Pengeroyokan Bos Rental Mobil
Sebelum Tewas Diamuk Massa di Sukolilo Pati, Burhanis Sempat Lapor Kehilangan Mobil ke Polres Jaktim
Sebelum menemukan mobil rentalnya menggunakan GPS, Bos Rental Burhanis (52) ternyata sempat melaporkan kehilangan ke Polres Metro Jakarta Timur.
TRIBUNTANGERANG.COM - Sebelum menemukan mobil rentalnya menggunakan GPS, Bos Rental Burhanis (52) ternyata sempat melaporkan kehilangan ke Polres Metro Jakarta Timur.
Laporan itu dibuat Burhanis (52) pada bulan Februari 2024, tiga bulan lebih sebelum dirinya menemukan sendiri mobil rentalnya yang tak kunjung dikembalikan.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Armunanto Hutahean membenarkan perihal laporan yang diterima atas nama Burhanis.
Pihak kepolisian mengklaim jika laporan tersebut memang tengah dalam proses penyelidikan.
"Betul (ada laporan itu), kita sudah melakukan rangkaian penyelidikan," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Armunanto Hutahean dilansir Tribun-medan.com, Selasa (11/6/2024).
Meski begitu, Armunanto tak merinci sosok penyewa yang dilaporkan, sejak kapan disewa dan dinyatakan hilang hingga sejauh mana penyelidikan yang sudah dilakukan.
Dia hanya menyebut dalam proses penyelidikan itu pihaknya belum mengetahui soal keberadaan mobil tersebut
"(Dalam laporan) menyebut nama terlapor, penyewa, mobil disewa secara bulanan," ucap dia.
Sosok Burhanis
Burhanis alias BH, bos rental mobil tewas dikeroyok sejumlah warga di Pati, Jawa Tengah, Kamis (6/6/2024) lalu.
BH dikeroyok warga karena dituduh mencuri mobil. Pengeroyokan itu terjadi di Desa Sumbersoko, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Padahal, Burhanis bersama tiga rekannya hendak mengambil mobil miliknya sendiri yang disewa dan belum dikembalikan penyewa.
Dikutip dari TribunJateng.com, sebelum meninggal dunia, Burhanis sempat dirawat di rumah sakit.
Namun, Jumat (7/6/2024), ia dinyatakan meninggal dunia.
Jenazah Burhanis dimakamkan di Lemah Mulya, Karawang Timur, Jawa Barat, Sabtu (8/6/2024).
Burhanis sendiri merupakan warga Kelurahan Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Dimakamkan di Pesantren
Meski berstatus warga Kemayoran, jenazah Burhanis dimakamkan di lingkungan salah satu pondok pesantren (Ponpes) Desa Lemahmulya, Majalaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Menurut adik ipar korban, Hariyanto, korban dimakamkan, Sabtu (8/6/2024) dini hari.
Jasad Burhanis dikebumikan di lingkungan Pondok Pesantren Baitul Ulya, Babakan Tamiang, Desa Lemahmulya, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang.
Hariyanto menuturkan, korban dimakamkan di lingkungan Ponpes lantaran anak korban pernah jadi santri di ponpes tersebut.
"Dimakamkan di lingkungan pesantren karena anak Pak Burhanis pernah nyantri. Anak almarhum yang menyarankan agar ayahnya dimakamkan di Karawang saja agar disalati banyak santri. Mudah-mudahan diampuni dosa-dosanya," kata Hari.
Hari menuturkan, ia menjadi orang yang menjemput korban ke Pati setelah dihubungi pihak Polresta Pati.
"Kamis malam, keluarga yang dihubungi pertama kali adalah istri almarhum. Pihak kepolisian mengabarkan, kakak ipar saya meninggal dunia dan keluarga diminta segera hadir ke Pati. Itu kurang lebih (pukul) 23.30 malam. Karena kakak perempuan, tinggalnya di Jakarta, maka kami adik-adiknya di Karawang yang jemput," jelas Hari.
Sesampainya di Pati, barulah keluarga korban mengetahui bahwa Burhanis tewas setelah dipukuli secara brutal oleh sejumlah warga di Sumbersoko.
"Kami lalu menandatangani surat persetujuan autopsi dan mengunggu proses selesai. Waktu itu kami hanya berharap secepatnya jenazah bisa keluar dari rumah sakit dan segera kami bawa pulang untuk dimakamkan," jelas Hari.
Setelah proses autopsi yang selesai sore hari, korban langsung dibawa ke Karawang dan langsung dimakamkan sesampainya di sana.
Pihak keluarga pun berharap polisi bisa mengusut tuntas kasus ini.
"Orang-orang yang menganiaya kakak kami jelas terlihat dalam video yang beredar. Maka kami menuntut kepolisian mengusut tuntas siapa saja yang terlibat. Selain kerugian nyawa, juga ada kerugian material karena mobil kakak saya, Sigra yang dikendarai dari Jakarta, juga sampai dibakar. Di video yang membakar juga terlihat jelas," ucap Hari.
Tidak pelit
Hari menuturkan, korban memang berniat ke Pati untuk mengambil mobil yang disewa karena pihak penyewa sudah tak bisa dihubungi lagi.
"Pihak yang merental sudah tidak ada yang bisa dihubungi. Karena koordinat GPS di Pati, langsung berangkat untuk ambil. Itu yang saya dengar, tapi saya sendiri belum berkomunikasi langsung tentang hal ini dengan kakak (istri Burhanis)," jelas Hari.
Ia juga menceritakan, korban merupakan sosok yang bertanggung jawa di keluarga.
Korban kini meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, di mana ketiganya masih menempuh bangku pendidikan.
"Beliau tanggung jawab pada keluarga. Sekarang anak pertamanya masih kuliah, anak kedua SMA, anak ketiga juga mau masuk SMA. Sebetulnya anaknya empat, tapi satu sudah meninggal. Sekarang anak-anaknya kehilangan sosok ayah penopang keluarga," ucap Hari sambil terisak.
Hari berujar, korban kerap membantu anggota keluarga apabila dimintai bantuan.
Jika ada sanak famili yang perlu bantuan, menurut Hari, kakak iparnya itu tidak pernah pelit untuk memberi bantuan.
(Tribunmedan.com/ Tribunnews.com)
Dapatkan Informasi lain dari TribunTangerang.com via saluran WhatsApp
Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News ya
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.