Tip Kesehatan

Autoimun Jadi Pandemi Masa Kini, Dokter Stevent Sumantri Beri Tip Penanganannya!

Pasca pandemi Covid-19, seringkali tidak disadari oleh penderitanya sehingga terlambat terdeteksi

Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Ikhwana Mutuah Mico
Stevent selaku dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan alergi imunologi ketika menjelaskan soal penyakit auto imun di Tangerang Selatan, Rabu (8/5/2024). 

Laporan Wartawan TribunTangerang.com,  Ikhwana Mutuah Mico


TRIBUNTANGERANG.COM, SERPONG- Dokter spesialis penyakit dalam, Stevent Sumantri menyoroti penyakit autoimun yang kini disebutnya sebagai pandemi masa kini.

Bukan tanpa alasan, autoimun disebut sebagai pandemi masa kini, karena jumlah kasus penyakit autoimun di seluruh dunia termasuk Indonesia mengalami peningkatan drastis.

"Pasca pandemi Covid-19, seringkali tidak disadari oleh penderitanya sehingga terlambat terdeteksi," ucap Stevent di Home Brew Coffee& Eatery, Serpong, Tangerang Selatan, Rabu (8/5/2024).

Penyakit autoimun ini dapat menyerang siapapun tanpa peduli usia atau jenis kelamin. 

Stevent menjelaskan terkait pencegahan ada baiknya konsultasikan ke dokter, apabila kondisi berulang dan menetap dalam waktu yang lama atau lebih dari 6 Minggu.

Baca juga: Mengidap Autoimun, Enzy Storia Khawatir Sulit Hamil Pasca Setahun Menikah dengan Maulana Kasetra

Stevent menegaskan jika setiap orang mengalami gejala yang berbeda-beda, tergantung jenis dan karakteristik penyakit autoimun.

Diketahui, ada lebih dari 150 jenis penyakit autoimun.

Stevent berkata, jika penyakit Autoimun tak segera ditangani bisa berujung komplikasi dan mengganggu kualitas hidup, bahkan berujung pada kematian.

Baca juga: Punya Autoimun, Ashanty Sempat Khawatir Saat Kena Covid Lagi Sepulang dari Turki

Pada kesempatan ini, Stevent mengatakan jika pengobatan untuk autoimun bervariasi, dilihat dari jenis dan tingkat akan dampak fatal penyakitnya. 

"Hal ini dapat meliputi obat-obatan antinflamasi, steroid, munosupresan, dan terapi biologis," ucap Stevent.

Lebih lanjut, Stevent mengatakan jika manajemen gaya hidup bisa berpengaruh dalam mengelola penyakit autoimun, seperti diet seimbang, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup.  (m30)

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved