Ramai Penolakan Revitalisasi SMPN 20 Tangsel, Warga Kini Dukung dengan Syarat 

Revitalisasi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 20 Kota Tangerang Selatan yang sempat menuai penolakan kini mulai menemukan titik terang. 

TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico
SMP 20 TANGSEL - Suasana revitalisasi SMPN 20 Tangsel, Pamulang yang belum kembali dimulai setelah ditolak warga.(TribunTangerang.com - Wartakota Network/Ikhwana Mutuah Mico). 

Ia menyebut telah dua kali melakukan pertemuan resmi dengan pihak kelurahan untuk menyampaikan rencana pembongkaran dan meminta dukungan.

“Memang tidak ada berita acara tertulis, tapi kami sudah sampaikan secara resmi dalam pertemuan, termasuk soal alat berat yang akan masuk lingkungan. Semua sudah kami komunikasikan dengan Pak Lurah dan perangkat wilayah,” kata Frida saat ditemui TribunTangerang.com di kawasan Serpong, Tangsel, dikutip Jumat (16/5/2025).

Frida mengakui bahwa dirinya sempat menerima pesan dari warga yang ingin berdialog, namun karena kesibukan menjelang ujian dan tanggung jawab di dua sekolah, pertemuan belum sempat dilakukan.

Hal itu diakuinya menjadi salah satu celah komunikasi yang perlu diperbaiki.

Menurut Frida, proyek revitalisasi ini sangat penting mengingat keterbatasan ruang belajar di SMPN 20 yang hanya berdiri di atas lahan seluas 2.300 meter persegi, sementara jumlah calon peserta didik terus meningkat setiap tahun.

Kekinian, spanduk penolakan telah dicopot dan rencana dialog bersama warga dijadwalkan berlangsung pada Jumat di aula kelurahan.

“Kami siap duduk bersama warga untuk mendengarkan aspirasi mereka. Ini bukan konflik, hanya miskomunikasi. Kami ingin sekolah ini bisa lebih baik dan bisa menampung lebih banyak anak-anak di lingkungan ini,” kata Frida.

Dari informasi yang diterima TribunTangerang.com, revitalisasi SMPN 20 Tangsel ditargetkan rampung pada Desember tahun ini, sementara proses pengisian gedung baru direncanakan akan dimulai pada kuartal kedua 2026 setelah masa evaluasi kualitas bangunan.

Sebagai informasi, warga Komplek Permata Pamulang, yang tinggal di sekitar SMPN 20 Tangsel menyuarakan kekhawatiran mereka terkait dampak akibat proyek revitalisasi yang sedang berlangsung.

Karena khawatir dampak revitalisasi akan berimbas pada lingkungan sekitar, warga menyatakan penolakan.

Menurut keterangan Ketua RT 02/04, Muhammad Desra Yusuf, salah satu masalah utama yang dikhawatirkan warga adalah meningkatnya jumlah siswa yang dapat berpotensi memperburuk situasi keamanan di lingkungan mereka.

"Karena ini kan berada dekat dengan lingkungan warga nih. Yang pasti kan semakin banyak siswa, maka semakin rame situasinya, maka tingkat kriminalitas semakin tinggi. Termasuk akses masuknya mau seperti apa," kata Desra.

Desra juga mengungkapkan keresahan warga soal penambahan jumlah lantai dan peningkatan kapasitas siswa, menurutnya hal tersebut akan berimbas pada kemacetan lalu lintas dan peningkatan tingkat kriminalitas.

"Semakin banyak siswa, maka semakin ramai. Ini akan meningkatkan risiko kriminalitas, karena kepadatan yang ada di lingkungan kami. Kami takut jika akses masuk dan keluar sekolah tidak dikomunikasikan dengan jelas, hal ini bisa mengganggu kenyamanan dan keamanan lingkungan," kata Desra.

Terlebih lagi, sekolah berdiri di tengah permukiman ini memang berbatasan langsung dengan rumah warga.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved