suasana semangat juang ketika museum ini dijadikan sebagai sebuah sekolah kedokteran," lanjutnya.

Fasilitas Museum Kebangkitan Nasional

Museum Kebangkitan Nasional menyuguhkan fakta perihnya perjuangan bangsa Indonesia sebelum meraih kemerdekannya 17 Agustus 1945.

Pasalnya, sebelum resmi dipatenkan sebagai Museum Kebangkitan Nasional oleh Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin pada 20 Mei 1974, gedung cagar budaya tersebut dulunya merupakan bekas sekolah STOVIA (School Opleiding van landscheArsten). 

Di mana, STOVIA didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk menjadi tempat pendidikan kedokteran kaum bumiputera. 

Selain itu, Museum Kebangkitan Nasional juga menjadi titik lahirnya Budi Oetomo yang menjadi cikal bakal organisasi modern di Indonesia, pada 1908. 

Patauan Wartakotalive.com di lokasi, nampak bangunan museum itu berbentuk persegi panjang yang di tengah-tengahnya ditumbuhi dengan rerumputan serta pepohonan hijau yang rimbun.

Sementara di antara rimbunnya pepohonan tersebut, terdapat satu tugu berwarna hitam yang di atasnya terdapat patung dua kepalan tangan berwarna biru. 

Apabila didekati, di tengah tugu tersebut terdapat tulisan berisi peresmian Museum Kebangkitan Nasional pada 1976 oleh Presiden Republik Indonesia kala itu, Soeharto.

Sementara apabila hendak melihat jantung Museum Kebangkitan Nasional, pengunjung bisa beranjak ke kanan dan kiri dari awal pintu masuk. 

Di bagian kiri museum, terdapat ruang-ruang yang diperuntukkan untuk menyimpan koleksi bertajuk 'titik kebangkitan nasional' di Indonesia.

Di tempat tersebut, sejumlah dokumen, manuskrip, reklame, patung ilustrasi, surat kabar, mesin tik kuno, hingga alur perjuangan kemerdekaan Indonesia tertata rapih dan runut di setiap ruangan yang ada.

Seperti misalnya, potret peta Indonesia raksaksa yang menggambarkan kekayaan alam di Indonesia, reklame kapal layar pinishi yang banyak berkibar bendera-bendera penjajah, hingga buku-buku asli karya penulis Belanda seperti Max Havelaar.

Selain itu, ada pula ruangan-ruangan bersekat yang sengaja diperuntukkan untuk menyimpan patung-patung yang mengilustrasikan perjuangan para pahlawan.

Contohnya, patung Karitini dan wanita pribumi kala belajar di sebuah kelas darurat, ruang kelas STOVIA yang merupakan sekolah kedokteran Bumiputra, serta lukisan-lukisan asli yang menggambarkan pendiri organisasi Budiutomo saat itu Prof. Dr Soetomo, serta potret para pribumi zaman penjajahan.

Sementara apabila masuk lebih jauh ke dalam, ada sejumlah ruangan-ruangan yang menggambarkan ekspedisi rempah bangsa Eropa, hingg gemuruh perlawanan masyarakat lokal.

Ada pula, potret ruang pelopor kebangkitan nasional yang diisi oleh patung-patung wajah mereka, ruang bangkitnya perlawanan pemikiran, ruang kebangkitan kebudayaan, serta ruang kebangkitan teknologi yang dicirikan dengan reklame pesawat ciptaan BJ Habibie.

Sementara apabila menengok ke sisi kanan museum, ada ragam koleksi terkait dengan sejarah pendidikan kedokteran di Indonesia.

Pada bagian kedua ini juga, ada sejumlah alat-alat kesehatan kuno, foto-foto, buku, serta manekin organ-organ tubuh yang dijadikan bahan latihan operasi. 

Selain itu, ada pula satu aula besar yang di dalamnya berisi patung-patung pemuda-pemuda pencetus organisasi Budi Oetomo.

Patung itu disusun rapih bertingkat, seolah menggambarkan kegiatan pada saat merumuskan organisasi tersebut.

Sementara tak jauh dari aula tersebut, ada satu ruangan yang menyuguhkan potret bangsal atau asrama mahasiswa kedokteran STOVIA. 

Di dalamnya ada puluhan ranjang-ranjang lengkap dengan kasur, bantal, guling. Sementara di bagian kolong kasurnya, terdapat satu koper besar yang terbuat dari besi.

Konon, koper itu digunakan para mahasiswa untuk menyimpan alat-alat kedokterannya. 

Menurut Nur Khozin selaku Pamong Budaya Museum Kebangkitan Nasional, asrama tersebut 90 persennya sudah diubah dan disesuaikan sedemikian rupa sehingga terkesan modern.

Namun, ada tiga ranjang asrama mahasiswa STOVIA asli yang disisakan. Ranjang itu di tempatkan di bagian pojok asrama. 

Dia berujar, para mahasiswa yang tinggal di asrama ini, merupakan pemuda yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Seperti Madura, Jawa, Sumatera, dan masih banyak lagi.

Tak heran, jika di tengah-tengah asrama tersebut, ada patung yang mengilustrasikan sejumlah pemuda tengah asik mengobrol.

Khozin mengatakan, keberadaan Museum Kebangkitan Nasional menjadi penting lantaran dia merupakan jendela peristiwa-peristiwa besar yang terjadi di Indonrsia. 

"Karena di sinilah lahirnya peristiwa-peristiwa besar yang memengaruhi arah perjalanan bangsa ini," kata Khozin.

"Sehingga pada awalnya Museum Kebangkitan Nasional 1982 (oleh) Pemda DKI Jakarta, baru ke Kemendikbud dengan narasi besar sejarah pendidikan kedokteran
dan kebangkitan nasional," imbuh dia. 

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved