Pemilihan Paus Baru

Jaga Kerahasiaan Jalannya Konklaf, Vatikan Gunakan Teknologi Pengacak Sinyal

Diketahui ada 133 kardinal yang mengikuti konklaf demi memilih Paus baru. Satu dari 133 kardinal tersebut akan dipilih menjadi Paus baru.

Editor: Joseph Wesly
(Twitter/X Vatican News @VaticanNews)
SINYAL PONSEL DIACAK- Gambar diambil dari Twitter/X Vatican News @VaticanNews, Rabu (7/5/2025). Vatikan gunakan pengacak sinyal untuk menjaga kerahasiaan oemilihan Paus atau konklaf di Kapel Sistina. (Twitter/X Vatican News @VaticanNews) 

TRIBUN TANGERANG.COM, VATIKAN- Demi menjaga kerahasian berjalannya konklaf atau pemilihan Paus yang baru, Vatikan mengupayakan segara cara.

Diketahui sejak Rabu (7/5/2025) Vatikan tengah menggelar konklaf atau pemilihan Paus yang baru pasca Paus Fransiskus wafat.

Diketahui ada 133 kardinal yang mengikuti konklaf demi memilih Paus baru.

Satu dari 133 kardinal tersebut akan dipilih menjadi Paus baru.

Dari 133 peserta konklaf, ada nama uskup agung Indonesia, Kardinal Suharyo.

Kardinal Suharyo berhak dipilih dan memilih dalam konklaf tersebut.

Demi memastikan konklaf berjalan dengan rahasia,  Vatikan menerapkan kebijakan khusus.

Baca juga: Paus Terpilih Diharapkan Mampu Menuntun Umat Katolik di Zaman yang Serba Kompleks

Vatikan mengunakan teknologi tinggi seperti pemblokiran layanan seluler dan pengacau sinyal akan digunakan untuk mencegah kebocoran informasi.

Menurut laporan media Italia ANSA dan penyiar publik RAI, semua layanan telepon seluler akan dimatikan di dalam area konklaf dan akan aktif kembali setelah paus terpilih diumumkan ke publik.

Sinyal akan mulai diputus pada pukul 15.00 waktu setempat, tepat sebelum konklaf dimulai pukul 16.30, The Guardian melaporkan.

Langkah ini diambil untuk mencegah campur tangan atau pengaruh eksternal terhadap proses pemilihan, yang berlangsung di Kapel Sistina, Kota Vatikan.

Meskipun sinyal di dalam konklaf akan diblokir total, layanan seluler tetap tersedia di Lapangan Santo Petrus, tempat ribuan orang biasa berkumpul untuk menyaksikan tanda asap dari cerobong Kapel Sistina.

Baca juga: Kardinal Suharyo Jadi Primadona di Vatikan, Dikerumuni Jurnalis hingga Diminta Warga Berikan Berkat

Juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, menegaskan bahwa para kardinal dilarang membawa ponsel ke dalam area konklaf.

Sejak konklaf terakhir pada 2013 yang memilih Paus Fransiskus, teknologi digital dan media sosial telah berkembang pesat.

Perbedaan antara situasi saat ini dan 12 tahun lalu pun sangat mencolok, di mana kini para kardinal bahkan diketahui membagikan aktivitas mereka di media sosial sebelum konklaf dimulai, menurut laporan ABC News.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved