Jamaah Islamiyah Bubar

Bubarnya Jamaah Islamiyah, Ustaz Abu Mahmudah: Berangkat dari Kejujuran

Ustaz Abu Mahmudah menjawab keraguan publik terkait bubarnya Jamaah Islamiyah yang dianggap terkesan mendadak.

Editor: Joko Supriyanto
Tribunnews/Sigit Ariyanto
Ustadz Abu Mahmudah alias Ustad Arief Siswanto, tokoh senior eks Jamaah Islamiyah atau JI. 

TRIBUNTANGERANG.COM - Ustaz Abu Mahmudah menjawab keraguan publik terkait bubarnya Jamaah Islamiyah yang dianggap terkesan mendadak.

Tokoh Senior Eks Jamaah Islamiyah itu menyampaikan jika bubarnya organisasi JI merupakan sebuah awal kejujuran.

"Tentu bukan hanya sekadar ada kejujuran, tapi berangkat dari kejujuran. Jadi bubarnya ini serius. Waktu nanti yang akan membuktikan, Inshaallah," kata Ustaz Abu Mahmudah dalam wawanca dengan Tribun baru-baru ini.

Abu Mahmudah mengatakan jika bubarnya JI memang membutuhkan proses yang cukup panjang, bahkan juga melibatkan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk Densus 88

"Saat kami di dalam kami berkomunikasi dengan aparat Densus dan Densos. Proses yang sama dilakukan teman-teman lainnya di luar. Setelah saya di luar baru terjalin komunikasi lagi. Kami sampai pada kesimpulan Jamaah Islamiyah harus bubar," katanya,

Tak hanya itu, bubarnya JI juga karena faktor beban hukum, dimana kata Abu Mahmudah dahulu ikut bergabungnya JI karena ingin mendapat nilai tambah kepada Allah SWT.

"Tapi sekarang berdasar UU Antiterorisme, menjadi anggota kalau ada yang jadi saksi saja, maka anak-akan  adik-adik sekalian, sudah bisa dituntut. Nah, ini belum memberikan kemanfaatan, sudah datang bahaya, sudah ada risiko yang sesungguhnya tidak perlu," ujarnya.

Berikut Perjalanan Jamaah Islamiyah hingga memilih bubar

7 Agustus 1949 

SM Kartosoewirjo memproklamasikan Negara Islam Indonesia (NII) di Malangbong, Garut, Jawa Barat. Bersamaan itu terbentuk Tentara Islam Indonesia (TII)

4 juni 1962

SM Kartosoewirjo ditangkap pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat

16 Agustus 1962

SM Kartosoewirjo divonis mati. Eksekusinya dijalankan di sebuah pulau di Teluk Jakarta pada 5 September 1962

1976 

Aktivitas NII/TII di Jawa Barat menggeliat lagi ditandai aksi-aksi berdarah komando jihad, kelompok Warman, kelompok Imran, dan lain-lain.

12 Maret 1977 

Abdullah Sungkar ditahan Laksusda Jawa Tengah, karena mengkampanyekan golput dan dituduh bagian dari NII yang dulu diproklamasikan Kartosoewirjo. 

10 November 1978 

Abdullah Sungkar kembali mendekam di tahanan Laksusda Jawa Tengah atas tuduhan melawan dasar negara dan pemerintahan yang sah. Ia dibebaskan 1982, setahun kemudian ditangkap lagi.

1985 

Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir divonis bersalah, dijatuhi hukuman 9 tahun penjara. Keduanya kemudian lari ke Malaysia. Mereka membangun jaringan dengan kelompok mujahidin Afghanistan. 

1993 

Abdullah Sungkar mendirikan Jamaah Islamiyah dan berlepas dari NII Ajengan Masduki 

1999

Abdullah Sungkar pulang ke Indonesia dan tak lama kemudian meninggal di Bogor, Jawa Barat

2000

Awal dari rentetan aksi pengeboman di Indonesia yang pelakunya kader-kader dan anggota Jamaah Islamiyah
Penangkapan dan penindakan keras ditujukan ke banyak kader dan anggota JI
Abu Bakar Baasyir diangkat jadi Amir Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)  

2006 

Pengadilan memvonis Ustad Zarkasyi dan Abu Dujana, dua pentolan Jamaah Islamiyah, serta menyatakan JI sebagai “korporasi terlarang”

30 Juni 2024 

Jamaah Islamiyah (JI) dinyatakan bubar atau membubarkan diri lewat Deklarasi Sentul yang dibacakan Ustad Abu Rusydan alias Thoriqudin.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved