Respons Ahli Gizi Soal Ucapan Gibran Nasi Bisa Diganti Mi untuk Makan Bergizi Gratis

Hal itu untuk merespons ucapan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka yang mengatakan bahwa nasi bisa diganti dengan sumber karbohidrat lain

Editor: Joseph Wesly
TribunTangerang/Gilbert Sem Sandro
Wapres terpilih, Gibran Raka Buming Raka bersama Pj Wali Kota Tagerang Dr Nurdin saat ujicoba makan siang bergizi gratis di SDN 4 Tangerang Banten. 

TRIBUN TANGERANG.COM, JAKARTA- Dokter spesialis gizi klinis Dr. dr. Inge Permadhi MS, SpGK menjelaskan, penggunaan sumber karbohidrat selain nasi bisa saja boleh dilakukan.

Namun harus dilengkapi dengan lauk pauk, sayur, dan buah-buahan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi anak.

Hal itu untuk merespons ucapan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka yang mengatakan bahwa nasi bisa diganti dengan sumber karbohidrat lain, seperti mi atau olahan jagung untuk menu makan bergizi gratis

"Kalau untuk menggunakan mi atau jagung sebagai pengganti nasi boleh-boleh saja ya. Yang terpenting itu protein, lemak, karbohidrat, dan nutrisi lainnya ada secara seimbang (pada menu makan siang bergizi)," ujar dokter Inge saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/8/2024).

Inge menambahkan, selain mi dan jagung, bisa juga memanfaatkan misoa, bihun, ketela, atau kentang.

"Bihun itu terbuat dari tepung beras. Kemudian ada mi yang komposisinya tidak hanya tepung terigu, tapi juga diperkaya dengan telur. Boleh juga dengan spaghetti (pasta) yang dilengkapi protein dan sayur," imbuh Inge.

Lebih lanjut, dokter gizi yang berpraktik di MRCC Siloam Hospitals Semanggi itu menjelaskan bahwa tidak semua anak bisa mengonsumsi nasi utuh. Ada anak dengan kondisi tertentu, misalnya picky eater atau kesulitan makan nasi utuh. Dengan adanya pilihan selain nasi, semua anak bisa mendapat asupan karbohidrat sebagai sumber energi tubuh.

Baca juga: Di Hadapan Wapres Terpilih, Murid SDN 4 Tangerang Mengeluh Makan Bergizi Gratis Miliknya Ada Sayuran

"Ada anak yang makan nasi itu harus dalam bentuk bubur atau lontong. Mereka nggak bisa makan nasi yang beneran nasi. Jadi, meski banyak anggapan menyebut belum afdol kalau makan itu gak ada nasi, bisa kok karbohidrat digantikan makanan lain," ucap alumni Universitas Indonesia tersebut.

Menggunakan pengganti nasi sebagai sumber karbohidrat dalam program makan siang bergizi gratis, menurut Inge juga baik dalam menyesuaikan kondisi, seperti kenaikan harga beras.

Memberikan sebagai sarana untuk mengenalkan makanan pokok dari daerah lain. Sebagai contoh papeda atau bubur sagu yang merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat Papua dan Maluku.

Sebelumnya, pemanfaatan nasi jagung sempat disinggung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

"Ya di setiap daerah beda-beda ya menunya, mungkin tidak semuanya nasi. Tidak harus setiap hari nasi, mungkin ada mi, ada jagung, enggak apa-apa, enggak masalah," kata Gibran usai memantau uji coba makan bergizi gratis di SDN 4 Tangerang Banten, dilansir dari Kompas.com.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Dapatkan Informasi lain dari Tribuntangerang.com via saluran Whatsapp di sini

Baca berita TribunTangerang.com lainnya di Google News

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved